Beberapa peneliti telah membahas lebih dalam dengan mengkategorikan elemen-elemen yang memengaruhi laju perubahan masyarakat. Sebagai contoh, Bruce J. Cohen membagi variabel yang berdampak pada perkembangan sosial ke dalam empat kategori, yang meliputi:[7]
Faktor geografis
 Pengalaman masyarakat akan perubahan mungkin dibentuk oleh lingkungan fisik atau lokasi geografisnya. Kelimpahan atau kelangkaan sumber daya alam mempengaruhi cara hidup dalam masyarakat tertentu, dan hal ini terkait dengan hal tersebut.
Faktor Teknologi.
Kehadiran pengetahuan baru, khususnya di bidang teknologi, menyebabkan pergeseran sosial yang meluas, dan elemen ini terkait dengan hal tersebut.
Kepemimpinan
Pemimpin karismatik dengan kemampuan untuk menggalang pengikut di belakang tujuan sosial mereka lebih baik dipahami melalui lensa komponen kepemimpinan dalam perubahan sosial. Di sini, elemen kepemimpinan dianggap berdampak pada transformasi sosial.
Penduduk
Pertanyaan mengenai jumlah penduduk adalah salah satu variabel yang memungkinkan terjadinya transformasi sosial. Pergeseran dramatis dalam jumlah penduduk, baik ke atas maupun ke bawah, dapat memiliki efek yang luas pada tatanan sosial masyarakat. Lebih tepatnya, inovasi dalam proses manufaktur dan bidang lainnya dapat muncul sebagai respons terhadap ledakan populasi lokal. Sebagai ilustrasi dari efek penurunan populasi, pertimbangkan bagaimana kekuatan dan kelemahan organisasi sosial dapat bergeser sebagai akibatnya.
Soejorno Soekanto hanyalah salah satu dari sekian banyak ilmuwan yang telah mengajukan teori-teori mengenai kekuatan-kekuatan yang bekerja dalam transformasi masyarakat. Jelas bahwa ia memiliki kesamaan dengan peneliti lain dalam analisisnya mengenai elemen-elemen yang mempengaruhi transformasi masyarakat. Namun, seperti yang akan dilihat nanti, Soekanto sering membaginya menjadi dua bagian utama: faktor internal dan faktor eksternal :[8]
 Faktor Internal[9]