Mohon tunggu...
Nurmin Marzuki
Nurmin Marzuki Mohon Tunggu... Guru - Write With Heart

MERANGKAI KATA DENGAN HATI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fiksi: Kastil Hijau

19 April 2022   17:58 Diperbarui: 19 April 2022   18:30 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ok, Bu dan Pa, aku pulang dulu nanti aku dicari nenekku, karena dari tadi aku keluar menghirup udara pagi". Melihat jam tangannya.

"Nanti aku ke sini lagi ingin kuceritakan ini kepada warga bahwa kalian bukanlah raksasa yang mendiami kastil ini agar warga tidak mengasingkan kalian". Izin pamit. Meninggalkan kastil dengan rasa lega.

Keesokan harinya, Mirna membawa para warga ke Kastil Hijau itu ada yang tidak mau ke sana takut nanti tidak kembali, tapi lebih banyak yang ingin melihat wujud yang tinggal di rumah tua itu. Mirna yang duluan masuk ke rumah itu melalui pintu kecil yang tempatnya pertama kali masuk. Dan mencari orang tua Si Hijau. Mirna melihat lagi santai di ruang tengah. Mirna mengajak mereka untuk keluar ingin membuktikan bahwa mereka manusia-manusia normal.

Pintu gerbang utama dibuka perlahan-lahan, para warga antara takut, heran, kaget karena pintu itu berderit sangat keras. Di balik pintu keluarlah keluarga Si Hijau dan Mirna, para warga akhirnya melihat langsung wajah-wajah mereka. mereka berwajah  putih-putih dan bersih-bersih tidak pernah dikena matahari bertahun-tahun lamanya serta anaknya yang sangat tampan. Warga  terpukau melihat keluarga kastil tua itu. Akhir cerita, keluarga Kastil Hijau hidup berbahagia di tengah-tengah warga yang ada di sekitar kastil. Warga pun tidak takut lagi dengan kastil itu, warga menikmati suasana kastil dengan penuh suka cita. Dan Mirna pulang ke kota di antar nenek dan Si Hijau bersama kedua orang tua Si Hijau ke terminal bis. Mereka pun saling salam dan Mirna naik ke bis.

"Sampai jumpa Nek, Ibu, Bapak, Hijau, terima kasih atas kebersamaan selama ini". Mirna melambaikan tangan kepada orang-orang yang disayanginya.

"Sama-sama, Mir, jangan lupa telepon kalau sudah tiba di kota ya, Mir, dan hati-hati di perjalanan,". SI Hijau melambaikan tangannya.

"Iya, da.....da.... da..... semua". Mirna masih terus melambaikan tangannya sampai bis itu meninggalkan desa tercinta yang penuh kenangan dan petualangan yang tak terlupakan.

****

Nur_Gemini76

                                     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun