Mohon tunggu...
Nuraini Raswati
Nuraini Raswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya tertarik dengan seni, saya suka melukis, Saya suka sesuatu yang cantik, Saya tertarik pada alam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

strategi teknik terjemahan puisi, oleh Nur Aini Raswati

18 Oktober 2024   17:55 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:25 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

teknik dan strategi penerjemahan puisi 

terjemahan puisi Indo-english berjudul: "cahaya di langit pagaruyuang" karya Leni Marlina (bait 5) 

oleh Nur Aini Raswati (21019099) 24 JJ I-E TRANS JM9-10 NKall21 LM

Teknik Penerjemahan Puisi:

A. Pengertian Puisi

Dahulu, dalam bahasa Indonesia (Melayu) dalam karya sastra hanya ada satu istilah, yaitu sajak, yang berarti puisi. Berarti puisi adalah sebuah karya sastra yang menggunakan ciri khas yaitu bahasa padat dan pilihan kata yang tepat untuk menciptakan makna yang mendalam. Dengan menggunakan kata konkret, pencitraan, bahasa figuratif, dan tatawajah yang unik, dengan begitu puisi mampu menyampaikan perasaan khusus yang dialami penyair saat menulisnya. Dalam bahasa Inggris, kita mengenal sebuah istilah "poetry" untuk jenis sastra dan "poem" untuk jenis karya individu. Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan istilah puisi untuk jenis sastra dan sajak untuk karya individu, agar tidak membingungkan. Contohnya, kita bisa menyebut antologi puisi atau puisi Chairil Anwar untuk jenis sastra, dan sajak "Aku" atau "Pahlawan Tak Dikenal" untuk karya individu. Selain itu, puisi selalu berkembang dari waktu ke waktu, masa ke masa, sehingga tak jarang kita jumpai bahwa pengertian tentang puisi juga berubah seiring berjalannya waktu. 

B. Cara menerjemahkan puisi dari Indonesia-Inggris

1. Menerjemahkan Metafora Menjadi Metafora yang Sama 

 Cara ini melibatkan reproduksi citra atau tenor dari metafora asli (TSu) ke dalam teks sasaran (TSa). Hal ini dapat dilakukan jika metafora tersebut mudah dipahami oleh pembaca tanpa menimbulkan salah pengertian. Strategi seperrti ini cocok untuk metafora dengan citra universal atau umum, yang sering menggunakan kata-kata terkait ruang, waktu, tubuh, ekologi, dan aktivitas manusia. Dikutip Menurut Newmark, strategi ini sangat tepat untuk menerjemahkan metafora mati. 

 

2. Menerjemahkan Metafora Menjadi Metafora Lain tapi Bermakna Sama 

 Dalam strategi ini, citra dari metafora asli digantikan dengan citra lain yang lebih sesuai dalam bahasa sasaran (BSa). Penggantian ini bertujuan untuk mengatasi perbedaan budaya antara bahasa sumber (BSu) dengan bahasa sasaran. Meskipun pada akhirnya metafora yang dihasilkan berbeda secara leksikal, keduanya tetap memiliki makna yang sama dalam konteks yang lebih luas. 

 

3. Menerjemahkan Metafora Menjadi Ungkapan Non-Metaforis 

 Strategi ini digunakan jika citra dalam terjemahan sangt sulit dipahami dan tidak ada ungkapan yang sepadan dalam bahasa sasaran. Dalam hal ini, tenor dari metafora asli dialihkan menjadi ungkapan harfiah. Strategi ini sangat efektif untuk metafora mati yang telah menjadi idiom, sehingga kesan metaforisnya hampir tidak dapat disadari. Dengan merubah metafora yang sulit dipahami menjadi makna secara harfiah, dapat diharapkan nantinya teks dalam bahasa sasaran akan menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami pembaca.

C. Bait 5 "Cahaya di Langit Pagaruyuang" karya Leni Marlina

Kami, para milineal dan generasi era digital,

berdiri dalam kekaguman yang hening,

mendengar namamu bergema di dedaunan,

mencium jejakmu yang tercetak di tanah leluhur, Ranah Minangkabau.

Setiap langkahmu membawa kami lebih dekat,

menuju cakrawala di mana impian dan kenyataan bertaut,

di mana harapan menemukan pijakan baru,

di bawah langit yang tak pernah benar-benar gelap.

Bundo Raudha,

ucapan terima kasih takkan pernah cukup,

untuk mewakili teladan dan ilmu yang engkau berikan,

untuk setiap motivasi dan kebaikan yang engkau tebarkan,

untuk setiap mimpi dan inspirasi yang kau nyalakan.

Engkau adalah cahaya bulan Agustus yang takkan pernah redup di sepanjang tahun.

Engkau menjadi penunjuk arah dan panutan

di jalan kami yang masih panjang dan penuh liku dan bebatuan.

D. Bait 5 "Light In The Sky Of Pagaruyuang" by Leni Marlina

We, the millennials of the digital age,

stand in hushed reverence,

hearing your name reverberate through the leaves,

kissing the footprints you’ve left upon our ancestral soil, the Minangkabau realm.

Each step you take draws us closer

to the horizon where dreams and reality entwine,

where hope finds solid ground

beneath skies that are never truly dark.

Bundo Raudha,

words of gratitude will never suffice

to convey the lessons and wisdom you’ve imparted,

for every spark of motivation and kindness you’ve sown,

for every dream and inspiration you ignite.

You are the August moonlight that never wanes throughout the year,

a guiding lighthouse and luminary

on our long, winding journey strewn with stones.

E. Teknik Penerjemahan Puisi "Cahaya di Langit Pagaruyuang"

1. Teknik Adaptation (Adaptasi) : 

Untuk menerjemahkan puisi diatas, beberapa frasa mungkin disesuaikan agar lebih sesuai dengan konteks budaya pembaca bahasa Inggris nantinya, meskipun hal ini tidak terlalu mencolok dalam terjemahan ini. Hal ini dapat dilihat pada frasa seperti “badai kehidupan” diterjemahkan ke bahasa inggris menjadi “life’s tempests.”Meskipun terjemahan ini langsung, istilah “tempests” dapat memberi kesan yang lebih universal atau umum dalam konteks bahasa Inggris. 

 

2. Teknik Literal(Harfiah) : 

 Puisi diatas juga menggunakan teknik literal, hal ini mengacu pada penerjemahan yang dilakukan secara langsung mengikuti struktur dan kata-kata dari teks sumber, dengan sedikit perubahan untuk menjaga makna. Contohnya terdapat pada frasa "Engkau ucapkan kata” diterjemahkan menjadi “Your words, spoken.”di sini dapat dilihat kata-katanya diterjemahkan secara langsung, sehingga mempertahankan struktur aslinya. 

 

 

3. Teknik Reduction (Reduksi) : 

 Teknik ini umum digunakan yang mana mengacu pada penghilangan sebuah kata atau elemen tertentu yang dianggap tidak esensial untuk menjaga makna secara keseluruhan, biasanya untuk membuat terjemahan lebih ringkas atau lebih alami dalam bahasa target. Contohnya terdapat pada frasa “namun gema ucapanmu melingkari puncak bukit,” disini kata “gema” dapat disingkat menjadi “echo” dalam terjemahan “still echo through hilltops.” 

 

 

F. Strategi Penerjemahan Puisi "Cahaya di Langit Pagaruyuang" karya Leni Marlina

1. Imagery :  

 Strategi diatas digunakan oleh penulis untuk tetap mempertahankan atau menciptakan citra puitis yang sama dalam bahasa target. Hal ini terlihat pada frasa “hujan yang tak terlihat” dapat diterjemahkan menjadi “the unseen rain.” yang berarti citra ini tetap kuat dan menggugah perasaan, menciptakan kedalaman makna yang sama 

 

 

2. Equivalence :  

 Strategi ini digunakan penulis untuk mencapai efek yang sama dalam bahasa target meskipun kata-kata yang digunakan berbeda. Dengan kata lain, penerjemah mencari padanan kata yang dapat menyampaikan makna dan nuansa yang baik dan setara dalam konteks budaya dan puitis. Contohnya terdapat pada frasa “menggetarkan dedaunan yang terdiam” diterjemahkan menjadi “vibrating the stillness of leaves.”Di sini tampak jelas, meskipun kata-kata berbeda, makna dan efek puitis yang dihasilkan tetaplah sama.  

 

 

3. Transposition :  

 Adalah Strategi di mana struktur gramatikal atau urutan kata dalam bahasa sumber diubah untuk membuat kalimat lebih alami dalam bahasa target.Hal ini diperlukan dalam puisi biasanya untuk menjaga ritme dan aliran tetap puitis. Contohnya terdapat pada frasa “menyirami akar-akar pemikiran yang kering” menjadi “nourishing the dry roots of thought.” Dalam artian, kata "menyirami" yang merupakan kata kerja dalam bahasa Indonesia diubah menjadi kata “nourishing” dalam bahasa Inggris, yang memberikan nuansa yang lebih puitis sehingga lebih sesuai dengan konteks. 

 

G. Evaluasi

Dalam penerjemahan puisi diatas, baik secara strategi maupun secara teknik dapat kita lihat terdapat berbagai kesesuaian yang dapat membantu kita sebagai pembaca paham dengan makna yang disampaikan melalui proses terjemahan yang berlangsung. Hal ini tentu dapat kita lihat dari hasil terjemahan versi "Bahasa Inggris" yang tentu bersumber dari puisi bahasa Indonesia. Misalnya dalam penerjemahan ritma, Meskipun terjemahan mengalir dengan baik, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa ritme tidak sepenuhnya cocok dengan puisi versi aslinya. Namun hal ini tidak menjadi hambatan dalam proses pemahaman, sehingga proses penerjemahan puisi dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris ini cukup berhasil dalam menyampaikan makna dan keindahan aslinya. Tentunya dengan beberapa penyesuaian pada ritme dan nuansa, terjemahan ini dapat dikatakan menjadi lebih kuat dan lebih menggugah minat para pembaca, terkhususnya audience bahasa Inggris. Sehingga dapat dikatakan penerjemah menunjukkan pemahaman yang baik terhadap elemen-elemen puitis, dan dengan sedikit pemurnian makna, hasilnya dapat lebih mendekati keindahan puisi asli. 

 

  

 

H. Kesimpulan dan Saran 

 

Kesimpulan : 

 dari proses penerjemahan puisi bahasa Indonesia ke bahasa Inggris yang berjudul "" Cahaya Dilangit Pagaruyuang" dan " Light in the Sky of Pagaruyuang "ini menunjukkan bahwa hasil dari terjemahan tersebut berhasil mempertahankan makna dan keindahan puitis yang terkandung dalam teks asli "Bahsa Indonesia". Meskipun demikian, terdapat peluang untuk meningkatkan ritme dan nuansa emosional agar lebih menggugah dalam bahasa target sehingga lebih menarik saat dibaca audience bahasa target nantinya. 

 

Saran: 

Penerjemah disarankan untuk lebih mengeksplorasi pada pilihan kata dan struktur kalimat atau frasa yang dapat memperkuat elemen puitis dalam terjemahan tersebut. Selain itu, penting juga memperhatikan keselarasan ritme dan frasa puisi sehingga dapat membuat hasil terjemahan lebih harmonis dan memikat pembaca. Dengan penyesuaian ini, hasil terjemahanpembaca akan lebih mampu menangkap esensi dan kedalaman puisi asli nantinya. 

 

 

 

I. Referensi 

1. Buku / Ebook : 

Tri Widyahening, Ch. Evy, dan Sari, Ayu Istiana. 'Teori Puisi'. 2016. Penerbit DIOMEDIA. 

Pradopo, Rachmat Djoko. *Pengertian, Hakikat, dan Fungsi Puisi*. Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo. 

 

2. Artikel Jurnal Ilmiah :  

Kiryoku, Yuliani Rahmah. (2018). Metode dan Teknik Penerjemahan Karya Sastra. Jurnal Bahasa dan Kebudayaan Jepang, 2(3). Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro.  

 

Madah, Raja Rachmawati. (2016). Teknik dan Ideologi Penerjemahan di WordPress. Jurnal (2). 

 

 

3. Website 

 https://forumsumbar.com/sastra/46059/puisi-leni-marlina-cahaya-di-langit-pagaruyuang-untuk-putri-penerus-kerajaan-pagaruyuang-bundo-raudha-thaib/ 

 

https://forumsumbar.com/sastra/46067/leni-marlinas-poem-light-in-the-sky-of-pagaruyuang-for-the-heir-of-the-pagaruyuang-kingdom-bundo-raudha-thaib/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun