Didepan sudah ada gerbang sekolah yang terpampang begitu besar, disana tertulis SMA NEGERI 1 PADALARANG begitu jelas. Angin pagi berhembus menyapu wajah seorang gadis yang memakai baju SMA lengkap dibalut kerudung putih yang agak kusam dan tas besar berwarna hitam. Namanya Nur Azizah. Nama yang simpel, familiar dan pasaran. Tapi arti dari nama itu sungguh indah dan syarat dengan makna. Terdiri dari dua kata, Nur dan Azizah. Keduanya diambil dari bahasa Arab. Nur artinya cahaya atau petunjuk dan Azizah artinya gagah, kuat, mulia dan terhormat. Sebuah nama yang berarti doa, tanggung jawab dan tuntutan.
Siswa yang lain mulai berdatangan, melewati gerbang. Azizah menghela nafas berat, bahunya terangkat saat dia menghela nafas dan kedua tangannya semakin erat memegang tas. Lanjut berjalan melewati lorong sekolah dan mencari namanya disetiap kaca jendela. Beberapa menit kemudian ia tiba di kelasnya. Pintunya sudah terbuka. Selangkah dia masuk ke kelas itu, semua orang langsung meliriknya beberapa detik lalu kembali dengan berbicara dengan teman temannya lagi.
Azizah kembali menghela nafas berat, melangkah mendekati seorang perempuan yang duduk di bangku kedua sambil memainkan hp nya. Azizah memberanikan diri melangkah, mencoba menyapa.
"Hai." Azizah melambaikan tangan pada perempuan itu. "Hmm boleh gak aku duduk disebelah kamu?". Tanyanya.
"Maaf ya, aku duduk sama temen aku". Jawabnya.
Rasa kecewa bercampur malu menyelimuti perasaan Azizah. "Oh, ya udah. Makasih ya".
Akhirnya ia memutuskan untuk duduk di bangku paling depan. Ya udahlah duduk didepan aja, mau siapapun yang duduk disebelahku, aku akan terima dia sebagai teman. Kalau pun tidak ada yang mau duduk denganku, sendirian pun tidak apa. Pikirnya.
Siswa siswa lain mulai berdatangan, duduk dengan teman temannya. Sepertinya mereka itu teman satu SMP, jadi mereka langsung akrab. Beberapa menit kemudian seseorang datang menghampiri Azizah. Azizah langsung mendongakkan kepalanya.
"Hai, aku boleh gak duduk disebelah kamu?". Dia memasang senyum, di matanya terlihat sekilas harapan untuk duduk dengan Azizah. Sepertinya dia sama seperti Azizah, tidak ada teman yang akrab dengannya.
Azizah mengamati penampilan perempuan itu. Perempuan cantik, badannya ramping dan tingginya sama dengan Azizah. Kerudung yang disilangkan dibahu, jam tangan terpasang ditangan kirinya, rok yang panjangnya sedikit diatasi mata kaki dan sepatu hitam dipadukan dengan kaos kaki pendek.
"Hmm boleh, silahkan".
Perempuan itu tersenyum mengangguk, menyimpan tas berwarna biru miliknya.
"Oh ya, kenalin nama aku Amelia Zahra. Aku biasa dipanggil Amel. Nama kamu siapa?".
Ah ternyata nama nya Amel, nama yang bagus dan cocok dengan penampilannya, pikir Azizah. "Namaku Nur Azizah. Terserah kamu mau manggil aku apa. Boleh Nur atau Azizah. Tapi biasanya teman temanku memanggil Azizah".
Perbincangan mereka berlanjut. Basa basi. Beberapa menit kemudian, keheningan menyelimuti mereka. Tidak ada lagi yang bertanya atau bercerita nya. Keduanya sibuk dengan hp nya masing masing. Mungkin kata canggung adalah kata yang tepat yang menggambarkan situasi mereka saat itu.
Siswa yang berdatangan semakin banyak, tinggal beberapa bangku yang kosong belum terisi. Azizah mengedarkan pandangan, melihat satu per satu teman sekelasnya. Ada yang begitu asyik bercerita dengan temannya, ada yang tertawa dan ada yang sibuk memainkan ponselnya. Dilihat dari cara mereka berbicara sepertinya mereka punya sifat unik, sifat yang tidak pernah Azizah temukan sebelumnya. Ya begitulah penilaian sementara Azizah pada teman temannya.
Azizah yang sedang berpikir tentang teman temannya itu langsung berhenti saat mendengar suara bel berbunyi.
DING DONG WAKTUNYA UPACARA, SEMUA MURID HARAP SEGERA KE LAPANGAN..
Dengan ragu ragu Azizah mengajak Amel ke lapangan bersama. Amel tersenyum dan menyambut tangan Azizah, bergandengan tangan. Ia tersenyum bahagia, akhirnya dia punya teman di SMA.