Sajadah Srikunti basah, basah oleh tangis kepasrahan mahluk pada sang khaliq. Komat kamit mulut berdoa, komat kamit hati berdoa. Srikunti hadirkan kepapaan seorang hamba di depan sang Maha pencipta.
"Kuatkan aku ya Allah, kuatkan hamba ya mujibas saailiin"
"Tegarkan hamba ya Robbi, tegakkan hambamu ini"
Wajah Bima menyemangati hidupnya. Sosok Bima tetap terpatri di hatinya. Tak hanya ia yang berdoa, di lapis lapis negri ikut kumandangkan doa dan harapannya. Srikunti terus kucur doa doanya. Ia yakin, sang Khaliq telah janjikan skenario terbaik dalam perjalanan hambanya.
"Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupan pahala mereka tanpa batas" (Q.S. Az-Zumar: 10)
Tulisan ini pernah dimuat di Plukme
Batam, 9 Juli 2018 Jam 00.40
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H