Setelah kejadian itupun Bima dan Pak Suryono menyelinap memasuki rumah Pak Somad kemudian mereka berdua menggeledah dan mengambil beberapa surat sebagai bukti bahwa Pa Somad sudah beberapa kali melakukan kegiatan Korupsi disisi lain Bima mendengar suara Pa Somad yang sedang mengobrol dengan anak buahnya yang menjadi mata-mata dia pun mendekati dan merekam kegiatan tersebut disana Pa Somad sedang berpesta dengan perempuan merayakan kemenanganya karena setelah mengancurkan reputasi kampung Rengsek dengan memfitnah Bima dan Dwi maka reputasi Pa Umar sebagai Rw akan turun karena tidak bisa menjaga nama baik kampung. Dengan cara itu maka tidak ada lagi yang akan bersaing menyaingi Pa Somad pada pemilihan Kepala Desa bulan depan.
Setelah berhasil merekam dan mengumpulkan bukti Bima pun mengimkan surat kepada polisi melalui Pos Surat yang ada dikampung untuk datang ke kampung Rengsek esok hari. Malam harinya Bima mencari mata-mata Pa Somad dengan menyeludup lalu Bima memberikan obat pingsan yang dikasih oleh Pa Suryono dan mengikat kedua mata-mata itu di tiang tengah lapangan kampung Rengsek.
Pada hari Jum’at pukul 08.00 pagi Bima pun berdiri dengan beberapa polisi dibelakangnya para warga pun berkumpul pada hari itu bima mulai bersiap-siap untuk melakukan pembelaan.
“Wahai masyaraat kampung Rengsek aku kembali untuk menuntut keadilan kepada kalian” ucap Bima
“Hei tukang zina kamu tidak punya masih kembali ke kampung Rengsek atas pencemaran yang sudah kamu lakukan” Teriak Pa Somad
“Aku disini tidak merasa malu dan bersalah karena aku tidak melakukan zina, justru pelaku zina dan perampas uang rakyat ialah orang yang telah memfitnahku dialah Pak Somad” ucap Bima
Pak Somad seketika mulai kaget dan panik dengan perkataan Bima
“Aku bicara disini bukan sekedar omong kosong dan disini aku punya banyak bukti ini dia rekaman yang aku rekam, ini surat tranksaksi dan ini kedua orang mata-mata yang disuruh Pak Somad untuk memfitnahku agar apa? Agar semata-mata kampung Rengsek ini tidak maju dan Pa Umar tidak menjadi Naik menjadi calon Kepala Desa bulan depan. Atas kepentingan politik dia melakukan semua kebiadaban ini. Silahkkan cek bukti dan introgasi Pak polisi. Ucap Bima dengan penuh amarah.
Polisi pun mengecek dan mengintrogasi bukti-bukti dan bukti tersebut valid dengan di introgasinya dua mata-mata Pa Somad. Atas semua bukti tersebut Pa Somad mencoba lari dan Polisi mengejar dengan melayangkan beberapa tembakan. Para warga pun meminta maaf kepada Bima dan ia pun diterima lagi di kampung Rengsek dengan Dwi.
Setelah itu beberapa berlalu hari senin pagi Bima sudah saatnya untuk pulang ke kota karena tugasnya sudah berakhir atas bapak Umar pun memeluk erat dan berterima kasih atas perjuangan memperbaiki nama baik kampung Rengsek karena kedatangan Bima kampung rengsek ini bisa menjadi maju dan bersih dan berkat jasanya Pa Umar pun di angkat menjadi Kepala Desa karena bisa dipercaya untuk memberikan perubahan dan tanggung jawab. Masyarakat kampung pun sedih akan kepergian Bima anak-anak kecil, ibu-ibu mulai memeluk penuh dengan tangisan akan kepergian sosok pahlawan yang berjuangan untuk mereka. Setelah berpisah dengan masyarakat kampung iapun menemui rumah kakek Suryono untuk meminta pamit.
“Kakek Nenek dimana Dwi?” tanya Bima