Angin juga pandai dalam matematika. Ia dapat menghitung dengan cepat walaupun tanpa jemari. Setelah beberapa bulan, Angin ditugaskan sekolah untuk mengikuti olimpiade matematika.
***
Prestasi demi prestasi diraih Angin. Ia menginspirasi banyak orang dengan kisah hidupnya. Tak jarang ia diminta bercerita dalam forum atau webinar online.
Beberapa karyanya dipamerkan di acara seni nasional, dan ia mendapat beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikannya. Angin sangat bersyukur, terlebih ia sangat menikmati aktivitas melukis tersebut. Hal tersebut membuat tekadnya semakin kuat. Ia ingin menjadi seorang anak yang berhasil dan dapat membahagiakan kedua orang tuanya.
Dengan ajaib, Tuhan menjawab setiap doa yang dilangitkan Angin. Â Seorang dermawan yang terinspirasi oleh kisah Angin, tiba-tiba datang untuk membeli salah satu lukisan Angin.
Ia juga menanyakan hal yang paling diinginkan Angin dalam hidupnya saat ini. "Insyaallah, jika ada rejeki, saya ingin sekali menghadiahi umrah untuknya dan kedua orang tua saya pak." ucap Angin dengan penuh tekad.
"Tak usah tunggu lama nak, secepatnya bapak akan daftarkan kedua orang tuamu untuk ibadah umroh," jelas sang Dermawan.
"Sungguh pak?," yakin Angin. Ia sangat bersyukur. Ia tak menyangka secepat ini Tuhan mengabulkan semua doa-doanya.
***
Ketika Angin menyerahkan tiket umrah kepada bapaknya, pria itu terdiam.
"Pak, ini untuk bapak dan ibu. Angin ingin bapak melihat Ka'bah dan berdoa di sana," kata Angin dengan senyum lembut.