Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku diantara Mereka

14 Januari 2025   20:35 Diperbarui: 14 Januari 2025   20:35 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Heran, kalian sepertinya saling mencintai tetapi malah putus. Mengapa tidak berjuang untuk mendapatkan restu?" cecarku.

"Aku masih berjuang tetapi Aletta yang memutuskan untuk menyerah."

"Dia mengajakmu kawin lari ." Aku mulai meradang.

"Nekad itu namanya. Restu orang tua itu penting. Hanya perlu waktu."

"Jadi kamu masih cinta sama Aletta?"

Pemuda beralis tajam itu tidak menjawab. Ia mengaduk es lalu menyeruputnya pelan. Setelah mengambil napas panjang ia bertanya "Apa cinta itu menurutmu,  Melody?"

"Eum ... bagaimana ya? Cinta itu perasaan saling tertarik antara perempuan dan laki-laki. Perasaan itu membuat mereka merencanakan untuk hidup berdua dengan menikah, punya anak, membina keluarga sakinah mawaddah wa rohma."

Samsul tersenyum. "Pernah mendengar cerita Cinderella? Atau Putri Salju?" tanyanya.

"Pernahlah. Aku baca bukunya juga nonton filmnya berkali-kali. Ketika kecil dulu aku pengin seperti Putri Salju,sayangnya kulitku coklat  tidak seperti Aletta yang putih ."

"Cinta yang kamu bilang itu ceritanya sama seperti dongeng putri kerajaan yang selalu diakhiri dengan kalimat "They lived happily ever after". Sepertinya segala permasalahan hidup selesai dengan menikah. Masalah sebelum menikah seperti uang kontrakan, uang makan, uang belanja, soal pekerjaan, hubungan dengan orang tua, pengaturan waktu dan sebagainya itu, apa selesai dengan menikah?"

Lho ... lho ... aku kok gak pernah mikir sejauh itu ya. Mungkin Aletta juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun