Di Indonesia, setelah berkembang pesat, sebagian besar jenis mangga yang banyak ditanam adalah spesies Mangifera indica L., dengan varietas-varietasnya antara lain arumanis, golek, gedong, manalagi, gedong, dan cengkir. Jenis lain yang juga tumbuh di Indonesia adalah kemang dan kweni.
Mangifera indica, yang lebih dikenal sebagai mangga, adalah spesies tanaman berbunga hijau abadi dalam keluarga Anacardiaceae. Ini adalah pohon buah yang besar, yang dapat tumbuh hingga ketinggian dan lebar 30 meter (100 kaki). Ada dua populasi genetik yang berbeda pada mangga modern -- "jenis India" dan "jenis Asia Tenggara."
M. indica adalah pohon hijau abadi dengan ukuran sedang hingga besar yang tingginya bisa mencapai 10 hingga 45 m Kulit pohonnya digambarkan berwarna merah kecoklatan hingga abu-abu dengan tampilan seperti retakan superfisial, dan daun-daunnya bervariasi ukurannya Daun-daunnya lebih lebar di bagian dasar, meskipun kedua ujungnya meruncing ke arah ujung  Daunnya digambarkan sebagai lonjong linier dan lanset-elips. Ada sekitar 3000 hingga 5000 bunga kecil dalam setiap tandan bunga pohon tersebut yang warnanya merah muda kekuningan dan hijau kekuningan dengan bintik merah dan ungu pada kelopaknya
Nandwani 2015; Huda et al. 2015). Buahnya diklasifikasikan sebagai drupa dengan ukuran, berat, dan warna yang bervariasi. Buah mangga memiliki tiga komponen: (1) eksokarp adalah kulit luar halus buah yang berubah warna saat matang dari hijau menjadi kuning atau merah-oranye; (2) mesokarp, yang juga disebut sebagai daging buah mangga, awalnya padat, tetapi melunak saat buah matang menghasilkan serat-serat lembut yang berwarna kuning-oranye; dan (3) endokarp berbentuk oval tunggal yang juga dikenal sebagai biji atau inti mangga.
Secara umum, buah mangga merupakan sumber yang baik untuk karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, mineral, dan karotenoid Selain rasa manis dan nilai gizi, berbagai bagian dari M. indica, seperti kulit pohon, kayu dalam, daun, kulit buah, daging buah, dan biji, memiliki kegunaan etnomedisin dalam sistem pengobatan tradisional dan lokal (misalnya Ayurveda, Siddha, dan Unani) untuk mengobati berbagai penyakit manusia. Negara-negara seperti Bangladesh, Benin, Brasil, Kepulauan Canary, Kuba, Fiji, Ghana, Guyana, Haiti, India, Madagaskar, Mali, Nikaragua, Nigeria, Pakistan, Peru, Senegal, Sri Lanka, Tanzania, dan Tonga menggunakan komponen mangga untuk mengobati berbagai penyakit, seperti anemia, malaria, diare, gangguan lambung, gangguan hati, batuk, jaundice, anemia, perdarahan, luka, dan diabetes (Ediriweera, Tennekoon, dan Samarakoon 2017). Efek terapeutik mangga kemungkinan disebabkan oleh, tetapi tidak terbatas pada, sifat antioksidan, antiinflamasi, imunomodulatori, antimikroba, antibakteri, antivirus, antifungal, antiparasit, antialergi, antipiretik, antispasmodik, hipotensif, kardiotonik, hipolipidemik, antidiarrheal, gastroprotektif, hepatoprotektif, dan antitumor dari berbagai fitokimia yang ada dalam M. indica
Sebagian besar tinjauan sebelumnya memberikan gambaran umum tentang berbagai aplikasi etnofarmakologi, berbagai sifat farmakologis, dan potensi terapeutik multifaset dari M. indica (Shah et al. 2010; Burton-Freeman, Sandhu, dan Edirisinghe 2017; Ediriweera, Tennekoon, dan Samarakoon 2017; Lauricella et al. 2017; Batool et al. 2018). Beberapa artikel berfokus pada senyawa dari bagian anatomi tertentu dari pohon mangga, misalnya atau fitokimia tertentu, misalnya mangiferin atau penyakit yang terkait dengan stres oksidatif (Sells, Villa, dan Rastrelli 2015). Meskipun ada banyak laporan eksperimen individu mengenai efek antikanker dari berbagai komponen dari pohon mangga, hingga saat ini, belum ada tinjauan komprehensif dan kritis tentang data penelitian yang tersedia mengenai pencegahan dan intervensi kanker oleh berbagai komponen bioaktif dari M. indica. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara kritis literatur yang tersedia untuk memberikan gambaran lengkap tentang potensi pencegahan dan terapi kanker dari M. indica dengan penekanan pada mekanisme molekuler aksi.
SENYAWA POLIPENOL PADA MANGGA
Senyawa Fenolik
Senyawa fenolik merupakan metabolit sekunder yang penting dan dapat dibagi menjadi asam fenolik dan polifenol. Senyawa-senyawa ini biasanya terikat dengan kelompok gula, terikat pada satu atau lebih gugus fenolik, atau dapat ditemukan dalam bentuk turunan ester atau metil-ester. Mangga merupakan salah satu sumber utama senyawa fenolik ini.
Asam Fenolik