Padahal CD dan videonya tidak bisa dinikmati sama-sekali. Setidaknya menurutku. Salah satu CD-nya dibuat mirip album musik bertitel 'Hujan'. Terdiri dari selusin judul bertema hujan. Seperti 'Hujan di Suriah', 'Hujan Bulan Maret', dan seterusnya. Yang menjadi masalah, setiap judul isinya sama semua. Tidak ada musik maupun vokal. Hanya ada bunyi hujan. Dan album itu laku keras.
Konten Youtube-nya sama saja. Ada yang berisi tarian seronok tapi cuma kelihatan punggungnya. Tak jelas itu cewek atau cowok. Penonton jadi bingung harus ngiler atau ngeper. Mungkin karena itu, viewer-nya malah mencapai jutaan dan melahirkan ribuan artikel 'ilmiah' di medsos. Sebagian menderetkan bukti kalau itu cewek. Sebagian justru bersikeras kalau itu cowok.
Dengan segala cerita macam di atas, aku pun makin terdorong ke depan antrian. Penasaran kegilaan macam apa yang akan dibuatnya kali ini.
Tapi kurasa aku tidak akan tertidur dalam pementasan dia kali ini. Karena judulnya 'KONSER PENGOCOK PERUT'. Jadi mestinya semacam musik humor. Atau menyanyi dengan lirik lucu-lucuan. Bisalah kalau disuruh menonton yang semacam ini.
Ketika akhirnya masuk dan duduk di gedung konser, panggung masih gelap dan belum jelas apa yang ada di atas sana. Tapi ada yang aneh. Punggung kursi penonton dilapisi lembaran berkilat mirip kaca. Demikian juga lantai di bawahnya. Entah apa gunanya. Aku langsung merasa tidak enak. Seperti sadar akan dikerjain tapi tidak tahu dikerjain apa.
Beruntung aku tidak perlu lama-lama disiksa rasa penasaran. Tepat pukul delapan sesuai jadwal (satu-satunya yang akan kupuji dari pertunjukan ini), lampu sorot raksasa menerangi panggung. Dan sudah ada kejutan menanti di sana.
Terlihat layar besar sekali sebagai latar belakang panggung. Jauh lebih besar dari panggungnya sendiri. Mengingatkan aku pada layar bioskop IMAX. Mungkin tidak sebesar itu. Cuma jadi berpikir ke sana. Di atas panggung sendiri tidak terlihat alat musik apapun. Hanya ada -percaya atau tidak - sebuah kasur sederhana. Lengkap dengan bantal maupun selimut. Dan sebuah headphone besar.
Di depan kasur itulah berdiri makhluk bernama Harry Hairy. Nama itu sendiri tak kalah ngaco. Soalnya yang bersangkutan plontos total. Bukan cuma botak. Dia juga tak punya kumis maupun jenggot. Ditanya soal itu, dengan sablengnya dia menjawab, 'Sampeyan harus cewek dan cantik kalau pingin tahu hairy-nya di mana.'
Saat itu Harry berdiri di atas panggung dengan pakaian kebesarannya. Jeans belel dan kaos hitam. Dia selalu memakai pakaian seperti itu kemana-nana. Hanya tulisan di kaosnya yang selalu berganti. Pernah berbunyi 'CEWEK LU SUKA GUE' atau 'YANG BACA BAKAL NAFSU'.Â
Tapi malam ini ternyata lebih minimalis. Singkat dan padat : 'MAMPUS LU'.
Ruang konser serasa mau runtuh oleh sorak, suitan, dan tepuk-tangan yang luar-biasa gemuruh. Tak sedikit yang menjerit-jerit dan memanggil namanya dengan histeris. Tanpa sadar, aku menggeleng-gelengkan kepala. Sepertinya tak cuma artisnya doang, penggemarnya juga tak kalah sinting...