"Mau nanya gak? atau mau nyari aja?" (tukang parkir sambil senyum-senyum)
"ha ha ha..iya pak, nanya deh...di mana museumnya?" ( seraya menahan malu).
"ha ha ha..ibu belok kanan...terus aja...agak di tengah, nanti sebelah kanan ya.."(tukang parkir dengan maklum).
Kami belok kanan dari arah yang semula salah tadi. Ternyata masuk ke pasar! Jalanannya sempit dan becek pula. Di kiri dan kanan penuh penjual mulai dari kue basah, ikan, buah, sayur mayur, ayam mentah sampai ayam matang berbumbu, daging sapi sampai daging babi.
Dengan kondisi pasar tradisional yang seadanya ini tentu saja pasar sangat tidak nyaman, kotor, becek dan bau.
Sambil bertanya-tanya dalam hati, di mana museumya? sudah sampai belum? atau jangan-jangan sudah terlewat! Sembari mata tetap jelalatan dan kepala sibuk tolah toleh melihat isi dagangan di kiri dan kanan.
Secara tak sengaja mata saya tertumbuk pada tulisan kecil diatas kertas yang ditempel di dinding sebuah bangunan kuno dan cukup "kumuh", jam buka : Senin - Jumat....bla bla bla. Spontan saya bertanya pada seorang bapak penjual barang kelontong persis di depan pintu pagar bangunan,
"Pak...ini museumnya?",
"Iya bu..betul"
"Belum buka ya pak?"
"Belum bu...nanti jam sepuluh".