Malam ini, malam yang menyeramkan, aku tidak berusaha membangunkan mamaku yang terlelap tidur. Aku masih membayangkan bayangan tanpa wujud itu ingin membawaku. Aku menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan aku mulai membuka Al-Qur'an dan mengaji sampai pagi aku lakukan untuk menghilangkan bayangan tersebut.
Mamaku terbangun dan melihat aku masih mengaji.
"Nak, kau tidak tidur?"
"Aku sudah bangun, Ma."
"Nak, kau didatangi lagi oleh bayangan itu?"
"Iya, Ma, malah dalam mimpiku aku diangkat dan membawaku, syukur alhamdulillah tidak putus-putus kuberzikir dan akhirnya bayangan itu berlalu, Ma."
"Mengapa, Nak tidak bangunkan Mama?"
"Bagaimana mau membangunkan Mama, aku saja Ma, tidak bisa bergerak seperti ditotok seluruh tubuh".
"Kalau begitu, mengapa kau tidak teriak, Nak?"
"Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku, tiba-tiba saja aku tidak bisa berkata-kata."
"Syukurlah, Nak, kau bisa mengatasi semua ini, kau memang anak pemberani." Mamaku menepuk-nepuk pundakku dan berlalu.