" Heh Bi apa-apaan lo langsung nodong gue, nyolot lo..!!"
mereka berdua beradu mulut aku coba melerainya, tapi mereka berdua malah balik memaki ku, dan menegaskan bahwa kini kita hidup masing-masing tanpa ada yang boleh menyentuh kamar siapa pun.
Aku kaget, Aku tidak tau harus berbuat apa, sahabat kini kalian berubah, kalian acuhkan aku, kalian tak lagi perhatikan aku, kini aku merindukan ayah ibu :'(
..
Malam ini aku di temani Kang Ujang meminum secangkir kopi di teras depan, namun tiba-tiba kawan-kawan Isal berlarian berhamburan keluar rumah dan pergi menghilang. Aku panik dan mengambil langkah seribu menuju kamar Isal dan ku dobrak pintunya.
kutemukan tubuh sahabat ku Isal yang tergeletak dikamar kosnya dengan mulut berbusa dan jarum suntik yang masih menancap di tangannya.
” Isaaaaaaallll….!!! ” teriak ku.
Dengan tubuh gemetar ku coba angkat badan sahabatku yang sudah tidak bergerak.
” oh Tuhan bukan ini yang aku mau ” jerit ku dalam hati.
Kang Ujang mencabut jarum suntik yang masih menancap, Abi pun tiba-tiba sudah ada dimulut pintu kamar Isal dengan menggunakan boxer dan telanjang dada juga teman wanitanya yang menutupi sebagian badanya dengan selimut lagi-lagi wanita yang berbeda dan mereka terpaku.
"CARI TAKSI!!!" suruh ku kepada Abi.