Diperjalanan pulang, awalnya biasa saja. Bahkan, kami bertemu banyak orang dan pendaki yang ingin naik ke puncak gunung kapur tersebut. Namun, ketika kami sedang mengantri untuk turun.
Mata saya tertuju pada sebuah daun yang bergerak tidak senada yang sebelah kiri ke arah atas dan sebelah kanan ke arah bawah seperti berlawanan padahal saat itu sedang tidak ada angin yang berhembus. Sangat tidak masuk akal bukan ?
Lalu, saya memberitahukan kepada doi, dan doi bilang abaikan saja. Lalu, setelah itu tiba-tiba saya hampir terjatuh dan berpegangan pada pundak doi. Dan, doi melihat ke arah saya. Namun, saya hanya berpikir positif mungkin memang tanahnya licin, jadi saya terpeleset.
Kami kembali melanjutkan perjalanan hingga kembali lagi ke pos dan doi minta berhenti kembali dan membakar rokok, lalu meninggalkannya di pos tersebut.
Saya bertanya kembali namun dia tetap bilang nanti akan cerita setelah pulang.
Setelah, selesai kami turun dan ke arah tempat tiket untuk memberikan tiket jaminan kecelakaan ketika berwisata dan setelah itu kami ke parkiran.
Hantu wanita berbaju merah itu ikut kesini dan sekarang hilang
Singkat cerita sebelum kami pergi ke gunung kapur, sehari sebelumnya doi main ke rumah ngapel seperti biasa. Namun, doi mengeluh bahwa badannya tidak baik-baik saja, pegal-pegal dan merasa lemas.
Tidak lama kemudian doi pamit pulang. Saya begitu jengkel karena pulangnya terlalu cepat, maklum kami bertemu hanya seminggu sekali. Lalu, setelah doi sampai di rumah, ia memberitahu bahwa ada hantu wanita berbaju merah yang ikut bersamanya. Terakhir, ia melihatnya di pabrik tempatnya bekerja, namun setelah itu menghilang dan dia tidak sadar bahwa hantu tersebut ikut bersamanya sampai ke rumah. Tempat kerja doi di jakarta dan rumahnya di bogor.
"Aku sengaja pulang lebih cepat, karena emang satu badan aku bener-bener gak enak dan dua aku takut hantu itu nyaman di rumah kamu dan tinggal disitu. Makanya mending aku bawa pulang lagi."
"Lagian, pulang bawa jurig (setan)."
Bercerita semua yang terjadi di perjalanan menuju puncak gunung kapur
Doi bercerita ketika sudah sampai di rumah malam harinya lewat chat. Ini membuat bulu kuduk saya merinding dan merasa seperti di awasi di dalam kamar padahal hanya ada saya.