Perahu melancar, bulan memancar,Â
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.Â
angin membantu, laut terang, tapi terasaÂ
aku tidak 'kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,Â
di perasaan penghabisan segala melajuÂ
Ajal bertakhta, sambil berkata:Â
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja."
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!Â
Perahu yang bersama 'kan merapuh!Â
Mengapa Ajal memanggil duluÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!