“Daeng keberatan?”
“Aku tidak berhak keberatan atas apapun. Pikir ulanglah Alila.”
“Tidak. Aku sudah mantap. “
“Bapak dan Bunda?”
“Bapak dan Bunda melarang. Tapi aku sudah memutuskan. Aku mau jadi wartawan. Aku terus.”
“Meskipun Bapak dan Bunda melarang?.”
Aku mengangguk cepat. Tak ada ragu. Dia menghela nafas sangat panjang.
“Jika kedua orang tuamu pun tidak bisa menghentikan langkahmu, apalagi aku. Berapa lama aku harus menunggumu?”
“Entah.”
“Alila?”
“Aku tidak tahu. Apakah Daeng merasa harus menungguku?“