tersebut yang nantinya akan dinikahkan setelah akil baligh dengan ceti pandai yang telah
memperbaiki perahu rusak dahulu sebagaimana janji yang ada pada titah raja. Semakin
banyaknya orang pada wilayah tersebut membuat Sri Maharaja, ceti pandai dan orang orang
setempat bermufakat hendak mencari tempat untuk pindah serta mendirikan taratak baru yang
nantinya akan menjadi dusun, dusun-dusun itu berkembang menjadi kota dan menjadi Nagari.
pembagiannya sebagai berikut ini:
1. Anak dari istri sebagai “harimau campo” beserta orang-orang yang bersumur di luhak
Agam turun kebalik Gunung Merapi, mencari dusun dan tempat tinggal. Mereka
bergaul dengan orang-orang ada di situ, tempat tersebut dinamakan luhak Agam.
2. Kemudian anak dari istri sebagai “ kambing hutan” beserta suaminya dan lima puluh
orang pengikutnya berpindah arah ke Hilir ke balik gunung Sago di antara lima puluh