Hanya saja, idealnya, sebelum Anda kelak tergila-gila menulis, rasa "lapar" menulis harus tercipta dahulu. Ia timbul lewat membaca atau mengalami peristiwa.
Gola Gong, sang novelis Balada Si Roy dan penulis skenario sinetron, "melaparkan" dirinya dengan berkeliling benua Asia dengan mengendarai sepeda hingga menelurkan karya Perjalanan Asia.
Hal itu relevan dengan pesan William Maugham yakni: "Jika tidak ingin membaca, seorang penulis harus melakukan petualangan untuk melahirkan tulisan."
Mari kita ambil saja makna terluasnya, yakni petualangan yang melahirkan pengalaman batin maupun pengalaman fisik.
Jurus ketiga: Menulislah tanpa beban
Menulislah tanpa beban, pesan Kuntowijoyo, salah satu sastrawan favorit saya dengan mahakarya Khotbah di Atas Bukit dan Dilarang Mencintai Bunga.Menurutnya, hanya ada tiga cara untuk menjadi penulis, yaitu dengan menulis, menulis dan menulis. Menulislah seikhlas meludah atau buang hajat.
Seorang Habiburrahman Syaerozy atau Kang Abik juga tidak menyangka jika novel Ayat-Ayat Cinta, yang awalnya diniatkan mengisi waktu luang semasa menjalani pengobatan di rumah sakit, akan laris manis hingga dicetak ulang berkali-kali dalam waktu singkat.
J.K. Rowling yang awalnya hanya seorang janda miskin di Inggris pun tidak pernah bermimpi jika Harry Potter akan mendunia dan melegenda padahal semula ia hanya menuliskan khayalan masa kecilnya. Bahkan awalnya ditulis di atas sebuah tisu restoran karena kepapaannya itu.
Bagaimana jika bingung memilih kata pertama?
Ya, menulis saja. Apa pun itu.