Samsul tersenyum. Ia menarik napas panjang lalu melanjutkan."Aku hanya lelaki biasa. Aletta menjadikanku istimewa. Kami pernah saling jatuh cinta. Sampai kini pun rasa itu masih ada. Namun banyak hal yang harus dibahas, menjadikan kami dua orang yang ingin saling lepas."
Begitukah? Tiba-tiba aku ingat kepada Bian. Ah, sudahlah. Toh ia sudah bahagia dengan Sarah.
"Mel, tak perlu ada alasan untuk perasaan yang datang dan hilang. Ia hadir begitu saja tanpa perkenan."
Maksudnya? Aku masih berusaha mencerna ucapannya lalu tanpa kusadari jemariku sdah ada dalam genggamannya.
"Kita bisa mencobanya 'kan. Maukah kau melukis kisah baru bersamaku?"
Aha, siapa takut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H