Aku memergokinya, Abi nampak kaget begitu pula wanita itu. Aku menegur nya dan meminta penjelasan kepadanya karna aku tahu ini bukan lah Abi, Aku menjelaskan semua tentang Ika namun yang ku dapat hanya tanggapan dinginnya.
" gue udah tau, terus kenapa? dia juga temennya Ika, sekarang gue lagi jatah dia" ucap Abi enteng.
apaa??? jatah?? Abi ku sudah gila, kucoba jelaskan kepadanya kalau ini tidak wajar namun yang kudapat malah cacian dari mulut seorang Abi.
" udah deh bawel lo ya sekarang Ben! lo urus kuliah lo sendiri deh, ini urusan gue dan lo ga berhak ikut campur. Dan 1 lagi, seenggaknya gue enggak kaya Isal !!" caci Abi.
" Hah Isal??? kenapa Isal?" tanya ku khawatir.
" Lo liat aja kelakuannya sekarang ! " singkat Abi lalu pergi dari hadapan ku dengan wanita itu.
Aku kalut, aku coba mencari Isal di kampus ku kelilingi kampus dan ku temukan ia di sudut taman bersama teman-teman satu jurusannya sedang asik menghisap sesuatu tapi aku jamin itu bukan lah rokok. kulihat tangan Isal memegang aqua gelas dan aku jamin itu bukan lah air putih, karena warnanya merah ke ungu-unguan. Perlahan ku dekati kerumunan itu dan memanggil Isal.
" Sal..balik yuk!" ajak ku.
suasana hening seketika lalu tiba-tiba teman-teman Isal mulai tertawa terbahak-bahak mengejek Isal yang aku ajak pulang, Isal pun langsung mendekati ku dan menarik ku menjauh dari teman-temannya lalu memaki ku seperti Abi tadi dan aku disuruhnya pulang lebih dulu.
Aku shock, mengapa sahabatku berubah, kenapa mereka acuh terhadapku, kenapa mereka malu aku dekati, mana kebersamaan itu, mengapa semua perlahan pudar? Kepala ku sakit bukan main pandangan ku kabur. Tiba-tiba sebuah tangan menahan ku agar tidak terjatuh, ternyata Arya teman sekelas ku, ia menawarkan mengantar ku kedokter namun ku tolak, selangkah aku meninggalkannya namun pandangan ku blur, kembali Arya memaksa ku dan aku menurutinya.
**