"Anda....anda tahu? Anda serius?"
"Seserius induk ayam yang mengerami telurnya. Oh, jangan khawatir. Saya tidak akan membuat anda bosan dengan menceritakan secara detil bagaimana saya bisa menemukan biang keladinya. Cukup saya katakan bahwa sebentar lagi teroris itu akan datang ke sini."
"Apa? Bagaimana?"
"Setiap orang punya kelemahan, Jenderal. Termasuk anda dan saya. Teroris ini pun tak terkecuali. Dari apa yang saya pelajari tentang dia, kelemahan yang bersangkutan terletak pada sesuatu. Atau lebih tepat, pada seseorang."
Saat itulah terdengar bunyi ketukan di pintu.
Sang detektif tersenyum. "Nah, saya yakin orang yang mengetuk pintu itu adalah teroris yang kita tunggu. Saya sarankan anda untuk bersembunyi lebih dulu. Kloset di samping ruangan itu cukup besar buat anda."
Baryshnikov menggeleng. "Saya datang dengan lima pengawal bersenjata yang menunggu di luar. Mereka pasti sudah..."
"Tidak, Jenderal. Maaf. Tapi ketukan itu membuktikan para pengawal anda sudah menjadi mayat sekarang. Percayalah pada saya. Saya akan menangani teroris itu."
Baryshnikov terkejut untuk kesekian kalinya. Dan dia tidak suka hal itu. Tapi di sisi lain, entah kenapa, nalurinya menyuruh untuk menpercayai lawan bicaranya.
Jenderal Rusia itu pun melangkah ke kloset yang dimaksud. Tapi saat dia mau membukanya, Sang Detektif buru-buru berkata, "Oh ya, saya lupa mengingatkan. Akan ada sesuatu yang mungkin membuat anda terkejut di dalam sana. Tak perlu panik. Itu bagian dari rencana."
Perkataan itu membuat Baryshnikov mengerutkan kening. Tapi tak bertanya-tanya lagi. Dia melangkah masuk, dan ternyata benar - dia langsung terkejut bukan main.