Mohon tunggu...
M. Nova Burhanuddin
M. Nova Burhanuddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya mahasiswa yang sedang menempuh studi keislaman di Universitas Al-Azhar Mesir. Semoga Kompasiana ini dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi dan pengetahuan yang menarik dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksistensialisme Maqashid Syariah

26 Juni 2016   04:35 Diperbarui: 26 Juni 2016   08:24 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[22] Muhammad ath-Thahir bin ‘Asyur, op. cit.,hlm. 5.

[23]Ibid, hlm. 7. Bandingkan dengan asy-Syathibi, al-Muwâfaqât fî Ushûl asy-Syarî’ah, op. cit.,hlm. 8, 10, 2; Di sana Dr. Muhammad Abdullah Darraz sebagai komentator al-Muwâfaqât juga menyatakan bahwa kemunculan al-Muwâfaqât seolah melengkapi bagian yang selama ini hilang dari Ushul Fiqih, yakni bagian Maqashid Syariah, sehingga tidak hanya berisi seputar istinbath dan istidlal hukum. Namun pandangan ini, menurut penulis, mungkin dari perspektif yang umum saja, karena meskipun aura Maqashid Syariah kental sekali dalam al-Muwâfaqât, tapi pembahasan selain itu juga banyak namun dengan tetap menghindarkan yang tidak bersentuhan langsung dengan istinbath dan istidlal hukum.

[24] Imam al-Haramain, al-Burhân fî Ushûl al-Fiqh, tahqiq: Dr. ‘Abd al-‘Azhim ad-Dib,op. cit.,hlm. 53.

[25] Muhammad ath-Thahir bin ‘Asyur, ibid.,hlm. 5.

[26] Yakni tiga hukum akal: wajib, mustahil, jaiz.

[27] Bukan kulliyyât asy-syarî’ah.

[28] Asy-Syathibi, al-Muwâfaqât fî Ushûl asy-Syarî’ah,ta’liq: Dr. Muhammad Abdullah Darraz, op. cit.,hlm. 21-22.

[29] Ibid.,hlm. 9. Namun menurut Dr. ‘Abd al-Latif Ahmadi ar-Ramjahi metode khas asy-Syathibi adalah al-istiqrâ` al-ma’nawî yang menurutnya merupakan gabungan metode istiqrâ` ala Yunani dengan konsep tawâtur ma’nawî dalam Islam. Lihat Dr. ‘Abd al-Latif Ahmadi ar-Ramjahi, Wujûh at-Tafkîr al-Ibdâ’î fî al-Manhaj al-Istiqrâî wa Dauruhu fî Tathwîral-‘Ulûm asy-Syar’iyyahDirâsah Tahlîliyyah, Kairo: Dar as-Salam, 1433/2012, cet. I, hlm. 162-163.    

[30] Muhammad ath-Thahir bin ‘Asyur, Maqâshid asy-Syarî’ah al-Islâmiyyah, op. cit.,hlm. 6.

[31] Ibid.,hlm 6.

[32] Ibid.,hlm. 6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun