Mata bapak memerah. Ia memeluk Angin erat-erat. "Maafkan bapak, Nak. Bapak salah. Bapak selalu menghalangimu bersekolah, bapak selalu mengira kamu tidak bisa apa-apa."
Angin hanya tersenyum. "Angin tidak pernah marah, Pak. Angin hanya ingin bapak bangga."
Bapak tak hentinya meminta maaf dan memeluk Angin. Bapak kini merasa sangat beruntung dikarunia anak hebat dan shaleh seperti Angin.
***
Kisah Angin menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Dengan keberanian, ketekunan, dan doa, ia mengubah hidupnya dan keluarganya.
Bagi bapak dan ibu Angin, anak mereka adalah keajaiban. Dan bagi dunia, Angin adalah bukti bahwa setiap anak terlahir istimewa, dengan kelebihan dan kekurangan yang dianugerahkan oleh Tuhan.
Seperti namanya, Angin mungkin tak terlihat, tapi ia selalu bisa dirasakan menyentuh hati siapa pun yang mendengar kisahnya. Ia adalah anak yang benar-benar menyentuh langit dengan impian, tekad dan kegigihannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI