"Iya, Ren, aku memaafkanmu." Kataku walau hatiku terasa sakit.
"Terima kasih, Kinan, terima kasih sudah pernah ada dalam hidupku."
Rendy kemudian menggenggam jemariku dan kubalas dengan sebuah senyuman sembari memandang senja dari balik jendela kaca sugar cafe. Senja itu adalah senja terakhir yang kunikamti bersamanya sebagai kekasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!