Sebelum kongres, K.H. Abdul Wahab Chasbullah meminta agar delegasi mendesak Raja Ibnu Sa'ud untuk memberlakukan kebebasan bermadzhab di Hijaz. Para pemuka CCC sepertinya tidak memperhatikan usulan itu dan cenderung mendukung paham Wahabi. Pendekatan K.H. Abdul Wahab Chasbullah terhadap tokoh-tokoh CCC pun gagal. Pada saat penyelenggaraan kongres CCC di Bandung, K.H. Abdul Wahab Chasbullah tidak hadir karena ayahnya sakit keras dan kemudian wafat. NU banyak berperan dalam pengembangan pendidikan berbasis pesantren dan pendidikan formal melalui lembaga pendidikan Daarul Ma'arif. NU juga banyak berperan dalam pengembangan ekonomi umat dan ilmu pengetahuan Islam di Indonesia.
6. Â Â Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia didirikan pada tahun 1908 oleh orang-orang Indonesia yang berada di Belanda, antara lain R.P. Sosro Kartono, R. Husein Djoyodiningrat, R.M Noto Suroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Mula-mula organisasi itu bernama Indische Vereeniging.
Awalnya Indische Vereeniging memiliki tujuan untuk mengurus kepentingan bersama orang-orang Indonesia yang berada di Belanda. Organisasi ini juga merupakan tempat untuk berdiskusi terhadap apa yang sedang dialami oleh Bangsa Indonesia yang berada dalam kekuasaan Pemerintah Jajahan Hindia Belanda.
Pasca Perang Dunia I perasaan anti kolonialisme dan imperialisme di kalangan pemimpin Indische Vereeniging semakin menonjol. Pada perkembangannya Indische Vereeniging semakin progresif dengan mengubah pergerakannya ke dalam dunia politik. Tujuan organisasipun berubah, yaitu untuk berjuang memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab pada rakyat Indonesia.
Indische Vereeniging kian berkembang pesat setelah Chung Hwa Hui, organisasi mahasiswa Indonesia keturunan Tionghoa menggabungkan diri tahun 1917. Pada tahun 1922, Indische Vereeniging berubah menjadi Indonesische Vereeniging. Pada 3 Februari 1925, nama Indonesische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Organisasi ini semakin disegani di kalangan organisasi-organisasi sejenis di kalangan negara terjajah. Perjuangan Indische Vereeniging didukung oleh penerbitan buklet. Pergerakan PI dalam bidang politik semakin tegas. Perjuangannya pun semakin kuat sesudah Iwa Koesoemasoemantri terpilih sebagai ketua pada tahun 1923. Perhimpunan Indonesia bergerak berdasarkan tiga asas, di antaranya sebagai berikut.
a. Â Indonesia menentukan nasib tanpa campur tangan pihak lain
b. Â Indonesia akan bersatu untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan Belanda
c. Â Indonesia akan belajar secara mandiri untuk dapat mencapai persatuan yang digunakan sebagai alat melawan kolonialisme Belanda
Kegiatan PI meningkat menjadi nasional-demokratis dan meninggalkan sikap untuk tidak bekerja sama dengan penjajah. PI juga sering mengikuti kegiatan nasional dan internasional dengan menunjukkan sikap anti kolonial. Pada Kongres I di Berlin 1927, PI mengirimkan wakil diantaranya Moh. Hatta, Nazir Pamondjak, Gatot dan A. Subardjo. Namun setelah Kongres kedua dan Perhimpunan indonesia keluar dari liga, PI mendapatkan reaksi keras dari Belanda.