"tapi, kau tak seperti itu." Lanjutnya
"maksudmu?"
"ya, aku tidak melihatmu begitu" jawabnya serius.
"kau punya sesuatu yang seseorang tidak punya, kau bisa melihat sesuatu yang kebanyakan orang tidak bisa lihat. Seperti, melihat emas ditumpukan sampah" lanjutnya
Siapa perempuan ini, menerka orang yang baru ia kenal seperti itu. Dia pikir mungkin aku sedikit tertarik, namun sayang sekali aku tak tertarik.
"tidak sepertiku." Lanjutnya lagi sembari menyalakan rokoknya yang entah berapa batang ia bakar hari ini.
"ah, benarkah? Aku rasa hidupmu sangat menyenangkan. Justru tidak sepertiku." Jawabku
"contohnya?"sahutnya
"dari pembicaraan sebelumnya, yang aku bicarakan." Jawabku lagi.
Tidak ada respon darinya, ia hanya fokus pada hisapan demi hisapan rokok yang ia bakar tadi, tak ambil pusing, aku meraih sebatang rokok lalu kugenggam dan siap untuk dinyalakan.
"aku terlalu tenggelam dengan banyaknya pemahaman yang aku buat sendiri, aku pernah dengar pepatah 'jika kau sedang membawa segelas air, lalu air itu tumpah. Tak perlu menyesali yang tumpah, namun fokuslah agar air itu tak tumpah lagi' aku selalu merasa kebingungan setiap waktunya. Apa benar-benar aku membawa air itu? Apa jangan-jangan aku tak pernah benar-ber membawa segelas air, hanya gelas kosong. Aku terlalu fokus pada kehati-hatian yang menyebabkan diriku sendiri tak pernah bebas. Jadi ya, mungkin aku suka hidupmu" kalimat itu keluar dari mulutku, lalu menyalakan rokok yang tadi kugenggam