Bila terjadi demikian, kurikulum menjadi elitis. Kemerdekaan ada di pihak pemerintah. Satuan pendidikan tidak memiliki pilihan lain selain pelaksana.Â
Pemerintah dalam situasi khusus darurat dapat mengambil perannya untuk memberi arah kebijakan pendidikan nasional. Terkait hal ini, kita memiliki pengalaman melewati situasi sulit ketika pandemi covid-19 melanda dunia.
 Kebijakan belajar menjadi fleksibel. Penetrasi kehadiran teknologi informasi dan teknologi semakin memberi kemudahan dan kemerdekaan bagi seluruh warga sekolah melaksanakan pembelajarannya.Â
Kreativitas dan inovasi sungguh muncul. Ada dinamika kehidupan, bukan stagnansi di satuan pendidikan. Bila pengalaman itu telah kita lewati dan baik, lantas mungkinkah era merdeka belajar akan berganti di era pemerintahan baru?Â
Penutup
Menurut saya, era kurikulum merdeka melahirkan banyak inspirasi. Inspirasi merdeka belajar adalah lahirnya fleksibilitas dalam menentukan perihal apa yang paling diperlukan, apa yang perlu diketahui, dan mimpi masa depan yang bisa disiapkan dari sekarang.Â
perihal "Apa" yang dimaksudkan adalah akademik, budaya/karakter dan life skills. Dalam konteks ini, kita tetap menaruh harapan akan suatu jalan ke masa depan yang lebih baik di era kepemimpinan baru menteri Abdul Mu'ti.Â
Meskipun akhir-akhir ini, berbagai berita mengungkapkan menteri baru akan meninjau ulang kebijakan Merdeka Belajar dan Ujian Nasional. Kita percaya perubahan adalah keniscayaan. Satu-satunya hal yang tidak akan pernah berubah sepanjang dinamika kehidupan adalah perubahan itu sendiri.Â
Tentu saja kita semua memiliki harapan akan idealisme tertentu. Hal terpenting yang dibutuhkan adalah kemampuan menyesuaikan diri. Kemampuan adaptasi atas segala kemungkinan perubahan itu sendiri. Selamat menyongsong perubahan. Selamat bertugas pak Mentri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H