2. FRAUD DIAMOND
Teori Fraud Diamond merupakan penyempurnaan dari teori Fraud Triangle. Teori ini menjelaskan keterkaitan antara empat elemen utama yang menjadi faktor penyebab seseorang melakukan kecurangan, yaitu incentive (dorongan), opportunity (kesempatan), rationalization (pembenaran), dan capability (kapabilitas).
Empat Elemen Fraud Diamond:
- Incentive (Dorongan)
Dorongan muncul akibat tekanan atau kebutuhan tertentu yang dialami individu. Faktor ini dapat berasal dari keserakahan atau keinginan memenuhi kebutuhan mendesak, yang pada akhirnya mendorong individu untuk melakukan kecurangan.
- Opportunity (Kesempatan)
Kesempatan terjadi karena kelemahan dalam sistem pengendalian internal organisasi atau perusahaan. Pelaku kecurangan (fraudster) sering memanfaatkan celah ini, baik melalui kewenangan yang dimiliki maupun pengetahuan tentang kelemahan dalam sistem tersebut.
- Rationalization (Pembenaran)
Elemen ini merujuk pada upaya pelaku untuk mencari alasan atau pembenaran terhadap tindakannya. Pelaku meyakinkan dirinya bahwa tindakan kecurangan tersebut dapat diterima, misalnya dengan anggapan bahwa itu adalah hak mereka atau tindakan tersebut diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.
- Capability (Kapabilitas)
Kapabilitas mengacu pada kemampuan pribadi seseorang untuk melaksanakan kecurangan. Kemampuan ini meliputi keahlian, pengalaman, atau keberanian yang memungkinkan mereka memanfaatkan peluang dan menghindari deteksi.
3. FRAUD CROWE PENTAGON
Fraud Pentagon Theory adalah pengembangan lebih lanjut dari Fraud Triangle dan Fraud Diamond, dengan menambahkan dua elemen baru, yaitu competence (kompetensi) dan arrogance (arogansi), pada elemen yang telah ada sebelumnya: pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), dan rationalization (pembenaran). Teori ini diperkenalkan oleh Crowe Howarth pada tahun 2011.
Berikut adalah penjelasan elemen dalam Fraud Pentagon:
- Pressure (Tekanan): Dorongan yang memotivasi seseorang untuk melakukan kecurangan, seperti kebutuhan keuangan mendesak, gaya hidup yang berlebihan, atau target pekerjaan yang tidak realistis.
- Opportunity (Kesempatan): Kesempatan yang tercipta karena lemahnya kontrol internal atau kurangnya pengawasan, yang memberikan peluang bagi seseorang untuk melakukan kecurangan tanpa terdeteksi.
- Rationalization (Pembenaran): Proses mental di mana pelaku kecurangan membenarkan tindakannya agar terlihat wajar atau sah menurut dirinya sendiri.
- Competence (Kompetensi): Kemampuan pelaku untuk memanfaatkan kelemahan sistem, merencanakan, dan melaksanakan kecurangan dengan efektif. Kompetensi mencakup pengetahuan dan keahlian untuk mengeksploitasi celah pengendalian internal.
- Arrogance (Arogansi): Sikap merasa superior atau keyakinan bahwa aturan tidak berlaku untuk dirinya. Pelaku dengan arogansi tinggi percaya bahwa mereka berhak melakukan kecurangan karena status atau posisinya.
4. Fraud Hexagon Theory