Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pisang, Budaya dan Bahan Kosmetika

26 Januari 2025   20:12 Diperbarui: 26 Januari 2025   21:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pisang diantara Buah dalam persembahan Upacara Persembayahan di bali (Sumber : liburanbali.net)

Bagi saya, pohon pisang menyimpan banyak kenangan. Saat kecil, ibu saya sering memberikan pisang matang sebagai makanan tambahan selain ASI untuk adik-adik kami yang masih bayi. Pada waktu itu, bubur bayi jarang dibeli karena selain sulit ditemukan, harganya juga cukup mahal. Di Bali, banyak kue yang terbuat dari pisang, seperti Godoh (pisang goreng), Kulek pisang, dan kue blebet. Selain itu, pisang sering dikonsumsi segar, dikukus, atau direbus.

Pisang juga sangat penting dalam upacara umat Hindu di Bali, karena berbagai jenis banten sering menggunakan pisang. Oleh karena itu, pada saat hari raya, permintaan pisang di Bali menjadi sangat tinggi. Di Denpasar, bongkar muat pisang dan buah-buahan antar pulau biasanya terjadi di Pasar Batu Kandik, mengingat kebutuhan pisang yang sangat besar di Bali.

Tak pelak, Pohon pisang di tepi ladang, Tumbuh tinggi menantang angin,  menjadi hiasan alam, Daunnya menari dengan riang, Memayungi bumi yang kering.,merupakan pemandangan menyentuh sukma.  Batangnya kokoh, meski rapuh, Penuh cerita di balik lembutnya,Sekali roboh, tumbuh lagi, Menghadirkan kehidupan baru. jadilah seperti pohon pisang, sebelum mati pernah menghasilkan buah, dengan daun yang bermanfaat bagi manusia.

Buah dan tanaman Pisang (dokpri) 
Buah dan tanaman Pisang (dokpri) 

Pisangnya berbuah manis, Bersandar pada kerja keras, Dalam diam, dia memberi, Pada bumi yang tak pernah lelah. Pohon pisang, dengan kesederhanaan, Menyampaikan pesan kehidupan, Kuat meski tanpa gema,Setia memberi tanpa mengharap balasan.

Pisang adalah buah yang unik, dan sangat dibutuhkan di Bali   Pisang adalah buah yang paling sering digunakan dalam berbagai upacara ritual umat Hindu, terutama di Bali. Buah pisang digunakan dalam upacara Bhuta Yadnya hingga Dewa Yadnya. Dalam mitologi, pohon pisang memiliki kaitan yang kuat dengan Dewi Parwati atau Dewi Uma, yang dikenal sebagai sakti dari Dewa Siwa. Selain buahnya, bagian lain dari pohon pisang---seperti daun, batang, dan pohon itu sendiri---juga dimanfaatkan dalam upacara panca yadnya. Pisang digunakan dalam berbagai tingkat upacara, mulai dari yang kecil hingga yang besar.

Sebagai contoh, daun pisang digunakan dalam berbagai keperluan yadnya. Daun ini dipercaya sebagai simbol Utpatti (penciptaan) yang dihubungkan dengan Dewa Brahma, serta sebagai lambang sthiti (pemeliharaan) dari Dewa Wisnu. Dari sisi warna daunnya, daun pisang juga dipandang sebagai pralina dari Dewa Iswara.

Daun pisang sering digunakan untuk membuat kojong kwangen atau sebagai alas dalam banten (sesajen). Dalam masyarakat Bali Aga, daun pisang bahkan menjadi bahan utama dalam upacara persembahan. Menurut  Ida Bagus Baskara menjelaskan ada dua mitologi yang menjelaskan mengapa pisang, atau pohon pisang, menjadi elemen penting dalam yadnya. Dalam kisah Siwa Purana, dikisahkan bahwa Daksa, ayah Dewi Uma, mengadakan upacara Yadnya tanpa kehadiran Dewa Siwa. Dewi Uma, sebagai bentuk kesetiaannya kepada ayahnya, akhirnya membakar dirinya hingga menjadi abu. Dari abu tersebut, sebagian tubuhnya jatuh ke bumi dan tumbuh menjadi pohon pisang, yang menjadikan pohon pisang memiliki makna penting. Kisah lainnya berasal dari Bamaswari, yang menceritakan ketika Dewi Uma sedang menyusui anaknya, Hyang Kumari, dan sebagian susunya menetes ke tanah. Dari air susu tersebut, tumbuhlah pohon pisang. Sehingga kalau bayi juga diberikan susu, kalau tidak sempat maka diberikan  buah pisang,

Produksi pisang di Bali menurut BPPS  sebeasar 147.924 ton,  sedangkan produksi Indonesia sebanyak Berdasarkan data BPS, produksi buah di Indonesia mencapai 28,24 juta ton pada 2023. Produksi ini setara dengan tahun 2022 yang mencapai 28,3 juta ton. Pisang merupakan buah yang paling banyak dihasilkan Indonesia. Pada 2023, volume produksi pisang secara nasional mencapai sekitar 9,34 juta ton.

Pasar Pisang Di Bali (Sumber: balitribun) 
Pasar Pisang Di Bali (Sumber: balitribun) 

Pisang merupakan salah satu buah yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di seluruh dunia. Berdasarkan data terbaru dari FAOSTATS (2023), produksi pisang segar menunjukkan kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Antara tahun 2018 hingga 2022, produksi pisang segar meningkat rata-rata sebesar 3,6% per tahun. Pada tahun 2022, produksi pisang mencapai angka tertinggi, yakni 135 juta ton, yang merupakan kenaikan sebesar 8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi ini dipengaruhi oleh ekspansi area penanaman pisang. Pada tahun 2022, luas lahan yang digunakan untuk budidaya pisang segar tercatat mencapai 5.940 hektar. Dengan bertambahnya luas lahan, produksi hampir mencapai 135 juta ton, yang memiliki nilai lebih dari US$800 miliar.

Tulisan ini akan mengungkap tentang selayang pandang pohon pisang, dan manfaatnya untuk kosmetika.

SELAYANG PANDANG TENTANG PISANG 

Pisang adalah buah yang memanjang dan dapat dimakan, yang secara botani digolongkan sebagai beri, dan diproduksi oleh beberapa jenis tanaman berbunga herba besar dalam genus Musa. Di sejumlah negara, pisang yang digunakan untuk memasak disebut plantain, untuk membedakannya dari pisang yang biasa digunakan sebagai makanan penutup. Pisang bervariasi dalam ukuran, warna, dan kekerasannya, namun biasanya memiliki bentuk memanjang dan melengkung, dengan daging yang lembut dan kaya pati, serta kulit yang memiliki berbagai warna saat matang. Pisang tumbuh dalam kelompok di bagian atas tanaman. Hampir seluruh pisang yang dibudidayakan dan dapat dimakan yang tidak memiliki biji (parthenocarp) berasal dari dua spesies liar: Musa acuminata dan Musa balbisiana, atau hasil persilangannya.

Pisang mentah (tanpa kulit) mengandung 75% air, 23% karbohidrat, 1% protein, dan sangat sedikit lemak. Dalam porsi 100 gram (3,5 oz), pisang menyediakan 89 kalori, memenuhi 24% dari Nilai Harian vitamin B6, serta jumlah sedang vitamin C, mangan, kalium, dan serat makanan, tanpa mikronutrien lain yang signifikan.

Meskipun pisang dikenal karena kandungan kalium yang tinggi, kandungan kalium mereka sebenarnya tidak terlalu tinggi dalam porsi makan standar, hanya mencakup 12% dari Nilai Harian kalium (tabel). Peringkat kandungan kalium pisang di antara buah, sayur, kacang-kacangan, dan makanan lain adalah sedang.

SEJARAH POHON PISANG

Domestikasi pisang (*Musa spp.*) pertama kali dilakukan pada individu *Musa banksii* yang terjadi secara alami dan tidak menghasilkan biji (parthenocarpic) di Papua Nugini. Tanaman ini dibudidayakan oleh orang Papua sebelum kedatangan penutur bahasa Austronesia. Banyak fitolit pisang telah ditemukan di situs arkeologi Kuk Swamp dan diperkirakan berusia sekitar 10.000 hingga 6.500 tahun yang lalu. Manusia pemburu-pengumpul di daerah ini mulai melakukan domestikasi pada akhir Pleistosen dengan menggunakan metode transplantasi dan teknik budidaya awal. Pada awal hingga pertengahan Holosen, proses domestikasi ini telah selesai. Dari Papua Nugini, pisang yang dibudidayakan menyebar ke arah barat menuju Asia Tenggara Kepulauan. Pisang tersebut kemudian berkembang biak dengan subspecies *Musa acuminata* dan *Musa balbisiana* lainnya (yang mungkin juga dibudidayakan secara terpisah) di Filipina, Papua Nugini bagian utara, dan kemungkinan Halmahera. Peristiwa hibridisasi ini menghasilkan kultivar triploid pisang yang umum dibudidayakan saat ini. Pisang menjadi salah satu tanaman utama yang memungkinkan pertanian dimulai di Papua Nugini.

Pisang Goreng ( Sumber :shout)
Pisang Goreng ( Sumber :shout)

Penyebarannya Dari Asia Tenggara Kepulauan, pisang menjadi bagian dari tanaman pokok yang dibudidayakan oleh masyarakat Austronesia. Pengenalan pisang ini menghasilkan subkelompok pisang yang kini dikenal sebagai pisang raja sejati, yang mencakup pisang Dataran Tinggi Afrika Timur dan pisang Pasifik (subkelompok Iholena dan Maoli-Popo'ulu). Pisang Dataran Tinggi Afrika Timur berasal dari populasi pisang yang diperkenalkan ke Madagaskar, kemungkinan besar dari wilayah antara Jawa, Kalimantan, dan Papua Nugini; sedangkan pisang Pasifik diperkenalkan ke Kepulauan Pasifik dari Papua Nugini bagian timur atau Kepulauan Bismarck.

Penemuan fitolit di Kamerun pada abad pertama SM memicu perdebatan mengenai tanggal pertama kali pisang dibudidayakan di Afrika. Ada bukti linguistik yang menunjukkan bahwa pisang telah dikenal di Afrika Timur atau Madagaskar pada waktu tersebut. Bukti yang lebih awal menunjukkan bahwa budidaya pisang dimulai tidak lebih awal dari akhir abad ke-6 M. Bangsa Malagasy mengkolonisasi Madagaskar dari Asia Tenggara sekitar tahun 600 M. Glukanase dan dua protein lain yang spesifik untuk pisang ditemukan dalam kalkulus gigi dari bangsa Filistin pada Zaman Besi awal (abad ke-12 SM) di Tel Erani di Levant bagian selatan.

Gelombang pengenalan berikutnya membawa pisang ke bagian lain Asia tropis, terutama Indochina dan subkontinen India. Beberapa bukti menunjukkan bahwa pisang telah dikenal oleh peradaban Lembah Indus melalui fitolit yang ditemukan di situs arkeologi Kot Diji di Pakistan. Asia Tenggara tetap menjadi pusat utama keanekaragaman pisang, sementara keanekaragaman sekunder dapat ditemukan di Afrika, yang menunjukkan sejarah panjang budidaya pisang di benua tersebut.

Pisang mungkin sudah ada di beberapa lokasi terpencil di Timur Tengah sebelum munculnya Islam. Penyebaran Islam kemudian diikuti dengan difusi yang sangat luas. Pisang banyak disebut dalam teks-teks Islam, seperti puisi dan hadis, yang dimulai pada abad ke-9. Pada abad ke-10, pisang tercatat dalam teks-teks dari Palestina dan Mesir, dan dari sana menyebar ke Afrika Utara serta Iberia Muslim selama Revolusi Pertanian Arab. Dalam karya pertanian abad ke-12 oleh Ibn al-'Awwam, Kitb al-Fila (Buku tentang Pertanian), dibahas tentang budidaya pohon pisang. Selama Abad Pertengahan, pisang dari Granada dianggap sebagai yang terbaik di dunia Arab. Pisang juga sudah dibudidayakan di Kerajaan Kristen Siprus pada akhir abad pertengahan. Dalam tulisannya pada tahun 1458, pelancong Italia Gabriele Capodilista menulis dengan pujian tentang hasil pertanian yang melimpah dari perkebunan di Episkopi, dekat Limassol sekarang, termasuk perkebunan pisang di wilayah tersebut.

Spesies Musa berasal dari daerah tropis Indomalaya dan Australia, dan kemungkinan telah didomestikasi di Papua Nugini. Pisang kini ditanam di 135 negara, terutama untuk buahnya, tetapi juga dalam jumlah lebih kecil untuk pembuatan kertas pisang dan tekstil, sementara beberapa juga dibudidayakan sebagai tanaman hias. India dan China adalah penghasil pisang terbesar di dunia pada tahun 2022, menyumbang sekitar 26% dari total produksi global. Pisang dapat dimakan mentah atau dimasak dalam berbagai olahan, seperti kari, keripik pisang, gorengan, selai buah, atau cukup dipanggang atau dikukus.

Secara global, tidak ada perbedaan yang jelas antara pisang untuk makanan penutup dan plantain untuk memasak. Pembeda ini memang ada di Amerika dan Eropa, tetapi di Asia Tenggara, tempat berbagai jenis pisang ditanam dan dikonsumsi, hal ini tidak berlaku. Istilah "pisang" juga digunakan untuk jenis lain dalam genus Musa, seperti pisang merah (Musa coccinea), pisang merah muda (Musa velutina), dan pisang Fe'i. Anggota genus Ensete, seperti pisang salju (Ensete glaucum) dan pisang palsu yang penting secara ekonomi (Ensete ventricosum) di Afrika, kadang juga dimasukkan dalam kategori ini. Kedua genus ini termasuk dalam keluarga pisang, Musaceae.

Perkebunan pisang bisa mengalami kerusakan akibat nematoda parasit, hama serangga, serta penyakit jamur dan bakteri, salah satunya adalah penyakit Panama yang disebabkan oleh jamur Fusarium. Penyakit ini, bersama dengan sigatoka hitam, mengancam produksi pisang Cavendish, jenis pisang utama yang dikonsumsi di dunia Barat, yang merupakan triploid dari Musa acuminata. Para pemulia tanaman terus berusaha mencari varietas baru, meskipun hal ini sulit dilakukan karena varietas komersial biasanya tidak mengandung biji. Untuk mendukung pemuliaan di masa depan, germplasma pisang disimpan di berbagai bank gen di seluruh dunia.

DESKRIPSI TANAMAN PISANG

Deskripsi Tanaman pisang adalah tanaman berbunga herba terbesar. Semua bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah tumbuh dari sebuah struktur yang disebut kormus. Tanaman pisang umumnya tinggi dan kokoh dengan penampilan seperti pohon, namun yang tampak seperti batang sebenarnya adalah pseudostem yang terdiri dari beberapa tangkai daun (petiol). Pisang tumbuh baik di berbagai jenis tanah, asalkan tanah tersebut memiliki kedalaman minimal 60 cm, memiliki drainase yang baik, dan tidak padat. Tanaman ini tumbuh dengan cepat, mencapai kecepatan pertumbuhan hingga 1,6 meter per hari.

Daun tanaman pisang terdiri dari tangkai (petiol) dan helaian daun (lamina). Dasar petiol melebar membentuk selubung, dan selubung-selubung yang rapat ini membentuk pseudostem yang menopang tanaman. Ujung selubung bertemu saat pertama kali tumbuh, membentuk tabung. Ketika pertumbuhan baru terjadi di tengah pseudostem, ujung-ujung selubung terpisah. Tanaman pisang yang dibudidayakan bervariasi tinggi tergantung pada jenis dan kondisi tumbuhnya, sebagian besar tanaman pisang memiliki tinggi sekitar 5 meter, dengan kisaran mulai dari tanaman 'Dwarf Cavendish' yang sekitar 3 meter hingga 'Gros Michel' yang dapat mencapai lebih dari 7 meter. Daun tanaman pisang tumbuh secara spiral dan dapat mencapai panjang 2,7 meter dan lebar 60 cm. Setelah tanaman pisang matang, kormus berhenti memproduksi daun baru dan mulai membentuk bunga. Sebuah batang tumbuh ke atas di dalam pseudostem, membawa bunga muda hingga akhirnya muncul di bagian atas. Setiap pseudostem biasanya hanya menghasilkan satu bunga, yang disebut juga "hati pisang." Setelah berbuah, pseudostem mati, namun tunas baru biasanya tumbuh dari pangkalnya, sehingga tanaman ini bersifat perennial. Infloresensinya mengandung banyak selubung seperti kelopak bunga di antara barisan bunga. Bunga betina yang bisa berkembang menjadi buah muncul di barisan yang lebih tinggi di batang, sementara bunga jantan muncul lebih rendah. Ovarinya inferior, yang berarti kelopak bunga kecil dan bagian bunga lainnya muncul di ujung ovarium.

Buah pisang berkembang dari hati pisang dalam kelompok besar yang disebut jambangan, yang terdiri dari sekitar sembilan tingkat yang disebut tangan, dengan masing-masing tangan berisi hingga 20 buah. Sebuah jambangan dapat memiliki berat antara 22 hingga 65 kilogram. Bagian ujung tangkai buah terhubung ke rachis dari infloresensinya. Di sisi berlawanan dari ujung tangkai, terdapat ujung bunga, di mana sisa-sisa bunga mengubah tekstur bagian dalam daging buah di bawah kulit.

Buah pisang digambarkan sebagai "beri berkulit keras." Kulit luar melindungi daging buah dengan serat panjang tipis (bundel vaskular) yang berjalan memanjang antara kulit dan daging bagian dalam yang dapat dimakan. Kulitnya kurang enak dan biasanya dibuang setelah dipisahkan, yang idealnya dimulai dari ujung bunga, meskipun seringkali dimulai dari ujung tangkai. Daging pisang varietas kuning biasa dapat dibelah menjadi tiga bagian sesuai dengan bagian dalam tiga karpel dengan cara merusak buah yang belum terbuka. Pada varietas budidaya, biji yang subur biasanya tidak ada.

TAKSONOMI PISANG 

Genus Musa pertama kali didefinisikan oleh Carl Linnaeus pada tahun 1753. Nama ini kemungkinan berasal dari Antonius Musa, seorang dokter pribadi Kaisar Augustus, atau Linnaeus mungkin mengambilnya dari kata bahasa Arab untuk pisang, mauz. Asal-usul kata Musa kemungkinan berasal dari bahasa-bahasa Trans--New Guinea, yang memiliki kata serupa dengan "#muku"; dari sana, nama tersebut dipinjam ke dalam bahasa-bahasa Austronesia dan menyebar ke seluruh Asia, bersama dengan penyebaran budidaya pisang yang dibawa ke daerah-daerah baru melalui bahasa Dravida di India, dan masuk ke dalam bahasa Arab sebagai Wanderwort. Kata "banana" diperkirakan berasal dari Afrika Barat, kemungkinan dari kata Wolof banaana, dan masuk ke dalam bahasa Inggris melalui bahasa Spanyol atau Portugis.

Musa adalah genus utama dalam keluarga Musaceae. Dalam sistem APG III, Musaceae ditempatkan dalam ordo Zingiberales, bagian dari klad komelinid pada tanaman berbunga monokotil. Pada Januari 2013, World Checklist of Selected Plant Families mengakui sekitar 70 spesies Musa; beberapa di antaranya menghasilkan buah yang bisa dimakan, sementara yang lainnya dibudidayakan sebagai tanaman hias.

Klasifikasi pisang yang dibudidayakan telah menjadi masalah bagi taksonomis. Linnaeus awalnya membagi pisang dalam dua spesies berdasarkan kegunaannya sebagai makanan: Musa sapientum untuk pisang meja dan Musa paradisiaca untuk pisang raja. Seiring berjalannya waktu, lebih banyak nama spesies ditambahkan, namun pendekatan ini tidak memadai untuk jumlah kultivar yang ada di pusat keanekaragaman utama genus ini, yaitu Asia Tenggara. Banyak kultivar ini kemudian diketahui memiliki nama yang sama.

Dalam serangkaian penelitian yang diterbitkan sejak 1947, Ernest Cheesman menunjukkan bahwa Musa sapientum dan Musa paradisiaca yang disebutkan oleh Linnaeus adalah kultivar yang berasal dari dua spesies liar penghasil biji, Musa acuminata dan Musa balbisiana, yang pertama kali dijelaskan oleh Luigi Aloysius Colla. Cheesman menyarankan untuk menghapus spesies Linnaeus dan mengklasifikasikan pisang berdasarkan tiga kelompok kultivar yang secara morfologis berbeda: yang dominan menunjukkan karakteristik botani Musa balbisiana, yang dominan menunjukkan karakteristik Musa acuminata, dan yang memiliki karakteristik keduanya. Peneliti Norman Simmonds dan Ken Shepherd pada tahun 1955 mengusulkan sistem penamaan berbasis genom yang mengatasi banyak masalah dan ketidakkonsistenan dalam klasifikasi pisang sebelumnya berdasarkan pemberian nama ilmiah pada varietas yang dibudidayakan. Namun demikian, beberapa otoritas masih mengakui nama-nama asli ini, yang menyebabkan kebingungannya.

Nama ilmiah yang diterima untuk sebagian besar kelompok pisang yang dibudidayakan adalah Musa acuminata Colla dan Musa balbisiana Colla untuk spesies leluhur, serta Musa paradisiaca L. untuk hibrida keduanya.

Salah satu ciri genetik yang unik pada pisang adalah bahwa DNA kloroplas diwariskan secara maternally, sementara DNA mitokondria diwariskan secara paternally. Hal ini memudahkan studi taksonomi hubungan antar spesies dan subspesies.

Klasifikasi Informal

Di wilayah seperti Amerika Utara dan Eropa, pisang yang dijual dapat dibedakan menjadi pisang manis kecil yang dimakan mentah saat matang sebagai hidangan penutup, dan pisang raja atau pisang masak yang besar, yang tidak harus matang. Linnaeus membuat perbedaan ini saat menamai dua "spesies" Musa. Anggota dari "subkelompok pisang raja" dari kultivar pisang, yang penting sebagai makanan di Afrika Barat dan Amerika Latin, sesuai dengan deskripsi ini, memiliki buah yang panjang dan runcing. Ploetz et al. menggambarkan mereka sebagai "pisang raja sejati", yang berbeda dari pisang masak lainnya.

Pisang masak dari Afrika Timur termasuk dalam kelompok yang berbeda, yaitu pisang dataran tinggi Afrika Timur. Selain itu, petani kecil di Kolombia menanam lebih banyak kultivar dibandingkan dengan perkebunan komersial besar, dan di Asia Tenggara---pusat keanekaragaman pisang, baik liar maupun yang dibudidayakan---perbedaan antara "pisang" dan "pisang raja" tidak berlaku. Banyak pisang yang digunakan baik mentah maupun dimasak. Ada pisang masak yang lebih kecil dibandingkan dengan pisang yang dimakan mentah. Variasi warna, ukuran, dan bentuk pisang jauh lebih beragam dibandingkan dengan yang tumbuh atau dijual di Afrika, Eropa, atau Amerika. Bahasa-bahasa di Asia Tenggara tidak membuat perbedaan antara "pisang" dan "pisang raja" seperti dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, baik pisang Cavendish untuk pisang meja maupun pisang Saba untuk pisang masak disebut pisang di Malaysia dan Indonesia, kluai di Thailand, dan chui di Vietnam. Pisang Fe'i, yang tumbuh dan dimakan di pulau-pulau Pasifik, berasal dari spesies liar yang berbeda. Sebagian besar pisang Fe'i dimasak, namun pisang Karat, yang pendek dan gemuk dengan kulit merah cerah, dimakan mentah.

MANFAAT PISANG UNTUK KESEHATAN 

Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan yang bisa Anda peroleh dengan mengonsumsi pisang secara rutin:

  • Meningkatkan Energi: Kandungan karbohidrat dalam pisang dapat memberikan dorongan energi cepat, membuatnya menjadi camilan ideal bagi mereka yang membutuhkan energi ekstra, terutama sebelum atau sesudah berolahraga.
  • Menjaga Kesehatan Jantung: Kandungan potasium dalam pisang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Hal ini penting untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  • Meningkatkan Pencernaan: Pisang kaya akan serat, terutama serat larut yang disebut pektin, yang dapat membantu memperlancar pencernaan dan mengurangi risiko sembelit.
  • Mendukung Kesehatan Mental: Vitamin B6 dalam pisang membantu tubuh menghasilkan serotonin, neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati dan tidur.
  • Mengontrol Berat Badan: Pisang dapat membantu merasa kenyang lebih lama karena kandungan seratnya yang tinggi. Ini menjadikannya pilihan yang baik untuk mengontrol berat badan.
  • Mencegah Anemia: Pisang mengandung zat besi, meskipun dalam jumlah kecil, yang dapat membantu mencegah anemia dengan meningkatkan produksi sel darah merah.

Pisang adalah buah yang kaya nutrisi dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Dari memberikan energi yang cepat hingga meningkatkan kesehatan pencernaan dan jantung, pisang merupakan pilihan yang sangat baik untuk dijadikan bagian dari pola makan sehat. Dengan berbagai cara mengonsumsinya, pisang bisa dinikmati dalam berbagai bentuk, baik sebagai camilan atau bagian dari hidangan lainnya. Jangan ragu untuk menambahkannya dalam diet harian Anda!

 PISANG UNTUK KOSMETIKA 

Pati adalah polisakarida alami yang memiliki struktur semi-kristalin yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa adalah rantai lurus, sementara amilopektin memiliki struktur rantai bercabang. Pati dapat diekstraksi dari berbagai sumber tanaman, terutama tanaman tropis seperti serealia, umbi-umbian, dan beberapa buah yang belum matang yang memiliki kandungan polisakarida sekitar 60--90% . Pisang adalah buah yang dapat dimakan dengan karakteristik diet yang merupakan sumber penting bagi masyarakat . Pisang adalah buah tropis yang termasuk dalam keluarga botani Musaceae. Musaceae adalah tanaman monokotil herba yang mewakili kompleks hibrida-poliploid dari Musa acuminata (AA) dan Musa balbisiana (BB), dalam bentuk diploid, triploid, dan tetraploid . Secara umum, pisang dengan proporsi tinggi dari M. balbisiana (gen B) cenderung lebih toleran dan menghasilkan lebih banyak pati dibandingkan pisang dengan proporsi tinggi M. acuminata (gen A) . Komponen utama dari pisang hijau adalah pati dengan sekitar 70--80%, berdasarkan berat kering, tetapi ini berubah secara dramatis selama pematangan dari pati menjadi gula.

Di Thailand, pisang disebut "Kluai" dan varietas yang banyak dibudidayakan di Thailand adalah Kluai Namwa (kelompok ABB), Kluai Hom (kelompok AAA), Kluai Khai (kelompok AA), dan Kluai Lep Meu Nang (kelompok AA). Sebagian besar pisang di Thailand dibudidayakan sebagai produk ekonomi untuk konsumsi dan ekspor, dengan perkiraan jumlah ekspor pisang sebesar 27.452 ton pada 2011--2019. Pisang yang rusak atau terlalu kecil akan dipisahkan dan menjadi limbah. Ada upaya untuk memanfaatkan pisang yang dipisahkan ini sebagai pakan ternak, tetapi produk ini memiliki nilai rendah. Produksi pati dari pisang yang dipisahkan dapat meningkatkan perekonomian pisang dan menghilangkan masalah lingkungan. Pati alami memainkan peran penting dalam berbagai industri seperti industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Pati dapat digunakan baik sebagai pati bubuk maupun pati yang digelatinasi. Secara umum, pati memberikan kelembutan ketika digosokkan pada kulit dan dapat meningkatkan kelembutan produk . Pati juga berfungsi sebagai agen pengental, agen pembentuk gel, dan agen penstabil. Agen pengental dari pati efektif dalam menstabilkan emulsi untuk menghindari pemisahan fase. Pati juga digunakan dalam formulasi bubuk, menurut Rincn et al.  pati guapo telah digunakan dalam pembuatan bedak wajah sebagai pengganti talk, dan tingkat kepuasan dievaluasi terhadap formulasi dasar. Pati sagu juga telah digunakan dalam formulasi bedak tubuh. Penilaian kepuasan dari bedak tubuh beraroma dan pendingin yang mengandung pati sagu mirip dengan formulasi komersial. Oleh karena itu, menarik untuk mencari sumber alternatif pati alami sebagai pengganti talk dan digunakan sebagai bahan dalam persiapan kosmetik.

Baru-baru ini, kami telah melaporkan secara preliminer sifat-sifat dasar seperti morfologi, kandungan amilosa, struktur kristalin, dan sifat termal dari M. acuminata (kelompok AAA) [ Dalam penelitian ini, pati pisang dari Namwa (NW), anggota subkelompok sapientum dalam kelompok ABB, diselidiki bersama dan dibandingkan dengan pati HK dalam hal hasil dan sifat-sifatnya. Selain itu, pemanfaatan pati sebagai bahan dalam formulasi kosmetik juga dijelaskan.

FORMULASI KOSMETIK

Saat ini, tren penggunaan bahan alami dalam industri kosmetik semakin meningkat. Konsumen menuntut bahan alami untuk menggantikan bahan sintetis karena bahan sintetis dapat memiliki efek negatif pada kesehatan. Oleh karena itu, untuk memenuhi permintaan konsumen, industri kosmetik perlu mengembangkan produk kosmetik yang berbasis bahan alami. Menurut penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa asbes dapat ditemukan dalam bedak yang mengandung bedak talk, yang berdampak negatif pada sistem pernapasan dan berkontribusi pada kanker ovarium. Saat ini, formulasi bedak telah dikembangkan untuk mengandung lebih sedikit talk dengan menggantinya dengan pati alami. Persiapan dasar bedak dipilih karena permukaan granula pati yang halus dan kelembutannya saat diaplikasikan pada kulit, sebuah studi pendahuluan dilakukan pada bedak tubuh dan bedak padat.

Bedak tubuh dan bedak padat yang mengandung HK atau NW dengan rentang 5 hingga 20% telah disiapkan. Ditemukan bahwa produk dengan komponen pati dalam rentang 5 hingga 15% memberikan sentuhan yang halus dan lembut mirip dengan formulasi dasar, sedangkan pada kadar lebih dari 15%, sentuhan tersebut kurang halus dan lembut. Bedak tubuh HK dan NW 15% menunjukkan warna kuning muda  dengan aroma pisang ringan. Untuk bedak padat HK dan NW 15%, mereka menunjukkan warna beige (Gambar 9) karena adanya pewarna lain dalam formula, dengan aroma pisang ringan. Ditemukan bahwa ketika pati HK atau NW ditambahkan ke dalam formulasi, hal tersebut memberikan kelembutan dan dapat digunakan sebagai pengganti bedak talk. Uji sensori pada sukarelawan perlu dilakukan lebih lanjut. Selain itu, sifat aliran bedak tubuh yang mengandung 15% HK dan NW mirip dengan formulasi dasar (Tabel 3). Dari hasil ini, pati HK dan NW memiliki potensi untuk digunakan sebagai pengganti talcum dalam persiapan dasar bedak. Namun, pati HK dan NW perlu dimodifikasi untuk mengurangi penyerapan airnya, yang dapat meningkatkan kelembutan produk ketika digunakan dalam jumlah lebih tinggi pada formulasi bedak.

Buah pisang yang belum matang dari Musa acuminata (Musa AAA; Hom Khieo) dan Musa sapientum L. (Musa ABB; Namwa) yang tumbuh di Chiang Rai (Thailand) digunakan untuk ekstraksi. Hasil pati yang diperoleh adalah 16,88% untuk Hom Khieo (HK) dan 22,73% untuk Namwa (NW) berdasarkan berat buah pisang yang belum matang dan dikupas. Kandungan amilosa pada HK dan NW masing-masing adalah 24,99% dan 26,23%. Morfologi granula pati berbentuk oval dengan bentuk memanjang untuk granula besar dan berbentuk bulat untuk granula kecil. HK dan NW menunjukkan struktur kristalin tipe B dengan kristalinitas masing-masing 23,54% dan 26,83%. Suhu puncak gelatinasi sekitar 77 C dan perubahan entalpi (H) masing-masing adalah 3,05 dan 7,76 J/g. Pati pisang HK dan NW menunjukkan kapasitas penyerapan air 1,27 0,12 g/g dan 1,53 0,12 g/g, serta kapasitas penyerapan minyak 1,22 0,11 g/g dan 1,16 0,12 g/g. Daya pembengkakan pati pisang masing-masing adalah 17,23 0,94 g/g dan 15,90 0,15 g/g, sedangkan persentase kelarutan dalam air masing-masing menunjukkan 26,43 2,50 g/g dan 20,54 0,94 g/g. Pati pisang menunjukkan karakter aliran yang sangat buruk. Pati HK dan NW memiliki potensi untuk digunakan dalam persiapan dasar bedak tanpa mempengaruhi tekstur sensori produk pada kadar maksimal 15% w/w.

BEDAK  DARI BUAH PISANG

Pisang, khususnya pati pisang, telah mulai digunakan dalam industri kosmetik karena berbagai manfaatnya yang baik untuk kulit. Beberapa manfaat utama pisang dalam produk kosmetik antara lain:

Pelembab Alami: Pisang kaya akan vitamin dan mineral, termasuk kalium, yang dapat membantu menjaga kelembapan kulit dan memberikan hidrasi. Pati pisang dapat digunakan dalam masker wajah atau lotion untuk membantu menghidrasi kulit kering.

Sumber Antioksidan: Pisang mengandung vitamin C dan vitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan tanda-tanda penuaan dini.

Mengatasi Kulit Kusam: Pisang juga dapat membantu mencerahkan kulit dan mengurangi kulit kusam. Kandungan vitamin A pada pisang dapat membantu mempercepat regenerasi sel kulit, yang berkontribusi pada kulit yang lebih cerah dan sehat.

Mengurangi Peradangan: Pisang memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu menenangkan kulit yang teriritasi, seperti dalam produk untuk kulit sensitif atau jerawat.

Pati Pisang dalam Kosmetik: Pati pisang, yang berasal dari pisang yang belum matang, memiliki tekstur halus dan dapat digunakan sebagai pengganti bahan lain seperti talc dalam bedak kosmetik, membantu memberikan kelembutan dan kekuatan penyerapan minyak tanpa efek negatif yang sering kali ditemukan pada bahan sintetis.

Secara keseluruhan, pisang merupakan bahan alami yang dapat memberikan berbagai manfaat untuk perawatan kulit, dan kini semakin banyak produk kosmetik yang mulai mengadopsinya sebagai bahan utama atau tambahan.

APA ITU BEDAK PISANG?

 Pertama-tama, apa sebenarnya bedak pisang itu? Saat melihatnya, bedak pisang ini cukup mudah dikenali karena warnanya yang kuning lembut mirip dengan pisang matang. Bedak ini digunakan untuk memberikan kulit tampilan cerah dan hasil akhir matte yang sempurna. Berbeda dengan bedak setting transparan yang sering kali tidak berwarna (tapi itu akan jadi bahasan di lain waktu!), bedak pisang memiliki warna kuning yang membantu mengoreksi warna untuk lingkaran hitam di bawah mata serta kemerahan (ya, keduanya bisa ditangani!) sambil tetap memberikan tampilan yang alami pada kulit.

Kenapa Anda Membutuhkan Bedak Pisang?

 Seperti yang telah disebutkan, bedak pisang bisa digunakan sebagai setting powder untuk tampilan flawless dan untuk mencerahkan lingkaran hitam di bawah mata, yang sangat berguna jika Anda memiliki masalah dengan hiperpigmentasi periorbital, bedak pisang juga bisa membantu meratakan penampilan garis-garis halus!Anda juga bisa menggunakannya untuk meng-set concealer, meskipun semakin bertambah usia, saya jadi lebih jarang menggunakan setting powder untuk kulit saya.

Namun, jika Anda memiliki kulit berminyak, bedak pisang bisa jadi sahabat sejati yang membantu menyerap minyak berlebih dari area T-zone atau bagian wajah yang berminyak. Bedak ini juga mengurangi kilap sepanjang hari. Untuk Anda yang memiliki warna kulit lebih hangat, bedak pisang bisa digunakan sebagai kontur atau bronzer yang subtle tanpa terlihat mencolok.

Apa Bedanya Bedak Pisang dengan Bedak Transparan Biasa?

 Selain kemampuannya sebagai setting powder, bedak pisang juga memberikan koreksi warna tambahan, selain mengatur tampilan matte dan melembutkan kulit. Hal ini berkat warna kuning yang kaya pada bedak ini.

Dalam teori warna, bedak pisang bisa berfungsi sebagai color corrector untuk area gelap, lingkaran hitam, dan bahkan noda atau jerawat setelah Anda menutupi dengan concealer.

Sementara bedak transparan biasanya berwarna putih, bedak pisang jelas berwarna kuning. Dan jujur saja, bedak pisang lebih cocok untuk banyak orang dibandingkan bedak transparan yang terkadang meninggalkan tampilan kapur atau jejak putih di wajah,

Cara Menggunakan Bedak Pisang

Untuk menggunakan bedak pisang, cukup ambil kuas berbulu lebar atau kuas bedak kecil, dan tepuk-tepukkan untuk menghilangkan kelebihan bedak.. Kemudian, sapukan bedak dengan lembut di bawah mata untuk meng-set foundation atau concealer Anda dan mencerahkan area tersebut.

Anda juga bisa mengaplikasikannya di area lain untuk mengurangi kilap atau memberi sedikit kehangatan pada warna kulit. Pastikan untuk meratakannya dengan baik agar tampak natural dan tidak cakey. Ingat, sedikit bedak sudah cukup!

Sebagai alternatif kuas, Anda bisa menggunakan beauty blender atau puff bedak kecil untuk mengaplikasikan bedak pisang. Gunakan gerakan menekan atau menggulung agar bedak bisa menyerap dengan baik pada foundation dan concealer, memberikan hasil set yang lebih maksimal dibandingkan dengan kuas.

Produk Bedak Pisang Terbaik

Salah satu bedak pisang terbaik yang sangat populer adalah Ben Nye Banana Powder, yang sudah menjadi favorit di dunia makeup selama bertahun-tahun.! Ben Nye Banana Powder adalah bedak halus yang memberikan koreksi warna luar biasa dan meng-set makeup untuk hasil akhir yang tahan lama.

Maybelline New York juga memiliki bedak pisang yang sangat bagus, yaitu Lasting Fix Finishing Powder, yang terjangkau dan mudah ditemukan di banyak apotek. Saya juga menyukai Makeup Revolution Banana Baking Powder

Produk bedak pisang favorit lainnya adalah Laura Mercier Translucent Loose Setting Powder dalam warna "Translucent Honey," yang sedikit lebih gelap dari bedak pisang tradisional dan sangat cocok untuk kulit dengan warna medium.

Meskipun namanya terdengar lezat, bedak pisang adalah produk yang benar-benar wajib ada dalam koleksi makeup Anda. Dari mencerahkan lingkaran hitam hingga meng-set makeup agar tahan lama, bedak pisang bisa melakukan semuanya.

Jadi, lain kali Anda sedang berbelanja makeup, baik secara langsung maupun online, cobalah bedak pisang dan rasakan sendiri mengapa produk ini begitu populer di kalangan makeup artist dan penggemar makeup.  Moga bermanfaat ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun