"Tadi yang pas awal kita mau naik, ternyata aku masih liat hantu wanita berbaju merah itu masih ada, terus pas pulang aku juga masih liat habis itu ilang. Tadi, pas ditangga, itu sebenarnya aku sengaja ngerokok, karena ada yang ngikutin dan dia minta rokok ya aku turutin."
"Terus, pas naik sama turun tadi di pos kenapa berenti, yang pertama emang dia yang nyuruh kita berenti dan yang kedua aku cuma bakar rokok doang terus aku tinggalin abis itu ajak kamu turun. Nah pas, di atas itu kan ada batu gede, ada kakek-kakek duduk disitu dia bilang jangan naik lagi ke atas dan kebetulan kamu juga minta turun."
"Lalu, daun-daun yang bergerak itu disana ada seorang perempuan yang memang sengaja mengalihkan perhatian kamu dan bagusnya kamu tidak berpengaruh dan ketika kita turun kamu sempat hampir terpeleset itu karena ada yang mendorong kamu."
"Dan, kakek-kakek itu yang sengaja membuat kamu mengeluh terus karena dia tidak ingin kita naik, karena sudah diperingati dari awal kita gak boleh naik, kita tetap naik. Mungkin sebabnya karena si hantu wanita berbaju merah itu atau ada gesekan energi antara mereka. Makanya kita gak dibolehkan naik."
Bulu kuduk saya semakin merinding, merasakan bahwa memang ada yang memperhatikan saya, namun saya mencoba positif thingking dan saya memutuskan untuk tidur. Namun, selama beberapa jam saya mencoba tidur, tetap saja cerita itu sampai terbawa ke dalam mimpi dan membuat saya tak bisa terlelap hingga pagi.
Dan, yang masih menjadi misteri kemanakah si hantu wanita berbaju merah itu ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H