Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Metazoa (2) #3

13 September 2018   17:15 Diperbarui: 9 September 2020   18:06 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reno mengedarkan pandangan, menatap penghuni kampung seluas jangkauan pandang. Sementara itu, aku menatapnya dengan mata terpejam dan hati penuh kecemasan.

Reno mengangguk-angguk. Aku tidak berharap dia paham.

"Oh iya, ini daftar sekolah yang setuju untuk ikut kontribusi."

Reno menyodorkan selembar kertas. Delapan sekolah dasar, lima PAUD, dan empat sekolah menengah. Lebih dari cukup untuk memicu keramaian kembali.

Masih tanpa ekspresi, aku memandangi langit. Merasakan rintik sejuk turun menyegarkan harapan kami. Kenyataan yang terlalu indah memang sulit diterima sebagai realita.

Tapi, aku harus siap menyambut mereka.

***

Pagi sekali, kampung wisata menjelma cantik layaknya pengantin wanita. Penuh dekorasi bunga, pita, dan balon berbagai warna. Beberapa relawan lama mendapat panggilan spesial untuk melengkapi kemeriahan ini.

Anak-anak, para guru, dan orangtua memenuhi lapangan rumput. Antusias berkeliling dan bermain bersama para penghuni kampung. Untuk sejenak ini, sekuat tenaga kuhalau hantaman godam dari masa lampau. Jika rencana ini berjalan baik, Pak Wira sepakat menyerahkan kampung wisata pada kami.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Pak Wangsa, menunjuk tujuh balon berbentuk huruf. Berwarna emas. Tingginya sekitar satu meter. M-E-T-A-Z-O-A. Terpajang rapi, semanis pagar ayu di gerbang utama.

"Satu kerajaan dan satu naungan. Itu kan maksud kamu?" Reno menyodorkan gelang anyaman bertuliskan kata yang sama. Aku tidak bisa menahan senyum. Tak kusangka ia paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun