Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teroris Mati di Jalan Raya, Bukan di Jalan Allah

31 Maret 2021   00:27 Diperbarui: 31 Maret 2021   00:30 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terorisme/Foto: dw.com

 Ya, akulah calon pengganti Kyai Arifin di pesantren tradisional itu. Namun panggilan untuk jihad sudah tiba.

"Insya Allah, Pak. Saya mohon doa," ujarku seraya takzim mencium tangan keriputnya.

Mata Kyai Arifin basah. Upayanya untuk menahanku tetap di pesantren dengan menikahkanku dengan putrinya gagal.

Aku terkesiap. Ya Robbi, kenapa bayang-bayang mereka hadir kembali jelang pertemuanku dengan bidadari impian?

"Toha, itu salah. Bukan begitu cara perjuangan Rasulullah!"

 "Antum bukan mati syahid namanya, Akhi. Mati sangit!"

Kenapa juga si Ikhwan yang sok tau itu ikut-ikutan hadir?

Astaghfirullah. Bayang-bayang itu bergulat seru dalam benak.

Aku sampai lupa dengan suatu benda penting, remote control. Terpaksa aku letakkan tas ransel di trotoar. Mungkin tertinggal di dalam tas.

Aku tarik keluar benda lonjong putih yang bersarung kulit itu. Sekilas bentuknya mirip dompet.

Baca Juga: Wahai Penulis, Ternakkan Idemu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun