Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menjalin Silaturahmi dengan Roh Selama Pandemi

15 Mei 2021   13:38 Diperbarui: 15 Mei 2021   13:44 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri (Candi STupa Sumberawan)

Cermin untuk kita semua, setiap kekuasaan akan berhenti dan tinggal kisah yang semoga mewartakan kearifan di masa mendatang. 


Candi Singasari baru mendapat perhatian pemerintah kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-20 . Restorasi dan pemugaran Candi Singasari dimulai tahun 1934 dan bentuk yang sekarang dicapai dalam keadaan berantakan pada tahun 1936. Artinya memang Candi yang sekarang ini adalah rekonstruksi atas porak porandanya kompleks Candi yang doeloe pastinya adalah peradaban sangat maju. 

Telaga Sumberawan

Meluncur ke arah utara, menyusuri jalan yang kanan kiri banyak bangunan masjid besar. Kota Singosari bahkan punya slogan Singosari Kota Santri tersebab memang banyak tokoh masyarakat yang punya pondok pesantren di kawasan dataran tinggi tersebut. Kubah-kubah masjid yang besar menunjukkan adanya link dengan selera santri dengan ornamen dan cat bagaikan masjid Nabawi di Medinah. 

Terus meluncur ke atas dari arah Candi Singosari, saya bertemu dengan lokasi wisata alam yang masih natural, dan saking naturalnya petunjuk lokasi sangat terbatas. 

Dokpri (Candi STupa Sumberawan)
Dokpri (Candi STupa Sumberawan)

Saya membayangkan pak kepala dinas wisata atau PU atau bahkan Pak RT, mungkin perlu disilaturahmi supaya papan nama petunjuk mbok iyao diperbaiki supaya peziarah wisatawan dapat datang dengan jelas arah lokasinya.

Seseorang menyebut berbisik, memang lokasi "sengaja" tidak diberi papan nama, sebab masih sering digunakan untuk ngibadah aliran kebatinan, dan venuenya dipelihara agar tidak ramai orang.

Woo.. ya maklum jika demikian. Namun bukankah lokasi ibadah pun perlu diberi petunjuk yang jelas ya ?

Baiklah, kembali ke Telaga Sumberawan ini. Tempatnya unik karena konon menjadi satu-satunya tempat STupa Budha di tengah dominansi candi Hindu SYiwa di Jawa Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun