e. Belajar Penemuan
   Satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jereme Bruner (1966) yang dikenal dengan nama belajar penemuan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya
memberikan hasil yang paling baik. Dalam hal ini Bruner menyarankan agar siswa-siswi hendaknya agar belajar dengan melalui partisipasi secara aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip agar mereka lebih memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Â Â Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan seperti:
 1) Pengetahuan itu bertahan lama atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain.
2) Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil lainnya. Dengan kata lain konsep-konsep dan prinsip- prinsip yang dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi yang baru.
 3) Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selanjutnya dikemukakan bahwa belajar penemuan membangkitkan keinginan siswa, memberikan motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawabannya. Lagi pula pendekatan ini dapat mengajarkan keterampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain dan meminta para siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja.
 Bruner menyadari bahawa belajar penemuan yang murni memerlukan waktu yang sangat lama. Jadi dia menyarankan agar penggunaan belajar dengan penemuan ini hanya diterapakan sampai batas-batas tertentu yaitu dngan mengarahkan pada bidang-bidang studi. Struktur bidang studi terutama diberikan oleh konsep-konsep dasar dan prnsip-prinsip bidang studi itu. Bila seorang siswa sudah menguasai struktur dasar, tidak akan sulit baginya untuk mempelajari bahan-bahan pelajaran lain dalam bidang studi yang sama dan ia akan lebih mudah ingat dengan bahan baru itu. Hal 12
ini disebabkan karena ia telah memperoleh kerangka pengetahuan yang bermakana ayang dapat digunakan untuk melihat hubungan-hubungan yang esensial dalam bidang studi itu sehingga dapat memahami hal-hal 10 yang mendetail.
2. Teori intruksi Bruner
Menurut bruner, sesuai intruksi ( Bruner, 1966) hendaknya meliputi:
a. Pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar Menurut Bruner, belajar dan pemecahan masalah tergantung pada penyelidikan alternatif. Oleh karena itu, pengajaran atau intruksi harus memperlancar dan mengatur penyelidikan-penyelidikan alternatif diinjau dari segi siswa. Penyelidikaan alternatif membutuhkan sesuatu untuk dapat memulai, sudah dimulai keadaan itu harus dipelihara atau dipertahankan, kemudian dijaga agar tidak kehilangan arah