Cermin untuk kita semua, setiap kekuasaan akan berhenti dan tinggal kisah yang semoga mewartakan kearifan di masa mendatang.
Candi Singasari baru mendapat perhatian pemerintah kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-20 . Restorasi dan pemugaran Candi Singasari dimulai tahun 1934 dan bentuk yang sekarang dicapai dalam keadaan berantakan pada tahun 1936. Artinya memang Candi yang sekarang ini adalah rekonstruksi atas porak porandanya kompleks Candi yang doeloe pastinya adalah peradaban sangat maju.
Telaga Sumberawan
Meluncur ke arah utara, menyusuri jalan yang kanan kiri banyak bangunan masjid besar. Kota Singosari bahkan punya slogan Singosari Kota Santri tersebab memang banyak tokoh masyarakat yang punya pondok pesantren di kawasan dataran tinggi tersebut. Kubah-kubah masjid yang besar menunjukkan adanya link dengan selera santri dengan ornamen dan cat bagaikan masjid Nabawi di Medinah.
Terus meluncur ke atas dari arah Candi Singosari, saya bertemu dengan lokasi wisata alam yang masih natural, dan saking naturalnya petunjuk lokasi sangat terbatas.
Saya membayangkan pak kepala dinas wisata atau PU atau bahkan Pak RT, mungkin perlu disilaturahmi supaya papan nama petunjuk mbok iyao diperbaiki supaya peziarah wisatawan dapat datang dengan jelas arah lokasinya.
Seseorang menyebut berbisik, memang lokasi "sengaja" tidak diberi papan nama, sebab masih sering digunakan untuk ngibadah aliran kebatinan, dan venuenya dipelihara agar tidak ramai orang.
Woo.. ya maklum jika demikian. Namun bukankah lokasi ibadah pun perlu diberi petunjuk yang jelas ya ?
Baiklah, kembali ke Telaga Sumberawan ini. Tempatnya unik karena konon menjadi satu-satunya tempat STupa Budha di tengah dominansi candi Hindu SYiwa di Jawa Timur.