Mohon tunggu...
Nurmin Marzuki
Nurmin Marzuki Mohon Tunggu... Guru - Write With Heart

MERANGKAI KATA DENGAN HATI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen_Mimpi

15 April 2022   08:48 Diperbarui: 19 April 2022   18:03 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Cover Penerbit Lingkar Antarnusa

Malam ketiga, malam Jum'at seperti biasa selesai sholat Maghrib aku mengaji membuka surat Yasin kemudian dilanjutkan dengan tadarrus Al-Qur'an. Semua rutinitas kulakukan sejak aku belum sekolah sampai aku dan adik-adikku harus mencari ustadz mengaji agar aku dan adik-adikku dapat mengaji.

Malam ini, mamaku dan adik laki-lakiku yang bawel sudah masuk kamar, aku sendiri yang belum tidur lagi nonton film India kesukaanku. Aku melihat mamaku keluar dari kamar dan duduk menghampiriku.

"Nak, sebelum tidur jangan lupa baca doa."

" Iya, Ma, bolehkah aku tidur di kamar mama."

"Iya, Nak, jangan larut malam tidurnya." Mamaku berlalu meninggalkan diriku, aku pun larut dalam film India kesukaanku. Aku mulai menguap, aku masuk di kamar mamaku karena aku tak ingin mengganggu adikku setiap malam aku harus membangunkan adikku yang lagi nyenyak tidur.

Sebelum tidur kubaca beberapa surat pendek yang terdapat dalam Al-Qur'an dan membaca ayat kursi serta doa sebelum tidur. Mata perlahan-lahan mulai tertutup dan aku pun mulai terbuai mimpi. Dalam mimpi aku bertemu lagi dengan sesosok bayangan tanpa wujud, perasaan takut mulai menghampiri diriku, aku berusaha bangun dari tidurku, tapi aku tak bisa bergerak seolah-olah seluruh anggota badanku tertotok, kucoba teriak memanggil mamaku, suaraku tak keluar. Sesosok bayangan tanpa wujud perlahan-lahan mulai menari-nari di atas kepalaku dan duduk di sampingku, aku tak lihat jelas wajah dibalik jubah panjangnya, sekuat tenagaku berusaha agar aku bangun dari mimpi yang menyeramkan, aku terus menyebut nama Allah swt namun zikir yang kuungkapkan tak bisa diucapkan hanya tertahan dalam kalbu. Tiba-tiba sesosok bayangan tanpa wajah itu perlahan-lahan mengangkatku, aku berusaha memberontak dan membuka mataku tapi mataku begitu berat untuk membuka kelopak mata ini.

"Ya Allah, apa yang terjadi padaku, Ya Allah tolong aku, Mengapa aku diangkat oleh sesosok bayangan tanpa rupa, aku mau dibawa di mana? Aku bertanya-tanya di dalam hati.

"Wahai bayangan, engkau bawa aku ke mana?" Aku beranikan diri bertanya pada sosok bayangan tanpa rupa." Bayangan tanpa wajah hanya diam, aku berusaha menyebut-nyebut nama 'Allah' agar aku dilepaskan.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar." Bayangan itu terus membawaku, aku akan dibawa di mana?.

Kubaca surat Al-Ikhlas, kubaca surat An-Nass, kubaca ayat kursi. Sebelum aku selesaikan membaca ayat Kursi tiba-tiba bayangan itu menghempaskan diriku di ranjang mamaku, dan bayangan itu pergi berlalu dengan cepat kilat bagai angin yang tak terlihat. Aku terbangun dari mimpi, badanku terasa sakit, tanganku juga kesemutan. Aku melap keringatku dengan sarungku, aku melihat ke kanan dan ke kiri tidak ada apa-apa, aku masih di tempat tidur mamaku.

Ya Allah,  kubersyukur telah membangunkan aku sebelum bayangan itu pergi membawaku entah ke mana mau dibawa diriku? Aku berkata dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun