Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teroris Mati di Jalan Raya, Bukan di Jalan Allah

31 Maret 2021   00:27 Diperbarui: 31 Maret 2021   00:30 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terorisme/Foto: dw.com

Gantian lima puluh ribuan yang keluar. Ia tersenyum dan lantas berlalu. Tanpa surat tilang.

Aku mendengus.

Gerimis. Titik-titik hujan menimpa kepalaku yang telanjang. Aku mendongak. Tepat di atas kepalaku, rambu lalu-lintas dengan huruf  "S" bersilang.

Ah, sudahlah, toh aku sudah menebus dosa itu pada polisi tadi!

Pukul 16.26 WIB.

Aku menunggu di bawah kaki JPO. Bersama si tua motorku.

Baca Juga: Belajar Memahami ala Jenderal Nagabonar

Jalan raya ibu kota.

Hasrul bergegas turun dari bis kota. Gerimis segera menerpa wajahnya.

Ia bersiul-siul menenteng sebuah ponsel bagus dan menepuk-nepuk saku celana jeans yang memuat segepok uang.

Ia terpaksa begini karena, meskipun sarjana, kampung halamannya tak berkompromi dengan ijazahnya. Ia pun asing dengan cangkul dan arit seperti pekerjaan bapaknya yang buruh tani di sawah orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun