Mohon tunggu...
Nurmin Marzuki
Nurmin Marzuki Mohon Tunggu... Guru - Write With Heart

MERANGKAI KATA DENGAN HATI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fiksi: Kastil Hijau

19 April 2022   17:58 Diperbarui: 19 April 2022   18:30 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak, Bang, aku ingin menghirup udara pagi, terima kasih ya, Bang"

"Iya, sama-sama, Dek. Si Abang berlalu meninggalkan Mirna dengan terburu-buru.

Mirna penasaran dengan cerita Abang tadi, maka Mirna mencoba menyusuri lorong-lorong menuju ke Kastil Hijau itu, tanpa Mirna sadari, ia sudah di depan pintu gerbang kastil. Mirna melihat pintu gerbangnya tidak terkunci, ia coba masuk dengan langkah perlahan-lahan, Mirna melihat ke kiri ke kanan tidak ditemukan orang di sekitar rumah tua itu. Mirna mencoba mengelilingi rumah tua itu, ia melihat ada pintu kecil yang terbuka pintunya, ia coba masuk, begitu gelap suasananya, bukannya Mirna meninggalkan rumah tua itu malah ia nekad untuk masuk lebih dalam lagi. Ia terobsesi ingin melihat langsung adakah raksasa yang hidup di rumah tua ini?

Mirna menuruni anak tangga itu perlahan-lahan. Ia berhenti sejenak. Ia mendengar suara yang melengking ke seluruh ruangan dan bergetar anak tangga yang diinjak Mirna.

"Ibu......Ibu......Ibu...., keluarkan aku dari ruangan ini. Suara itu jelas sekali menyebut ibunya.

"Nak, kau tidak akan keluar dari situ sampai kau berubah, kalau masih seperti itu kau akan menyakiti manusia". Suara perempuan itu dari bawah tangga tempat Mirna menginjakkan kakinya.

"Ibu.....aku tidak akan melukai manusia, aku sesak di sini Ibu, aku tidak bisa bernafas di tempat ini Ibu". Suara itu tersedu-sedu menangis.

"Ibu akan mengeluarkanmu dari ruangan itu, tapi tenangkanlah dirimu, Nak, Insya Allh ibu akan mengeluarkanmu bila kau sudah tenang dan tidak teriak-teriak lagi.

Mirna tidak mendengar lagi suara yang menggema tadi dan suara perempuan itu hilang. Mirna tambah penasaran berarti ada manusia di rumah tua ini, ia melangkahkan kakinya lagi menuruni anak tangga yang terakhir. Mirna melirik ke kiri kanan, tapi tidak ditemukan orang yang ada di ruangan besar itu. Mirna mulai merinding, ia ingin berlalu dari rumah tua itu, tapi ia mendengar bisikan untuk mendekati kurungan beruapa jeruji besi yang besar seperti lengan manusia tebalnya.

"Kemarilah, mendekatlah". Suara itu berulang-ulang didengar Mirna.  Dia bagai terhipnotis mengikuti saja suara itu, ketika Mirna mendekati kurungan, ia terperanjat dan berteriak karena ia berpapasan mata dengan raksasa di dalam kurungan.

"Ra.....ra.......k......sa.........sa". Terbata-bata Mirna mengucapkan kata tersebut dan akhirnya jatuh pingsan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun