"Siapp...", sahut teman-teman serentak.
"Bismillahiladzi la yadhuru ma'asmihi syai'un fil ardhi wala fii sama' wahuwassami'ul 'alim", ucap mereka berdoa bersama-sama.
Seiring perjalanan yang semakin jauh, semakin lebat pula hutan yang mereka jelajahi. Tiba-tiba, Ibra kebelet pipis. Ibra kemudian menyampaikan kepada teman-teman bahwa ia ingin turun untuk buang air ke sungai yang ia lihat tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.
"Oh iya.., itu ada sungai, tapi kamu hati-hati ya., kita akan menunggu di sini", ucap Adhin memberi aba-aba.
"Oke.., teman-teman tunggu di sini aja!", ujar Ibra merespon pesan Adhin sekaligus berpesan pada teman-teman.
Saat Ibra mulai sampai di tepi sungai, tiba-tiba ia melihat sosok hitam panjang dan besar seperti ular yang ada di tengah-tengah sungai. Langsung saja Ibra berteriak keras, "Ular... di sini ada ular raksasa..", Ibra berlari kencang kembali menuju ke tempat teman-temannya menunggu. Sampai di sana Ibra mengatakan bahwa barusan ia melihat ular raksasa di tengah sungai dan kemudian mengajak teman-temannya berlari. Ibra dan teman-teman pun berlari mencari tempat berlindung. Sampailah mereka ke mulut gua yang ada di tengah hutan.
"Ayo masuk, biar kita ndak dimakan ular raksasa!", ajak Ibra kepada teman-temannya. Merekapun masuk ke dalam gua dan bersembunyi di balik batu yang besar.
"Mana ularnya..?", tanya Varo penasaran.
"Sssstt.., jangan berisik, nanti kita ketahuan lho sama ularnya", sahut Zia mencoba membuat suasana tenang. Semua terdiam, tak bersuara dan tak bergerak.
Di tengah-tengah suasana kesunyian, tiba-tiba terdengar suara keras sekali, "Duuutttttt...dutt dutt..", Ibra kentut dan langsung mengagetkan mereka semua.
"Hahaha..., Ibra ini,, kentut sembarangan..", gertak Zia sambil ketawa dan menutupi hidungnya. Semua teman pun menahan tawa dan nafas.