Mohon tunggu...
Nur Khovivatul Mukorrobah
Nur Khovivatul Mukorrobah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Airlangga

Saya memiliki minat besar dalam menulis dan berkarir di bidang media kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengulik Sajak Kumpulan Puisi "Aku Ini Binatang Jalang" Karya Chairil Anwar

21 Desember 2023   13:24 Diperbarui: 21 Desember 2023   13:29 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhanku

di pintuMu aku mengetuk 

aku tidak bisa berpaling

 13 November 1943

Diksi dalam puisi ini sederhana contoh nya pada kata "termangu" yang artinya adalah kagum atau takjub dan kata "kerdip" yang artinya adalah berkedip. Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah majas asosiasi. Karena penulis mengungkapkan doa kepada sang pencipta. Imaji dalam puisi ini tentang permohonan kepada tuhan. Versifikasi rima dalam puisi ini adalah u-i-u-i. Tipografinya  Biasa. Tema Religius. Perasaan atau Nada dalam puisi ini, penulis mengajak pembaca untuk selalu berdoa kepada tuhan karena tuhan merupakan sang pencipta. Amanat dari puisi ini memiliki makna yaitu selalu ingat kepada tuhan dalam situasi apapun. Yaitu dengan cara berdoa kepada tuhan agar tuhan bisa membantu urusan kita di dunia. Karena sebagai umat manusia yang beragama pasti memerlukan tuhan. Kesimpulan dari puisi "Doa" ini sangat bagus karena mengandung tema religius yang berhubungan dengan tuhan atau sang pencipta. Agar manusia selalu ingat kepada tuhan nya dan sering berdoa untuk apapun. 

TAMAN

Taman punya kita berdua

tak lebar luas, kecil saja

satu tak kehilangan lain dalamnya.

Bagi kau dan aku cukuplah

Taman kembangnya tak berpuluh warna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun