Sayang ibuku keburu wafat pada 1997 saat aku baru menginjak tahun kedua kuliah di Universitas Indonesia (UI). Sementara ayahku berpulang pada 2006.
Aku belum bisa membalas apa-apa untuk segenap jasa kedua orang tuaku, termasuk jasa ibuku sebagai madrasah pertamaku. Meskipun memang takkan pernah terbalas. Terutama untuk segenap jasa besar ibuku sebagai madrasah pertamaku.
Ah, aku teringat sebuah perkataan bijak dalam salah satu buku yang pernah kubaca,"Kasih sayang anak ketika merawat orang tua takkan pernah dapat menebus kasih sayang orang tua terhadap anak. Orang tua merawat anak ketika kecil hingga dewasa tanpa tahu bagaimana akhirnya kelak apakah sang anak akan membalas budinya atau justru mendurhakainya. Sementara anak merawat orang tua dengan sebuah akhir yang diketahuinya bahwa orang tuanya akan wafat di hari tua."
Jadi jelas nilainya sangatlah berbeda. Kasih orang tua sepanjang hayat, kasih anak sepanjang galah.
Itu jelas dan sangat jelas sebagaimana jelasnya, ketika dalam kesendirian dan kangen pada ibu, aku melafalkan dalam hati dan benakku bahwa madrasah itu bernama Ibu.
Jakarta, 6 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H