Tugas penyusun laporan keuangan adalah memberikan informasi dan mengetahui makna-makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan. Misalnya Aktiva, utang, modal, pendapatan, dan laba adalah symbol dari skala perusahaan, kedudukan sebagai perusahan kecil, menangah, atau perusahaan besar. Demikian juga produksi teks laporan keuangan akan menghasilkan status nama sebagai perusahaan berkinerja perusahaan atau perusahaan pailit yang digambarkan dalam symbol penghargan dan pengakuan dari stakeholders. Terdapat symbol lain berupa tipe kemampuan keuangan perusahaan di ukur dengan rasio misalnya Liquidity Ratio, Activity Ratio, Leverage {Debt} Ratio, Profitability Ratio. Implikasi berikutnya secara semotik laporan keuangan klien (auditee) adalah terjadinya kondisi-kondisi dasar yang menyebabkan lahirnya satu diskursus. Di sini menunjukkan hubungan antara diskursus ilmu pengetahuan dengan kekuasaan. Diskursus ilmu pengetahuan yang hendak menemukan yang benar dan yang palsu pada dasarnya dimotori oleh kehendak untuk berkuasa (will to power).
Ilmu pengetahuan dilaksanakan untuk menetapkan apa yang benar dan mengeliminasi apa yang dipandang palsu. Di sini menjadi jelas kehendak untuk kebenaran adalah ungkapan dari kehendak untuk berkuasa. Tidak mungkin pengetahuan itu netral dan murni. Di sini selalu terjadi korelasi yaitu pengetahuan mengandung kuasa seperti juga kuasa mengandung pengetahuan. Penjelasan ilmiah yang satu berusaha menguasai dengan menyingkirkan penjelasan ilmu yang lain. Selain itu, ilmu pengetahuan yang terwujud dalam teknologi digunakan memaksakan sesuatu pada manusia. Karena dalam zaman teknologi tinggi pun sebenarnya tetap ada pemaksanaan, maka kita tidak dapat berbicara tentang kemajuan peradaban. Yang terjadi hanyalah pergeseran instrumen yang dipakai untuk memaksa. Laporan keuangan auditee adalah ekspresi pemilik modal (kapitalisme) sebagai penguasa untuk menerapkan kekuasaannya mengalienasi pihak dalam tata kelola.
Referensi:
Roland-Barthes, (1988). Mythologies.
Roland-Barthes, (1957). Elements of Semiology.
Apollo. (2022). Semiotika Roland Barthes.
https://www.kompasiana.com/balawadayu/61e0350080a65a018e11a372/semiotika-roland-barthes?page=all#section2.
Norman B. Macintosh, (2002). A Linguistic Approach To Understanding Accounting: A “Wild Card” Possibility. Queen's University, Kingston, Canada.
Sara Hatem Jadou, Iman M. M. Muwafaq Al Ghabr, (2021). Barthes' Semiotic Theory and Interpretation of Signs. Iraq.
http://doi.org/10.37648/ijrssh.v11i03.027
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H