Torie berteriak dan meneteskan air mata untuk memohon pada Kakek tua itu. Torie sudah buntu, Ia tidak tahu harus bagaimana jika Ia tidak berhasil mendapatkan jawaban dari Sang Kakek. Sang Kakek pun menangis menyikapi Torie. Mendengar teriakan dan permohonan Torie semakin membuat Kakek merasa teriris hatinya. Torie pun masih tidak mengerti apa itu tandanya. Namun luluhlah Sang Kakek. Kakek tua itu menceritakan semua yang terjadi pada enam belas tahun yang lalu.
Kakek tua : " Ibumu adalah wanita tercantik di Dunia ini. Ia wanita yang lembut dalam bersikap dan bertutur kata. Ayah mu selalu membawanya kemana pun Ia pergi. Suatu hari, Ayah mu pergi bersama ibumu ke suatu pedalaman. Saat itu istana sedang diguncang oleh gangguan sihir dari penyihir jahat yang sangat benci kepada Ayah mu karena kejayaannya membuat penyihir itu sangat begitu iri pada Raja Altariert."
Torie : " Lalu kemana Ibuku?"
Kakek tua : " Penyihir jahat itu tidak puas walaupun sudah menghancurkan istana. Ia mencari Ayah mu sampai dapat. Saat itu kejadiannya di hutan. Merta, ia adalah sahabat baik ibu mu yang sudah dianggap seperti bagian dari Kerajaan. Merta selalu menemani Ibumu. Dan Sanbia selalu menggendong mu kemana pun ibu dan ayah mu pergi."
Torie : " Apa yang terjadi pada Ibuku Kakek, cepat katakan."
Kakek tua : " Hingga akhirnya penyihir itu menemukan kalian, Ia berusaha membunuh ayah mu dengan kekuatannya. Sampai akhirnya penyihir berhasil mengambil Kau dari pangkuan Sanbia. Penyihir itu hendak menghabisi mu. Ayah mu tidak bisa berbuat apa-apa, Ia diborgol dengan sihir. Ibu mu menangis-nangis ketakutan. Saat sinar jahat keluar dari tangan penyihir untuk membunuhmu ibumu bergerak cepat mengambil mu dari nenek sihir itu. Sampai akhirnya sinar kematian mengenai raga ibu mu."
Torie terdiam dan meneteskan air mata.
Kakek tua : " Saat itu ibu mu tidak bisa bertahan lama, dan Ia hanya menitip pesan bahwa ayahmu harus menikah dengan Merta."
Torie berlari secepat mungkin dari hutan ke istana. Dengan perasaan yang begitu sakit akan penyesalannya dan kesedihan dengan semua kenyataan yang sudah Ia ketahui .
***
Di istana, Merta dan Sanbia sangat mengkhawatirkan akan kepergian Torie. Merta langsung meminta prajurit untuk menjemput Raja.