"Aku, yang ditanya Bang". Mirna menunjuk dirinya.
"Iya, Dek".
"Aku hanya menikmati udara pagi hari di sekitar sini saja, bagaimana, Bang!,
"Dek, bisa menikmati suasana kampong ini, tapi jangan ke rumah tua sana, Dek".
Abang itu menunjuk rumah tua yang ada diperbukitan yang hanya tinggal 100 meter jarak rumah tua itu dengan tempat Mirna berdiri.
"Memang, ada apa Bang di sana?".
"Di sana ada raksasa besar yang dikurung, tinggal bersama kedua orang tuanya yang berwujud manusia sedangkan anaknya berwujud raksasa". Abang bercerita dengan seriusnya Mirna mendengar cerita Abang itu.
"Benarkah cerita itu, Bang?, aku tidak percaya, Bang, masih adakah mitos seperti itu di sini. Apakah warga pernah melihatnya.
"Dek, orang di sini hanya melihat orang tuanya kalau ke pasar membeli kebutuhan rumah, tapi anaknya tidak pernah lihat, cerita anak raksasa itu diceritakan dari mulut ke mulut  dari zaman dulu dan tidak pernah melihat langsung".
"Oh, begitu, Bang".
"Iya, aku pulang, Dek, hati-hati saja atau  balik sama-sama abang saja".