Kegiatan spontan dapat juga disebut kegiatan insidental. Kegiatan ini dilakukan secara spontan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Contoh kegiatan ini adalah mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
c. Keteladanan
Keteladanan merupakan sikap "menjadi contoh". Sikap menjadi contoh merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain (Puskur, 2011: 8). Contoh kegiatan pemilihan guru berprestasi atas kinerja guru yang dipilih kepala sekolah dan peserta didik teladan bagi peserta didik yang terpilih sesuai kesepakatan kelas untuk dijadikan teladan/contoh bagi teman-temannya yang lain.
d. Pengkondisian
Pengkondisian berkaitan dengan upaya sekolah untuk menata lingkungan fisik maupun nonfisik demi terciptanya suasana mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Kegiatan menata lingkungan fisik misalnya adalah mengkondisikan toilet yang bersih dan pemisahan toilet wanita dan laki-laki, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas (Puskur, 2011: 8). Sedangkan pengkondisian lingkungan nonfisik misalnya mengelola konflik antar guru supaya tidak menjurus kepada perpecahan, atau bahkan menghilangkan konflik tersebut. Misalnya adanya guru berprestasi terhadap kinerjanya yang dinilai kepala sekolah secara berkelanjut.
3. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan-kegiatan di luar kegiatan pembelajaran. Meskipun di luar kegiatan pembelajaran, guru dapat juga mengintegrasikannya dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan ini sebenarnya sudah mendukung pelaksanaan pendidikan karakter. Namun demikian tetap diperlukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik atau merevitalisasi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler tersebut agar dapat melaksanakan pendidikan karakter kepada peserta didik. Misalnya kegiatan ekstrakurikuler kemandirian untuk kelas bawah, seperti belajar memakai sepatu sendiri, memotong kuku, belajar adab sesama teman dan guru.
4. Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang pendidikan karakter yang ada di sekolah. rumah (keluarga) dan masyarakat merupakan partner penting suksesnya pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. pelaksanaan pendidikan karakter sebaik apapun, kalau tidak didukung oleh lingkungan keluarga dan masyarakat akan sia-sia. Dalam kegiatan ini, sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat (Puskur, 2011: 8).
Keluarga dan masyarakat berperan sebagai partner guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara optimal. Gagasan dan ide yang dapat dilakukan keluarga dan masyarakat untuk menunjang pendidikan anak.
Pertama Tradisi Lisan.