Mohon tunggu...
Nurdayani
Nurdayani Mohon Tunggu... Guru - guru SDS IT Tunas Cendikia

saya guru sekolah dasar yang ceria, tegas dan suka jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mensinergikan Pendidikan Sekolah dan Rumah melalui Pilar Pendidikan Karakter

4 Desember 2023   19:46 Diperbarui: 4 Desember 2023   20:07 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENSINERGIKAN PENDIDIKAN SEKOLAH DAN RUMAH MELALUI PILAR PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK PEMBENTUKAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK

(Nurdayani, S.pd)

Abstrak: Kondisi krisis moral dan spiritual peserta didik akhir-akhir ini menunjukkan kompetensi moral dan kompetensi spiritual yang diproses melalui bangku sekolah dan penerapan di rumah belum menghasilkan kecerdasan tersebut. Kondisi demikian diduga berawal dari proses pembelajaran yang cenderung mengajarkan pendidikan moral dan spiritual sebatas tekstual juga kurangnya peran orangtua di rumah dalam penerapan kompetensi tersebut. Fenomena dan fakta tersebut, disimpulkan pentingnya peran pendidikan karakter secara intensif sebagai esensi pembentukan kecerdasan moral dan spiritual tersebut di sekolah lalu peran orang tua di rumah dalam menerapkannya. karena itu, kecerdasan moral serta kecerdasan spiritual harus secara sadar dipelajari dan ditumbuhkan melalui pendidikan karakter secara aplikatif melalui pengkondisian moral yang kemudian berlanjut dengan latihan moral atau pembiasaan. 

Kata Kunci: pendidikan karakter, kecerdasan moral, karakter spiritual peserta didik.

 PENDAHULUAN

Latar belakang

Undang-Undang SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 Pasal 3, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab", maka kita dapat memahami bahwa tujuan utama pendidikan adalah membentuk insan yang beriman dan berakhlak mulia.

Apabila kita mengkaji intisari undang-undang SISDIKNAS di atas, maka tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan anak bangsa dalam pengetahuan, keterampilan ataupun moral, akan tetapi lebih dari itu ialah mendidik anak bangsa menjadi manusia yang utuh, yakni manusia yang mempunyai kemampuan intelektual, kecakapan, budi pekerti dan moral spiritual yang dalam bahasa keterkinian di istilahkan dengan Spirtual Quition (SQ). Apabila penyusunan kurikulum sudah sesuai dengan semua itu, maka Negara ini akan bermartabat di mata dunia dan juga menghasilkan masyarakat yang religius.

Kurikulum merupakan salah satu pokok pendidikan dimana ia menjadi salah satu komponen yang harus ada diantara lima komponen atau unsur-unsur pendidikan. Lima unsur itu adalah peserta didik, tenaga pendidik, sarana prasarana, kurikulum atau materi pembelajaran dan tujuan pendidikan.

Kurikulum tersebut salah satunya dapat ditemukan di sekolah atau dalam pendidikan formal yang dikenal dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter ini.

Untuk itu penulis menggangkat tentang pendidikan karakter agar dapat mensinergikan moral dan spiritual peserta didik di sekolah dan dibantu pengontrolan dirumah dengan penerapannya bersama kedua orangtua ataupun keluarga lainya. Konteks pendidikan karakter yang akan dibahas dalam artikel ini meliputi enam pilar pendidikan karakter yang akan menumbuhkan nilai-nilai pembentuk karakter bermoral dan berspiritual yang akan mengantarkannya menjadi peserta didik yang memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya, meningkatkan prestasi akademik dan non akademik, mengajarkan nilai-nilai budaya, dan menghilangkan nilai-nilai seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah pada diri peserta didik tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun