Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tiga Jurus Menulis dari Para Maestro

12 November 2020   21:10 Diperbarui: 15 November 2020   16:30 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Teknik Mengarang karya Mochtar Lubis/Foto: gramho.com

Hanya saja, idealnya, sebelum Anda kelak tergila-gila menulis, rasa "lapar" menulis harus tercipta dahulu. Ia timbul lewat membaca atau mengalami peristiwa.

Gola Gong, sang novelis Balada Si Roy dan penulis skenario sinetron, "melaparkan" dirinya dengan berkeliling benua Asia dengan mengendarai sepeda hingga menelurkan karya Perjalanan Asia.

Hal itu relevan dengan pesan William Maugham yakni: "Jika tidak ingin membaca, seorang penulis harus melakukan petualangan untuk melahirkan tulisan."

Mari kita ambil saja makna terluasnya, yakni petualangan yang melahirkan pengalaman batin maupun pengalaman fisik.

Jurus ketiga: Menulislah tanpa beban
Menulislah tanpa beban, pesan Kuntowijoyo, salah satu sastrawan favorit saya dengan mahakarya Khotbah di Atas Bukit dan Dilarang Mencintai Bunga.

Menurutnya, hanya ada tiga cara untuk menjadi penulis, yaitu dengan menulis, menulis dan menulis. Menulislah seikhlas meludah atau buang hajat.

Seorang Habiburrahman Syaerozy atau Kang Abik juga tidak menyangka jika novel Ayat-Ayat Cinta, yang awalnya diniatkan mengisi waktu luang semasa menjalani pengobatan di rumah sakit, akan laris manis hingga dicetak ulang berkali-kali dalam waktu singkat.

J.K. Rowling yang awalnya hanya seorang janda miskin di Inggris pun tidak pernah bermimpi jika Harry Potter akan mendunia dan melegenda padahal semula ia hanya menuliskan khayalan masa kecilnya. Bahkan awalnya ditulis di atas sebuah tisu restoran karena kepapaannya itu.

Bagaimana jika bingung memilih kata pertama?

Ya, menulis saja. Apa pun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun