Mohon tunggu...
Nur Khovivatul Mukorrobah
Nur Khovivatul Mukorrobah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Airlangga

Saya memiliki minat besar dalam menulis dan berkarir di bidang media kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengulik Sajak Kumpulan Puisi "Aku Ini Binatang Jalang" Karya Chairil Anwar

21 Desember 2023   13:24 Diperbarui: 21 Desember 2023   13:29 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MENGULIK SAJAK SAJAK KUMPULAN PUISI "AKU INI BINATANG JALANG" KARYA CHAIRIL ANWAR

Oleh: Ferry Fajar Nugroho (122221071) 

Karya sastra merupakan wujud permainan kata-kata pengarang yang berisi 

maksud tertentu, yang akan disampaikan kepada penikmat sastra. Karya sastra 

adalah wacana yang khas yang di dalam ekspresinya menggunakan bahasa dengan 

memanfaatkan segala kemungkinan yang tersedia. Disisi lain, karya sastra adalah suatu hasil pemikiran khas yang di miliki oleh seorang pengarang yang mempunyai tujuan. Dalam hal ini, setiap penulis memiliki cara dalam mengekspresikan gambaran untuk menyampaikan maksud dari karya sastra itu sendiri bagi pembaca dengan menggunakan bahasa yang khas.

Bahasa menjadi media utama untuk mengekspresikan pendapat sastrawan untuk menyampaikan berbagai gagasan kepada pembaca. Bahasa memang berperan penting dalam karya sastra guna menciptakan makna dalam rangka mencapai efek estetis. Adapun macam-macam jenis dari karya sastra meliputi prosa, drama, dan puisi. Dari ketiga jenis tersebut baik prosa, drama, maupun puisi memiliki ciri khas masing-masing. Prosa adalah 

suatu karya sastra yang memiliki ciri khas pada cerita. Ciri khas drama adalah memiliki dialog yang menarik untuk disampaikan kepada penikmat sastra, sedangkan ciri khas puisi adalah memiliki penggunaan bahasa yang mampu menghasilkan estetis (seni dan keindahan). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang memiliki perbedaan dengan prosa dan drama dari segi penggunaan bahasa yang mampu menghasilkan estetis. 

Puisi sebagai hasil upaya manusia untuk menciptakan dunia kecil dan sepele dalam kata, yang bisa dimanfaatkan untuk membayangkan, memahami, dan menghayati dunia yang lebih besar dan lebih dalam. Bagi setiap pengarang menulis puisi itu menggunakan ekspresi perasaannya sehingga bahasa yang digunakan maknanya bisa berbeda. Setiap puisi yang dibuat oleh penyair makna dan arti yang terkandung di dalamnya tidak diketahui secara implisit. Puisi sebagai bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif menggunakan bahasa pilihan. Puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama sebagai rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.

Bahasa puisi berperasaan dan subjektif, puisi penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala pribadinya, pikirannya, perasaannya, kemauannya, dan lain sebagaianya. Fungsi estetik puisi dominan dan didalamnya ada unsur-unsur estetikanya. Unsur-unsur keindahan sebagai unsur kepuitisannya, misalnya persajakan, diksi, irama, dan gaya bahasanya. Puisi sebagai bentuk komunikasi, di antara beberapa bentuk komunikasi yang lain. Dalam komunikasi yang melibatkan unsur pengirim pesan, medium, dan penerima. Dalam hubungannya dengan puisi, pengirim adalah penyair, pesan adalah pengalaman yang hendak disampaikan, sedang mediumnya adalah bahasa dan penerimanya adalah pembaca (Damono dalam Saini, 1993:140).

Pengertian Kumpulan Puisi "Aku Ini Binatang Jalang"

Penggemar puisi pasti sudah tak asing lagi dengan kalimat "aku ini binatang jalang" yang menyeruak dari benak indah sang penyair besar angkatan '45 itu. Salah satu bait dari puisi berjudul Aku tersebut akhirnya dijadikan judul buku yang berisi kumpulan puisi dan surat Chairil Anwar yang ia tulis dalam rentang tahun produktifnya, 1942 -- 1949. 

Buku Aku Ini Binatang Jalang memuat 82 puisi dan sajak Chairil Anwar serta korespondensi surat-menyurat dengan penulis dan kritikus sastra--yang juga salah satu sahabatnya--H.B. Jassin (surat aslinya tak pernah ditemukan, sebagai gantinya adalah kutipan korespondensi dari buku H.B. Jassin bertajuk Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei II).

Setiap angkatan memiliki beberapa puisi yang berbeda. Angkatan 1942 terdapat 2 puisi. Angkatan 1943 terdapat 37 puisi. Angkatan 1944 terdapat 4 puisi. Angkatan 1945 terdapat 3 puisi. Angkatan 1946 terdapat 15 puisi. Angkatan 1947 terdapat 5 puisi. Angkatan 1948 terdapat 8 puisi. Dan terakhir angkatan 1949 terdapat 6 puisi. Buku kumpulan puisi "Aku Ini Binatang Jalang" merupakan kumpulan puisi yang bervariasi karena dibagi per angkatan. 

Kumpulan puisi "Aku Ini Binatang Jalang" tidak hanya membahas tentang soal percintaan saja. Tetapi juga ada puisi puisi yang makna nya tentang religius, keberanian, kesedihan, diri sendiri, dan lain lain. Karena di kumpulan puisi ini, puisi nya beragam pasti nya juga isinya beragam dan menarik. 

Antologi dalam puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar banyak menggunakan kata kias yang indah dan dapat membuat pembaca terbawa suasana. Puisi dalam Antologi ini melukiskan tentang nasihat, kemurungan, kesepian, rasa rindu dan cinta kasih yang kemudian diungkapkan dengan bahasa yang penuh pemajasan menjadikan puisi itu menjadi indah. Puisi-puisi dalam antologi ini merupakan gambaran hubungan cinta yang diungkapkan dengan bahasa yang penuh dengan permajasan menjadikan puisi itu indah dan penuh makna.

Alasan penulis memilih judul penelitian "Gaya Bahasa Antologi puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar" karena penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang gaya bahasa dalam sebuah karya sastra khususnya puisi, setiap puisi memiliki gaya penulisan berbeda-beda tergantung dari ciri khas pengarang. Gaya bahasa yang di kemas dalam wujud estetika, memiliki keindahan baik dari cara penulisan pengarang dalam mengungkapkan maupun dari pembaca sebagai penikmat sastra. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menganalisis kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar karena dalam puisi ini memiliki ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh pengarang lain. Pengarang mengungkapkan sesuatu hal atau kejadian dengan mengemas bahasa, secara estetis puisi karya Chairil Anwar dengan ciri khas tema tentang nasihat, kemurungan, kesedihan, kesendirian, rindu dan cinta. Bentuk ungkapan atau gaya bahasa yang di ungkapkan penulis, mampu memancing emosi pembaca untuk menghayati ungkapan pengarang terhadap karyanya. Peneliti menganggap puisi karya Chairil Anwar memiliki kata-kata yang indah sehingga penulis tertarik untuk menggunakan kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar. 

Hasil dan Pembahasan

Pada karya sastra, puisi memiliki unsur untuk dikaji lebih lanjut. Unsur-unsur yang terdapat pada puisi terbagi atas struktur batin dan struktur lahir. Struktur batin terbagi menjadi: tema, perasaan, nada, dan amanat. Sementara itu, pada struktur lahir terbagi menjadi: diksi, majas, imaji, versifikasi, dan tipografi. 

Kumpulan puisi yang berjudul "Aku Ini Binatang Jalang" akan saya pilih beberapa per angkatan guna untuk mengetahui struktur lahir dan struktur batin serta makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Agar pembaca dapat tahu setiap puisi memiliki makna dan arti yang terkandung. Berikut puisi puisi yang saya ambil dari buku "Aku Ini Binatang Jalang" sesuai angkatan masing masing:

  • Puisi Angkatan 1942

NISAN

 untuk nenekanda

Bukan kematian benar menusuk kalbu

Keridlaanmu menerima segala tiba

Tak kutahu setinggi itu atas debu

dan duka maha tuan bertakhta.

 Oktober 1942

Diksi yang ada didalam puisi ini sangat  sederhana. Karena penulis mempresentasikan tentang kematian. Majas yang digunakan adalah majas personifikasi Imaji dalam puisi ini menceritakan tentang kematian Verifikasi dalam puisi ini rima nya adalah a-u-a-u. Tipografi biasa terdiri dari 1 bait ada 5 baris  Tema nya duka cita atau kesedihan. Perasaan dan Nada dalam puisi ini, penulis mengajak pembaca untuk merenung tentang kematian. Karena puisi ini yang ada kaitannya erat dengan batu nisan, pasti perasaan yang dialami adalah kesedihan. Amanat dari puisi ini mengajak pembaca untuk merenungi kematian. Karena kematian merupakan sebuah takdir yang tidak bisa diubah dan datang kapan saja ketika sudah waktunya. Kesimpulan dari Puisi "Nisan" ini sangat bagus dan setiap diksi nya juga mendalam yang memiliki arti tentang kematian. Seolah olah penulis mengajak pembaca untuk selalu ingat kepada kematian lewat puisi ini. Dan puisi ini juga tidak hanya ingat tentang kematian juga melainkan selalu bersifat ikhlas ketika di tinggal seseorang meninggal dunia. 

  • Puisi Angkatan 1943

DOA

 kepada pemeluk teguh

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh 

mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk 

remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing 

Tuhanku

di pintuMu aku mengetuk 

aku tidak bisa berpaling

 13 November 1943

Diksi dalam puisi ini sederhana contoh nya pada kata "termangu" yang artinya adalah kagum atau takjub dan kata "kerdip" yang artinya adalah berkedip. Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah majas asosiasi. Karena penulis mengungkapkan doa kepada sang pencipta. Imaji dalam puisi ini tentang permohonan kepada tuhan. Versifikasi rima dalam puisi ini adalah u-i-u-i. Tipografinya  Biasa. Tema Religius. Perasaan atau Nada dalam puisi ini, penulis mengajak pembaca untuk selalu berdoa kepada tuhan karena tuhan merupakan sang pencipta. Amanat dari puisi ini memiliki makna yaitu selalu ingat kepada tuhan dalam situasi apapun. Yaitu dengan cara berdoa kepada tuhan agar tuhan bisa membantu urusan kita di dunia. Karena sebagai umat manusia yang beragama pasti memerlukan tuhan. Kesimpulan dari puisi "Doa" ini sangat bagus karena mengandung tema religius yang berhubungan dengan tuhan atau sang pencipta. Agar manusia selalu ingat kepada tuhan nya dan sering berdoa untuk apapun. 

TAMAN

Taman punya kita berdua

tak lebar luas, kecil saja

satu tak kehilangan lain dalamnya.

Bagi kau dan aku cukuplah

Taman kembangnya tak berpuluh warna

Padang rumputnya tak berbanding permadani

halus lembut dipijak kaki.

Bagi kita bukan halangan.

Karena

dalam taman punya berdua

Kau kembang, aku kumbang

aku kumbang, kau kembang.

Kecil, penuh surya taman kita

tempat merenggut dari dunia dan 'nusia

 Maret 1943

Diksi dalam puisi ini sederhana dan mudah dipahami. Majas yang digunakan pada puisi ini masalah majas personifikasi. Imajidalam puisi ini mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang. Versifikasi rima a-i-a-i. Tipografi Biasa memanjang ke bawah. Tema romantis. Perasaan dan Nada dalam puisi ini, penulis menceritakan tentang pasangannya. Hidup berdua serasa milik dunia mereka. Amanat jika kita mencintai seseorang, cintailah dengan tulus dan kasih sayang. Kesimpulan dari puisi "Taman" ini sangat bagus apalagi bertema romantis yang menceritakan tentang pasangan yang saling mencintai satu sama lain. Mereka mengibaratkan sesuatu yang sama. 

  • Puisi Angkatan 1944

SIAP-SEDIA

 kepada angkatanku

Tanganmu nanti tegang kaku, 

Jantungmu nanti berdebar berhenti, 

Tubuhmu nanti mengeras batu, 

Tapi kami sederap mengganti, 

Terus memahat ini Tugu,

Matamu nanti kaca saja, 

Mulutmu nanti habis bicara, 

Darahmu nanti mengalir berhenti, 

Tapi kami sederap mengganti, 

Terus berdaya ke Masyarakat Jaya.

Suaramu nanti diam ditekan, 

Namamu nanti terbang hilang, 

Langkahmu nanti enggan ke depan, 

Tapi kami sederap mengganti, 

Bersatu maju, ke Kemenangan.

Darah kami panas selama, 

Badan kami tertempa baja, 

Jiwa kami gagah perkasa, 

Kami akan mewarna di angkasa, 

Kami pembawa ke Bahgia nyata.

Kawan, kawan

Menepis segar angin terasa

Lalu menderu menyapu awan

Terus menembus surya cahaya

Memancar pencar ke penjuru segala

Riang menggelombang sawah dan hutan

Segala menyala-nyala! 

Segala menyala-nyala!

Kawan, kawan

Dan kita bangkit dengan kesedaran 

Mencucuk menerang hingga belulang. 

Kawan, kawan

Kita mengayun pedang ke Dunia Terang!

 1944

Diksi yang ada di dalam puisi ini sederhana dan mudah dipahami. Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah majas antonomasia. Imaji dalam puisi ini tentang semangat untuk berani. Versifikasi rima dalam puisi ini adalah u-i-a. Tipografi biasa memanjang ke bawah. Tema keberanian atau pantang menyerah. Perasaan dan Nada dalam puisi ini, penulis mengajak pembaca seakan akan untuk ikut berperang melawan musuh. Mengajak untuk berani menghadapi sesuatu. Karena didalam puisi ini, juga mengandung arti maju tak gentar. Amanat  berani dalam membela kebenaran dan tuntaskan kesalahan. Karena didalam puisi ini mengajak untuk bersama sama melawan yang salah dengan berani bersemangat. Kesimpulan dari  puisi "Siap Sedia" Ini memiliki arti yang semangat karena mengajak untuk membela kebenaran dan menjaga keutuhan layaknya seorang TNI atau Polisi. Dan tidak pantang menyerah. 

  • Puisi Angkatan 1945

MALAM

Mulai kelam

belum buntu malam,

kami masih saja berjaga

---Thermopylae? ---

---jagal tidak dikenal? --- 

tapi nanti

sebelum siang membentang 

kami sudah tenggelam 

 hilang....

 1945

Diksi dalam puisi ini terdapat pada kata "Thermopylae" yang artinya tentang lorong pantai yang sempit pada zaman kuno. Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah majas pleonasme. Imaji dalam puisi ini tentang keheningan pada suatu malam. Versifikasi rima pada puisi ini adalah a-e-i. Tipografi biasa memanjang ke bawah. Tema kesunyian. Perasaan dan Nada dalam puisi ini, penulis mengartikan jika malam hari adalah dimana sesuatu tidak kelihatan dalam gelap nya malam. Amanat pada puisi ini sesuatu yang tidak kunjung dicari akan hilang dan lenyap. dan susah untuk didapatkan. Kesimpulan dari puisi "Malam" ini memiliki tema tentang keheningan pada suatu malam. Yang seperti sesuatu yang hilang dan sulit ditemukan. 

  • Puisi Angkatan 1946

CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri.

Perahu melancar, bulan memancar, 

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. 

angin membantu, laut terang, tapi terasa 

aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu, 

di perasaan penghabisan segala melaju 

Ajal bertakhta, sambil berkata: 

"Tujukan perahu ke pangkuanku saja."

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! 

Perahu yang bersama 'kan merapuh! 

Mengapa Ajal memanggil dulu 

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,

kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

 1946

Diksi pada puisi ini sederhana dan mudah dipahami. Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah majas asosiasi. Imaji dalam puisi ini tentang kerinduan kepada kekasih. Versifikasi rima dalam puisi ini adalah u-i-a. Tipografi biasa memanjang ke bawah. Tema Kerinduan. Perasaan dan Nada dalam puisi ini penulis menceritakan tentang kerinduan nya kepada kekasih nya. Amanat jika rindu kepada seseorang hendak lah temui dia dan jangan sampai tidak menemui nya. Apalagi jika jarak yang memisahkan dan upaya yang keras untuk menemui. Kesimpulan dari puisi "Cintaku Jauh Di Pulau" adalah puisi tentang percintaan sekaligus tentang kerinduan kepada sosok kekasih yang dicintai. Diksi dalam puisi ini juga dipahami dan makna nya juga mendalam tentang kerinduan kepada seseorang yang dicintai. Pembaca seakan akan diajak untuk memahami isi dalam puisi tersebut dan dibawa perasaan ketika membaca nya. 

  • Puisi Angkatan 1947

SORGA*

 buat Basuki Resobowo

Seperti ibu + nenekku juga 

tambah tujuh keturunan yang lalu 

aku minta pula supaya sampai di sorga 

yang kata Masyumi + Muhammadiyah bersungai susu

dan bertabur bidari beribu

Tapi ada suara menimbang dalam diriku, 

nekat mencemooh: Bisakah kiranya 

berkering dari kuyup laut biru, 

gamitan dari tiap pelabuhan gimana? 

Lagi siapa bisa mengatakan pasti 

di situ memang memang ada bidari 

suaranya berat menelan seperti Nina, punya 

kerlingnya Jati?

 Malang, 25 Februari 1947

Diksi dalam puisi ini sederhana pada contoh kata "masyumi" yang artinya adalah Partai Majelis Syuro Muslimin dan "bidari" yang artinya adalah bidadari atau malaikat. Majas yang digunakan adalah majas asosiasi. Imaji dalam puisi ini tentang keinginan untuk di surga. Versifikasi rima dalam puisi ini adalah a-u-i. Tipografi biasa memanjang ke bawah. Tema religius. Perasaan dan Nada dalam puisi ini, penulis menceritakan keinginan nya untuk masuk surga dan bertemu para bidadari disana. Amanat jika ingin masuk surga, hendaklah jangan lupa beribadah dan berbuat baik kepada siapapun dan ingat kepada tuhan. Karena surga adalah tempat yang indah dan bahagia dan bisa bertemu bidadari disana. Kesimpulan dari puisi "Sorga" ini menceritakan tentang penulis yang ingin masuk surga dan bertemu para bidadari disana. Puisi ini juga mengandung unsur religius yang ada kaitannya dengan agama dan organisasi atau kumpulan orang beragama. 

  • Puisi Angkatan 1948

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji 

Aku sudah cukup lama dengar bicaramu, 

dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu

Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu

Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat 

Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar 

Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

 1948

Diksi dalam puisi ini mudah dipahami. Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah majas personifikasi. Imaji dalam puisi ini tentang semangat berkobar. Versifikasi rima dalam puisi ini adalah i-u-a. Tipografi biasa memanjang ke bawah. Tema keberanian dan bersemangat. Perasaan dan Nada dalam puisi ini, penulis menceritakan tentang semangat dalam membuat perjanjian. Amana berbuatlah janji yang kompak dengan orang lain dan tidak hanya diam saja. Kesimpulan dari puisi "Persetujuan Dengan Bung Karno" ini merupakan puisi tentang gaya era kemerdekaan. Dimana pembaca seolah olah dibuat seperti Bung Karno yang diajak penulis untuk membuat perjanjian kemudian disetujui bersama sama. 

  • Puisi Angkatan 1949

AKU BERADA KEMBALI*

Aku berada kembali. Banyak yang asing:

air mengalir tukar warna, kapal-kapal, elang-elang

serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;

rasa laut telah berubah dan kupunya wajah

juga disinari matari

lain.

Hanya

Kelengangan tinggal tetap saja. 

Lebih lengang aku di kelak-kelok jalan; 

lebih lengang pula ketika berada antara 

yang mengharap dan yang melepas.

Telinga kiri masih terpaling 

ditarik gelisah yang sebentar-sebentar seterang guruh.

 1949

Diksi dalam puisi ini sederhana ada kata "mega" yang artinya adalah besar dan "lengang" yang artinya sepi atau sunyi serta "matari" yang artinya matahari. Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah majas personifikasi. Imaji dalam puisi ini adalah kesendirian dalam hidup. Versifikasi rima dalam puisi ini adalah i-a-u. Tipografi biasa memanjang ke bawah. Tema diri sendiri. Perasaan dan Nada dalam puisi ini, penulis menceritakan tentang kekosongan hidup setelah kembali dan juga disertai rasa gelisah. Amanat  ketika kembali di suatu tempat yang asing, hendaklah jangan merasa sendiri dan mulailah hidup baru. Kesimpulan dari puisi "Aku Berada Kembali" ini gaya bahasa nya cukup menarik dan memiliki ciri khas tersendiri. 

 

Kesimpulan

Dari beberapa puisi yang saya ambil sesuai per angkatan saya dapat menemukan makna dari setiap puisi tersebut. Mulai dari puisi angkatan 1942 sampai angkatan 1949 yang saya bedakan masing masing. Ternyata setiap puisi berbeda angkatan memiliki makna yang berbeda satu sama lain. Mulai dari puisi "Nisan" angkatan 1942 yang bermakna kesedihan atau duka cita di dalam arti puisinya. Puisi "Doa" angkatan 1943 yang bermakna keinginan berupa doa kepada tuhan di dalam arti puisinya dan Puisi "Taman" yang bermakna romantis dua orang pasangan yang diceritakan dalam puisi tersebut. Puisi "Siap Sedia" angkatan 1944 yang bermakna berjuang seperti tentara di dalam arti puisinya. Puisi "Malam" angkatan 1945 yang bermakna keheningan di dalam arti puisinya. Puisi "Cintaku Jauh Di Pulau" angkatan 1946 yang bermakna kerinduan kepada kekasih di dalam arti puisinya. Puisi "Sorga" angkatan 1947 yang bermakna religius ingin masuk surga di dalam arti puisinya. Puisi "Persetujuan Dengan Bung Karno" angkatan 1948 yang bermakna perjuangan dalam bersemangat di dalam arti puisinya. Dan yang terakhir puisi "Aku Berada Kembali" angkatan 1949 yang bermakna kegelisahan ketika sudah asing di dalam arti puisinya. Puisi puisi tersebut memiliki arti yang sangat bagus dan enak untuk dibaca apalagi jika dipahami. Dengan demikian, kumpulan puisi puisi karya Chairil Anwar dalam kumpulan "Aku Ini Binatang Jalang" adalah menarik bagi saya. Karena puisi puisi ini selain gaya bahasa nya bagus, diksi diksi nya juga sederhana dan mudah dipahami sehingga enak dibaca. Tidak hanya itu, puisi puisi beberapa yang saya telaah memiliki rima yang berbeda beda dan tema juga yang berbeda. 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Agustinus, (2016). "GAYA BAHASA ANTOLOGI PUISI AKU INI BINATANG JALANG KARYA CHAIRIL ANWAR (KAJIAN STILISTIKA)". Borneo Tarakan.

  2. Lestari Rona B, (2018). "MAJAS DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI "AKU INI BINATANG JALANG" ANGKATAN 1948 KARYA CHAIRIL ANWAR (KAJIAN STILISTIKA)". UNIVERSITAS HAMZANWADI. 

  3. Azilla N, (2014). "Analisis Gaya Bahasa dalam Kumpulan Puisi Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar". Universitas Maritim Raja Ali Haji. 

  4. Aimmah Syamsul M, (2018). "Kontribusi puisi-puisi Chairil Anwar dalam memotivasi kemerdekaan Indonesia 1945". UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 

  5. Tinambunan S, (2022). "Analisis Gaya Bahasa Pada Kumpulan Puisi Chairil Anwar". JURNAL BASASASINDO 2 (1). 

  6. Fitri Annisa Y, (2011). "ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI CHAIRIL ANWAR "AKU INI BINATANG JALANG" DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP". Universitas Mataram. 

  7. Radi Sanjaya A, (2023). "EKSISTENSIALISME CHAIRIL ANWAR DALAM BUKU AKU BINATANG JALANG". UIN RADEN INTAN LAMPUNG. 

  8. Dirman R, (2022). "Analisis struktur puisi dalam kumpulan puisi "aku ini binatang jalang" karya chairil anwar.". JOEL: Journal of Educational and Language Research 1 (11), 1635-1646.

  9. Pakondo Y, (2015). "Kumpulan Puisi Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar (Kajian Semiotik Riffaterre)". Universitas Borneo Tarakan. 

  10. Nadia Juwita Esa N, (2023). "Analisis ANALISIS STRUKTURAL MENGUNAKAN PENDEKATAN OBJEKTIF: DALAM KUMPULAN PUISI "AKU INI BINATANG JALANG" KARYA CHAIRIL". Aksentuasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4 (1). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun