Malam ini aku tidur di kamarku seorang diri, biasanya aku seranjang dengan adikku sejak adikku kuliah di salah satu universitas yang ada di Kendari. Seperti malam-malam biasanya sebelum aku tidur kubaca surat pendek yang terdapat pada pembuka surat yang terdapat Al-Qur'an Surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan pembacaan surat yang terdapat dalam juz 30 di Al-Qur'an adalah surat Al-Ikhlas, surat An-Nass, surat Al-Falaq, Ayat Kursi, dan baca doa tidur lalu aku tepuk-tepuk bantal. Malam ini tidak kulakukan, aku langsung rebahkan tubuhku di ranjang, aku lelah sekali hari ini, aku sibuk membantu ibu membuat roti yang akan dijual keliling di tetangga. Belum lama aku rebahkan tubuhku dan sayup-sayup mataku mulai terpejam. Tiba-tiba kulihat sesosok yang tak berwujud, yang tak jelas wajahnya hanya bayangan putih atau hitam tidak terlihat baju yang dikenakan menghampiri diriku, aku mencoba membuka mataku tapi aku tak bisa, kuberusaha sekuat tenagaku untuk membuka mataku namun tidak bisa, sementara sesosok tanpa wujud mulai mendekat lagi, kuberusaha menggerakan anggota badanku masih juga kaku tak dapat bergerak, aku ingin teriak tapi mulutku terkunci tak mampu berteriak.
"Ma, tolong aku!" aku mencoba memanggil mamaku tapi tidak ada mamaku di sekitar sini. Aku mulai merinding wajah tak berwujud itu mulai mendekat.
"Ya Allah, tolonglah hamba-Mu, bukalah mataku Ya Allah." Aku berdoa dalam hati. Tidak lama aku ucapkan kata 'Allah' mataku mulai terbuka perlahan-lahan.
"Terima kasih ya Allah, aku tidak lagi ketindisan oleh makhluk tak berwujud." Aku mengatakan dalam hati, aku balik bantalku, kata orang kalau kita ketindisan maka bantal dibalik  serta meniup bantal dengan surat-surat pendek di dalam juz 30 Al-Quran, ayat kursi, dan doa tidur agar kita dijauhkan dari setan. Namun aku tak dapat membaca surat-surat pendek hanya doa tidur karena aku diserang ngantuk yang tak tertahan lagi kelopak mata mulai redup. Belum cukup 5 menit aku tertidur datang lagi bayangan itu, aku mulai merinding, aku berusaha untuk membuka mataku.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar." Tiga kali kuucapkan bayangan itu pergi, aku pun lari ke kamar adikku yang laki-laki. Adekku pun kaget ketika aku masuk ke kamarnya yang kebetulan tidak terkunci pintu kamarnya.
"Apa-apaan sih, Kak Nur, mengapa kau ke kamarku tengah malam?"
"Dek, aku tidur di sini, ya, soalnya aku ketindisan di kamarku biar aku sudah baca doa tidur masih aku ketindisan."
"Oke, Kak Nur." Adikku menggeser badannya ke pinggir ranjang. Aku pun tidur dengan pulas.
Keesokan harinya, aku menjalani aktivitas membantu mamaku meramu bumbu roti, mamaku yang lanjutkan untuk membakar roti di pemanggang roti, itulah rutinitas yang aku kerjakan setiap pagi hingga menjelang Maghrib.
"Ah, malam mulai menyapa lagi."aku mulai merasa takut, jam di dinding kamarku telah berdentang 11 kali itu artinya sekarang sudah pukul 23.00 wita, aku belum dapat juga menutup mata, aku takut kalau aku tutup mata bayangan tak berwujud itu akan muncul lagi di hadapanku. Aku coba menenangkan diri mengambil air wudhu di kamar mandi kemudian aku masuk kamarku dan mengambil Al-Qur'an yang ada di atas mejaku, aku duduk di meja belajarku dan aku mulai mengaji dengan suara yang lirih, aku tak ingin mengganggu keluargaku yang lagi tidur. Setelah beberapa ayat kumengaji mulai menguap 3X, aku pun tutup Al-Qur'anku, aku letakkan begitu saja di atas meja. Aku menuju ke ranjangku dan mulai berdoa dan kutepuk-tepuk bantalku 3X dan meniupnya ke bantalku bacaan surat pendek tersebut.
"Semoga malam ini tidak datang bayangan tak berwujud." Batinku berkata. Belum lama aku berkata datang lagi bayangan tak berwujud masuk melalui plapon rumah, aku mulai merasakan takut, kucoba untuk teriak memanggil orang rumah, aku tidak bisa berucap, badanku mulai tidak bisa digerakkan, seluruh tubuhku kaku, sementara bayangan itu sudah mulai dekat menghampiriku. Aku pun berusaha sekuat tenaga untuk membuka kelopak mata ini agar bangun namun tak bisa.
"Ya Allah, bangunkanlah diriku, jangan kau tunjukkan wajah yang tak berwujud itu padaku." Aku mengucapkan zikir kepada Allah berkali-kali. Aku mulai merasa mengangkat badanku.
"Aku harus buka mataku, aku tak mau dibawa oleh bayangan tak berwujud. Dan akhirnya mataku mulai terbuka tapi tanganku kulihat sudah terangkat ingin meraih sesuatu, keringatku mulai bercucuran membasahi bajuku. Aku berlari lagi ke kamar adikku, mengetuk pintunya perlahan-lahan.
"Adikku, tolong buka pintunya Dek, aku mau tidur denganmu, cepatlah Dek, aku mau masuk." Kataku berulang kali, kudengar langkah  adikku menuju ke pintu dan membukakan pintu.
"Kakak, mengapa setiap malam harus ke kamarku? Apa kakak ketindisan lagi? Kakak lupa lagi baca doa?" Aku mau menjelaskan adikku ternyata langsung ngorok. Aku pun tertidur didekat adikku laki-laki yang bawel.
Keesokan paginya adikku memberitahu mama.
"Ma, Kak Nur sudah  dua malam tidur di kamarku alasannya kata kakak ketindisan setan." Aku hanya menunduk.
"Kakak, betulkah kata adikmu, kakak tidak baca doa sebelum tidur?"
"Ma, aku sudah baca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, An-Nass, Al- Falaq, ayat Kursi, dan doa tidur, malah semalam aku mengaji sebelum tidur tapi tetap saja bayangan itu menghampiriku dan seolah-olah badanku terangkat."
"Tidak perlu takut, Nak, kalau kita zikir kepada Allah swt semua ketakutan itu akan hilang."
"Iya, Ma, insya Allah, aku akan berusaha melawan bayangan tak brrwujud dengan zikir di malam hari sebelum atau sesudah tidur."
Adikku sudah ke sekolah dan aku membantu ibu membuat roti yang akan dijual keliling ke tetangga-tetangga.
Malam ketiga, malam Jum'at seperti biasa selesai sholat Maghrib aku mengaji membuka surat Yasin kemudian dilanjutkan dengan tadarrus Al-Qur'an. Semua rutinitas kulakukan sejak aku belum sekolah sampai aku dan adik-adikku harus mencari ustadz mengaji agar aku dan adik-adikku dapat mengaji.
Malam ini, mamaku dan adik laki-lakiku yang bawel sudah masuk kamar, aku sendiri yang belum tidur lagi nonton film India kesukaanku. Aku melihat mamaku keluar dari kamar dan duduk menghampiriku.
"Nak, sebelum tidur jangan lupa baca doa."
" Iya, Ma, bolehkah aku tidur di kamar mama."
"Iya, Nak, jangan larut malam tidurnya." Mamaku berlalu meninggalkan diriku, aku pun larut dalam film India kesukaanku. Aku mulai menguap, aku masuk di kamar mamaku karena aku tak ingin mengganggu adikku setiap malam aku harus membangunkan adikku yang lagi nyenyak tidur.
Sebelum tidur kubaca beberapa surat pendek yang terdapat dalam Al-Qur'an dan membaca ayat kursi serta doa sebelum tidur. Mata perlahan-lahan mulai tertutup dan aku pun mulai terbuai mimpi. Dalam mimpi aku bertemu lagi dengan sesosok bayangan tanpa wujud, perasaan takut mulai menghampiri diriku, aku berusaha bangun dari tidurku, tapi aku tak bisa bergerak seolah-olah seluruh anggota badanku tertotok, kucoba teriak memanggil mamaku, suaraku tak keluar. Sesosok bayangan tanpa wujud perlahan-lahan mulai menari-nari di atas kepalaku dan duduk di sampingku, aku tak lihat jelas wajah dibalik jubah panjangnya, sekuat tenagaku berusaha agar aku bangun dari mimpi yang menyeramkan, aku terus menyebut nama Allah swt namun zikir yang kuungkapkan tak bisa diucapkan hanya tertahan dalam kalbu. Tiba-tiba sesosok bayangan tanpa wajah itu perlahan-lahan mengangkatku, aku berusaha memberontak dan membuka mataku tapi mataku begitu berat untuk membuka kelopak mata ini.
"Ya Allah, apa yang terjadi padaku, Ya Allah tolong aku, Mengapa aku diangkat oleh sesosok bayangan tanpa rupa, aku mau dibawa di mana? Aku bertanya-tanya di dalam hati.
"Wahai bayangan, engkau bawa aku ke mana?" Aku beranikan diri bertanya pada sosok bayangan tanpa rupa." Bayangan tanpa wajah hanya diam, aku berusaha menyebut-nyebut nama 'Allah' agar aku dilepaskan.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar." Bayangan itu terus membawaku, aku akan dibawa di mana?.
Kubaca surat Al-Ikhlas, kubaca surat An-Nass, kubaca ayat kursi. Sebelum aku selesaikan membaca ayat Kursi tiba-tiba bayangan itu menghempaskan diriku di ranjang mamaku, dan bayangan itu pergi berlalu dengan cepat kilat bagai angin yang tak terlihat. Aku terbangun dari mimpi, badanku terasa sakit, tanganku juga kesemutan. Aku melap keringatku dengan sarungku, aku melihat ke kanan dan ke kiri tidak ada apa-apa, aku masih di tempat tidur mamaku.
Ya Allah, Â kubersyukur telah membangunkan aku sebelum bayangan itu pergi membawaku entah ke mana mau dibawa diriku? Aku berkata dalam hati.
Malam ini, malam yang menyeramkan, aku tidak berusaha membangunkan mamaku yang terlelap tidur. Aku masih membayangkan bayangan tanpa wujud itu ingin membawaku. Aku menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan aku mulai membuka Al-Qur'an dan mengaji sampai pagi aku lakukan untuk menghilangkan bayangan tersebut.
Mamaku terbangun dan melihat aku masih mengaji.
"Nak, kau tidak tidur?"
"Aku sudah bangun, Ma."
"Nak, kau didatangi lagi oleh bayangan itu?"
"Iya, Ma, malah dalam mimpiku aku diangkat dan membawaku, syukur alhamdulillah tidak putus-putus kuberzikir dan akhirnya bayangan itu berlalu, Ma."
"Mengapa, Nak tidak bangunkan Mama?"
"Bagaimana mau membangunkan Mama, aku saja Ma, tidak bisa bergerak seperti ditotok seluruh tubuh".
"Kalau begitu, mengapa kau tidak teriak, Nak?"
"Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku, tiba-tiba saja aku tidak bisa berkata-kata."
"Syukurlah, Nak, kau bisa mengatasi semua ini, kau memang anak pemberani." Mamaku menepuk-nepuk pundakku dan berlalu.
"Mama mau ambil air wudhu dulu, apakah Nak, sudah sholat subuh?"
"Sudah, Ma."
"Kalau sudah selesai mengajinya bantu mama di dapur."
"Iya, Ma, aku selesaikan mengajiku baru aku ke dapur." Aku cepat-cepat mengaji dan melipat mukenaku. Aku pun menuju ke dapur mempersiapkan bahan-bajan pembuatan roti.
Malam-malam itu kulalui dengan mengaji dan mengaji. Akhirnya bayangan tanpa sosok itu hilang perlahan-lahan dan tak pernah lagi hadir untuk  menakutiku.
"Ya Allah, aku berterima kasih, engkau telah memberikan aku keselamatan dari sosok bayangan yang tak berwujud." Berkali-kali kuucapkan syukur karena aku diberi keselamatan dan kesehatan untuk selalu mengingat Allah swt di mana pun kita berada.
Sumber: Cerpen " Mimpi" Karya Nurmin dalam Kumcer "Cinta Kedua dan 18 Cerpen Lainnya" Penerbit Lingkar Antarnusa
*** Â Â ****** Â ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI