Pendidikan yaitu merupakan pembelajaran untuk memperluas ilmu pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan yang dilakukan dengan cara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara memberikan pengajaran, pelatihan bahkan dengan penelitian. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam pembelajaran pada setiap individu untuk menjadi individu yang lebih baik lagi.
Menurut Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara mendefinisikan bahwa pendidikan "pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Jadi, pendidikan itu sangatlah penting bagi semua manusia karena dengan adanya pendidikan manusia dapat memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, memiliki prinsip dan keyakinan pada dirinya sendiri dan memiliki kepribadian yang baik.
Menurut plato, pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan. Pendidikan direncanakan serta memiliki program menjadi tiga tahapan dengan tingkat usia tahap pertama adalah pendidikan yang diberikan kepada murid hingga sampai dua puluh tahun, dan tahap kedua, dari usia dua puluh tahun sampai tiga puluh tahun, sedangkan tahap ketiga, dari tiga puluh tahun sampai usia empat puluh tahun.
Pembelajaran tematik yaitu bentuk model pembelajaran terpadu yang digabungkan menjadi suatu konsep dalam beberapa materi, pelajaran atau bidng studi menjadi satu tema atau topic pembahasan tertentu sehingga adanya integrasi antara pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memugkinkan siswa aktif menemukan konsep dan prinsip keilmuan secara holistic, bermakna serta otentik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar lebih baik dan lebih bermakna. ( Majid 2014)
Prinsip-prinsip pembelajaran tematik :
Holistic, gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak
Bermakna. Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar-skema yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Otentik. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.
Aktif. Pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiry discovery dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.
Media pembelajaran yaitu merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, informasi atau materi dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu menarik perhatian dan minat untuk belajar para peserta didik.Â
Menurut Gagne dan Briggs (1975) mengatakan bahwa media pembelajaran mencangkup alat-alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi dalam bahan ajar tersebut. Alat ini bisa berupa gerafik, visual, elektronik serta audio yang digunakan untuk mempermudah informasi yang diberikan. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menciptakan kondisi belajar yang nyata. Dengan menggunakan media pembelajaran, pesan yang abstrak dapat diubah menjadi pesan yang beton.
Seiring berkembangnya zaman dan semuanya serba teknologi ini, media pembelajaran dengan digital ini dapat dijadikan suatu alternatif bagi guru guna untuk mempermudah mengemas materi dengan pembelajaran yang lebih menarik pada anak. Pembelajaran menggunakan media digital dapat memfasilitasi anak untuk dapat belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi (Munir, 2017). Adanya fasilitas yang disediakan oleh media tersebut, peserta didik dapat belajar kapanpun dan dimanapun.Â
Materi yang dipelajari lebih bervariasi dan tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, teks, audio, dan gerak. Untuk mendukung semua ini berbagai kerangka kerja, model, literasi telah dikembangkan selama bertahun-tahun untuk membimbing guru agar berusaha membangun keterampilan digital pada anak didiknya (Falloon, 2020).
Penggunaan media digital juga didukung oleh sebuah penelitian yang melaporkan bahwa banyak anak usia prasekolah yang sudah mahir menggunakan iPad tanpa bantuan atau arahan (Mourlam et al., 2019). Mereka dapat membuka, menutup, dan mengubah aplikasi, bermain game yang mendidik, dan mengambil gambar/foto.Â
Di sisi lain, orangtua memiliki pandangan jika penggunaan media digital mampu meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi, pengetahuan agama, dan beragam fenomena yang terjadi di sekitar anak (Ihmeideh & Alkhawaldeh, 2017). Karakter tampilan yang berwarna, bersuara, dan bergerak pada media digital membuat anak memperoleh beragam manfaat dari penggunaan media digital. Oleh karena itu, dua situasi ini dapat dijadikan oleh guru sebagai alasan utama pemilihan media digital di zaman sekarang ini.
Sudjana dan Rivai (2013:2) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu:
Mengajar akan menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Makna materi pelajaran akan lebih jelas sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa siswa, dan memungkinkan siswa untuk lebih menguasai tujuan pembelajaran.
Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak hanya narasi verbal melalui kata-kata guru. Agar siswa tidak bosan, dan guru jangan sampai kehabisan tenaga apalagi saat guru mengajar setiap pelajaran.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena tidak hanya mendengarkan deskripsi guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Media pembelajaran dapat meningkatkan proses dan hasil pengajaran adalah tentang taraf berfikir siswa. Hal tersebut juga sejalan dengan teori perkembangan mental Piaget, yang menambahkan bahwa terdapat tahap perkembangan mental seorang individu. Tahap manusia berfikir mengikuti tahap perkembangan berfikir dari kongkrit menuju abstrak.
Tujuan dari penerapan media powerpoint yaitu mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan sehingga siswa tertarik dengan media yang disampaikan.
Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Tahfizh Qur'an Al-Jabar Kec. Telukjambe Barat Kab. Karawang, pada siswa kelas 4.
Observasi dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 13 April 2023 dan 17 Mei 2023 di SDIT Tahfizh Qur'an Al-Jabar Kec. Telukjambe Barat Kab. Karawang.
Pokok materi yang disampaikan pada kelas 4 yaitu tema 8 subtema 3 mata pelajaran bahasa indonesia. membahas tentang penokohan dalam sebuah cerita. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara Kesatuan Republik Indonesia, fungsi yang sangat dominan dalam segala aspek didalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Indonesia yaitu merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan pada pendidikan sekolah dasar (SD). Karena itu, guru dituntut agar mampu atau dapat mengembangkan pembelajran agar siswa dapat mencapai komptensi dasar yang sudah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan serta minatnya. Bagi guru yaitu untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa.Â
Tujuan umum pembelajaran bahasa adalah memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosiaonal peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari seluruh bidang studi. Dengan pembelajaran bahasa Indonesia ini memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya serta kesusastraan merupakan salah satu cara untuk menuju pemahama.
Pada penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan batasan pada ranah kognitif, pada penelitian ini yang bermaksud mendeskripsikan terkait situasi atau kejadian yang sesuai dengan keadaan lapangan. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu desktiptif kualitatif dengan batasan pada ranah kognitif. Peneliti secara langsung meneliti tentang konsep media pembelajaran berbasis PowerPoint pada pembelajaran tematik terpadu.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
- Observasi
- Teknik observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang praktik pembelajaran yang dilakukan guru, dan kompetensi guru dalam menerapkan media powerpoint dalam pembelajaran tematik terpadu.
- Wawancara
- Wawancara dilakukan kepada guru yang mempraktikkan pembelajaran tematik dengan menggunakan media power point. Kegiatan wawancara juga untuk mengetahui kendala yang dihadapi serta upaya guru dalam mengatasi kendala tersebut.
- Dokumentasi
- okumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang berbagai peristiwa dalam proses pembelajaran melalui foto, dokumen berupa media powerpoint yang digunakan guru.
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian untuk mebantu keterlaksanaan pengumpulan data. Instrumen untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa: Lembar/pedoman observasi kepada guru, dan pedoman wawancara. Pedoman observasi berisi tentang deskripsi kompetensi guru di sekolah dasar dalam mengimplementasi pembelajaran menggunakan media powerpoint. Pedoman wawancara berisi tentang pertanyaan terkait kendala dan upaya guru dalam mengatasi kendala saat implementasi media.
Adapun model analisis yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam menganalisis data. Data yang diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisis deskritif kualitatif yaitu dengan cara data yag diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dideskritifkan secara menyeluruh. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian.
Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan. Setelah melakukan wawancara, peneliti membuat transkip hasil wawancara dengan cara memutar kembali rekaman wawancara kemudian menuliskan kata- kata yang sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara kedalam transkip, selanjutnya peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang tidak diperlukan. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diperlukan selama penelitian, yang akan dijadikan sebagai penguat dari sumber data utama.Â
Menurut Galang Surya Gumilang, (2016), memaparkan bahwa dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumen yang diambil dalam penelitian ini, yaitu slide pembelajaran atau foto proses pembelajaran, absensi peserta didik, dan data hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu dan foto-foto dari MI Â sebagai bukti penelitian yang telah dilakukan.
Teknik Analisis Data penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman, menurut Sugiyono (2019), dalam (Hariyanti, 2021), Menyebutkan langkah-langkah teknik analisis data model Miles dan Hubermen, yaitu data reduction, data display, dan verification.
Reduksi data. Pada suatu penelitian pasti akan mendapat data yang banyak dan beragam, karena itulah diperlukan analisis data. Reduksi data ini dilakukan dengan memilih data yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
Penyajian Data. Data merupakan suatu cara untuk memperlihatkan data mentah sehingga terlihat perbedaan antara data yang diperlukan dalam penelitian dan data yang tidak diperlukan. Sedangkan fungsi dari display adalah untuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi serta merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan dengan yang telah dipahami.
Kesimpulan dan verifikasi adalah suatu kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, serta dapat berubah jika tidak diemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung data yang dikumpulkan, tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan pengumpulan data, maka kesimpulan yang kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada 16 Mei 2023 yang terletak di SDIT Al-Jabar Dusun Pasir Jengkol, Desa Karangmulya, Kecamatan Teluk Jambe Barat Karawang. peneliti melihat bahwa guru tersebut dalam pembelajarannya tidak menggunakan media pembelajaran yang efektif dan menarik. Karena, guru tersebut hanya menggunakan buku pelajaran dalam menjelaskan materi tersebut dan metode pembelajaran yang dilakukan juga hanya ceramah dan tanya jawab.
Dalam pembelajaran berlangsung, guru yang menggunakan media konvensional ini membuat siswa tidak fokus apa yang guru jelaskan, seperti ada yang mengobrol, ada yang melihat luar kelas, mencoret-coret buku, dan kegiatan lain yang dimana anak tersebut tidak memperhatikan guru. Dapat dilihat dari media pembelajaran konvensional yang guru tersebut lakukan membuat motivasi semangat belajar anak menurun. Tetapi, ada sebagian siswa yang tetap memperhatikan sang guru menjelaskan bahkan menjawab beberapa pertanyaan sang guru. Tetapi itu, hanya sebagian dari seluruh siswa di dalam kelas.
Biasanya yang kurang memperhatikan guru menjelaskan itu lebih sering atau banyaknya itu siswa laki-laki, tetapi saat observasi ternyata siswa laki-laki menyimak penjelasan guru. Sedangkan siswa perempuan, melakukan aktivitas sendiri.Â
Maka dari itu, media pembelajaran konvensional ini tidak menyetarakan semangat belajar siswa. Tidak hanya dari media pembelajarannya saja tetapi juga dari metode pembelajarannya. Dalam menjelaskannya pun guru hanya duduk di kursi guru dan tidak melakukan gerakan yang membangun semangat siswa dalam menyimak materi sang guru. Maka dari itu, peneliti menyimpulkan bahwasanya media pembelajaran konvensional yang dilakukan guru tersebut hanya sebagai formalitas dalam mengajar dan tidak membangkitkan semangat belajar siswa.
Pendidikan di era sekarang, sudah mulai meningkat dikarenakan beriringan dengan teknologi atau digitalisasi. Apalagi, sebelumnya seluruh dunia mengalami sebuah wabah penyakit yaitu Covid-19, yang dimana pembelajaran di seluruh dunia terutama di Indonesia dilakukan di dalam rumah masing-masing. Otomatis, tiap instansi pendidikan melakukan cara agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik serta siswa masih mendapatkan pembelajaran walaupun dilakukan di dalam rumah. Pembelajaran yang dilakukan tiap guru ini bekerjasama dengan digitalisasi atau teknologi. Maka dari itu, banyak cara pembelajaran atau media pembelajaran yang dilakukan menggunakan digitalisasi.
Maka dari itu, pembelajaran di saat ini walaupun sudah tidak ada pandemic, tetaplah pembelajaran ini dibarengi oleh digitalisasi. Seperti, media pembelajaran digital yang mungkin bisa dijadikan penerapan pembelajaran di dalam kelas. Manfaat media pembelajaran digital tidak hanya untuk siswa, tetapi manfaatnya ini juga akan dirasakan oleh guru. Manfaat untuk guru, mempermudah menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan macam-macam media pembelajaran digital.
Tidak hanya itu, manfaat pada siswa membuat mereka lebih semangat dalam belajar, karena ada inovasi baru yang dilakukan sang guru, materi yang disampaikan lewat media pembelajaran digital juga lebih mudah dipahami, serta semua permasalahan yang diatas dapat teratasi.
Faktor yang mungkin bisa menjadi evaluasi bagi pihak sekolah dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada media pembelajaran digital ini harus di fasilitasi dengan baik oleh pihak sekolah, seperti disiapkan infocus atau jaringan yang baik, dan sebagainya. Agar guru-guru kelas pun dapat menggunakan media pembelajaran digital tanpa hambatan. Dengan begitu, tujuan sekolah dalam melahirkan generasi yang milenial terwujud.
Penelitian ini memfokuskan dalam keaktifan siswa dalam pembelajatan tematik terpadu, yang mana bertujuan untuk melihat kemajuan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar dan mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki beberapa tahapan yaitu; pertama, guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran.
Kedua, guru melakukan standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dan standar isi. Ketiga, membuat hubungan antara kompetensi dasar dan indikator tema. Keempat, membuat jaringan kompetensi dasar. Kelima, menyusun silabus tematik. Kelima, menyusun silabus tematik. Keenam, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik.
Temuan penelitian yang peneliti lakukan di lapangan yaitu penggunaan media power point yang digunakan oleh guru sudah memenuhi dalam pembuatan power point yang menarik sehingga guru secara mudah menyampaikan materi dengan media tersebut. Media power point ini sangat menarik, sehingga siswa sangat antusias dalam belajar. Siswapun bekerjasama dengan baik selama proses belajar berlangsung.
Temuan penelitian yang dilakukan di kelas IV SDIT Al-Jabar yaitu; pertama, peneliti melihat power point yang telah dibuat oleh guru dan menyiapkan siswa agar siap dalam pembelajaran. Kedua, menghidupkan laptop dan infocus. Ketiga, menyampaikan materi dengan bantuan bahan ajar yang dimiliki peserta didik seperti buku tematik. Keempat, diskusi dan tanya jawab seputar materi yang disampaikan.Â
Terakhir, penutupan kegiatan pembelajaran. Penggunaan media power point ini tidak hanya sebagai media saja, tetapi juga bisa digunakan untuk tugas-tugas yang ada. Ketika menggunakan media ini di dalam kelas sangat membantu guru dalam pembelajaran dan dapat melihat antusias siswa dalam pembelajaran berlangsung.
Kekurangan dan kelebihan dalam penggunaan power point, ada beberapa kekurangan penggunaan media power point yang peneliti temukan di kelas IV SDIT Al-Jabar sebagai berikut :
Error aplikasi yangdigunakan serta gejala teknis dari kelistrikan. Misalnya terjadinya listrik mati yang menyebabkan proses pembelajaran terhambat.
Kurangnya sarana prasarana seperti laptop dan proyektor yang terbatas.
Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dengan power point.
Siswa masih ada yang tidak fokus dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru kelas IV SDIT Al-Jabar, dapat dikatakan bahwa kendala-kendala yang terjadi di lapangan dapat diatasi oleh guru maupun pihak sekolah  terutama kepala sekolah juga memberikan andil dalam mengatasi kendala penerapan media pembelajaran yaitu dengan mengirimkan guru-guru untuk mengikuti pelatihan pembuatan bahan ajar dan media pembelajaran, pelatihan dalam bidang computer dan jaringan internet. Selain kekurangan, power point juga memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
Menarik minat dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
Tampilan menarik yang didesain sebaik mungkin seperti ditambahkan gambar animasi atau videosesuai dengan tingkat sekolah dasar.
Menghemat waktu pembelajaran karena materi yang disampaikan secara utuh dan ringkas.
Memudahkan siswa memahami materi.
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunakaan media yang baik dan gaya belajar yang baik pula, maka keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat meningkat. Dengan perkembangan zaman saat ini, sebagai guru kita harus dapat menyesuaikan materi yang diajarkan dengan media yang digunakan. Seperti dalam penelitian ini, peneliti melihat guru menerapkan media power point dalam pembelajaran tematik terpadu untuk melihat keaktifan siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada 16 Mei 2023 yang terletak di SDIT Al-Jabar Dusun Pasir Jengkol, Desa Karangmulya, Kecamatan Teluk Jambe Barat Karawang. peneliti melihat bahwa guru tersebut dalam pembelajarannya tidak menggunakan media pembelajaran yang efektif dan menarik. Karena, guru tersebut hanya menggunakan buku pelajaran dalam menjelaskan materi tersebut dan metode pembelajaran yang dilakukan juga hanya ceramah dan tanya jawab.
Dalam pembelajaran berlangsung, guru yang menggunakan media konvensional ini membuat siswa tidak fokus apa yang guru jelaskan, seperti ada yang mengobrol, ada yang melihat luar kelas, mencoret-coret buku, dan kegiatan lain yang dimana anak tersebut tidak memperhatikan guru. Dapat dilihat dari media pembelajaran konvensional yang guru tersebut lakukan membuat motivasi semangat belajar anak menurun. Tetapi, ada sebagian siswa yang tetap memperhatikan sang guru menjelaskan bahkan menjawab beberapa pertanyaan sang guru. Tetapi itu, hanya sebagian dari seluruh siswa di dalam kelas.
Biasanya yang kurang memperhatikan guru menjelaskan itu lebih sering atau banyaknya itu siswa laki-laki, tetapi saat observasi ternyata siswa laki-laki menyimak penjelasan guru. Sedangkan siswa perempuan, melakukan aktivitas sendiri.Â
Maka dari itu, media pembelajaran konvensional ini tidak menyetarakan semangat belajar siswa. Tidak hanya dari media pembelajarannya saja tetapi juga dari metode pembelajarannya. Dalam menjelaskannya pun guru hanya duduk di kursi guru dan tidak melakukan gerakan yang membangun semangat siswa dalam menyimak materi sang guru. Maka dari itu, peneliti menyimpulkan bahwasanya media pembelajaran konvensional yang dilakukan guru tersebut hanya sebagai formalitas dalam mengajar dan tidak membangkitkan semangat belajar siswa.
Pendidikan di era sekarang, sudah mulai meningkat dikarenakan beriringan dengan teknologi atau digitalisasi. Apalagi, sebelumnya seluruh dunia mengalami sebuah wabah penyakit yaitu Covid-19, yang dimana pembelajaran di seluruh dunia terutama di Indonesia dilakukan di dalam rumah masing-masing. Otomatis, tiap instansi pendidikan melakukan cara agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik serta siswa masih mendapatkan pembelajaran walaupun dilakukan di dalam rumah. Pembelajaran yang dilakukan tiap guru ini bekerjasama dengan digitalisasi atau teknologi. Maka dari itu, banyak cara pembelajaran atau media pembelajaran yang dilakukan menggunakan digitalisasi.
Maka dari itu, pembelajaran di saat ini walaupun sudah tidak ada pandemic, tetaplah pembelajaran ini dibarengi oleh digitalisasi. Seperti, media pembelajaran digital yang mungkin bisa dijadikan penerapan pembelajaran di dalam kelas. Manfaat media pembelajaran digital tidak hanya untuk siswa, tetapi manfaatnya ini juga akan dirasakan oleh guru. Manfaat untuk guru, mempermudah menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan macam-macam media pembelajaran digital.
Tidak hanya itu, manfaat pada siswa membuat mereka lebih semangat dalam belajar, karena ada inovasi baru yang dilakukan sang guru, materi yang disampaikan lewat media pembelajaran digital juga lebih mudah dipahami, serta semua permasalahan yang diatas dapat teratasi.
Faktor yang mungkin bisa menjadi evaluasi bagi pihak sekolah dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada media pembelajaran digital ini harus di fasilitasi dengan baik oleh pihak sekolah, seperti disiapkan infocus atau jaringan yang baik, dan sebagainya. Agar guru-guru kelas pun dapat menggunakan media pembelajaran digital tanpa hambatan. Dengan begitu, tujuan sekolah dalam melahirkan generasi yang milenial terwujud.
Evaluasi Hasil
Penelitian ini memfokuskan dalam keaktifan siswa dalam pembelajatan tematik terpadu, yang mana bertujuan untuk melihat kemajuan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar dan mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.Â
Pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki beberapa tahapan yaitu; pertama, guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran. Kedua, guru melakukan standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dan standar isi. Ketiga, membuat hubungan antara kompetensi dasar dan indikator tema. Keempat, membuat jaringan kompetensi dasar. Kelima, menyusun silabus tematik. Kelima, menyusun silabus tematik. Keenam, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik.
Temuan penelitian yang peneliti lakukan di lapangan yaitu penggunaan media power point yang digunakan oleh guru sudah memenuhi dalam pembuatan power point yang menarik sehingga guru secara mudah menyampaikan materi dengan media tersebut. Media power point ini sangat menarik, sehingga siswa sangat antusias dalam belajar. Siswapun bekerjasama dengan baik selama proses belajar berlangsung.
Temuan penelitian yang dilakukan di kelas IV SDIT Al-Jabar yaitu; pertama, peneliti melihat power point yang telah dibuat oleh guru dan menyiapkan siswa agar siap dalam pembelajaran. Kedua, menghidupkan laptop dan infocus. Ketiga, menyampaikan materi dengan bantuan bahan ajar yang dimiliki peserta didik seperti buku tematik. Keempat, diskusi dan tanya jawab seputar materi yang disampaikan. Terakhir, penutupan kegiatan pembelajaran.
Penggunaan media power point ini tidak hanya sebagai media saja, tetapi juga bisa digunakan untuk tugas-tugas yang ada. Ketika menggunakan media ini di dalam kelas sangat membantu guru dalam pembelajaran dan dapat melihat antusias siswa dalam pembelajaran berlangsung.
Kekurangan dan kelebihan dalam penggunaan power point, ada beberapa kekurangan penggunaan media power point yang peneliti temukan di kelas IV SDIT Al-Jabar sebagai berikut :
Error aplikasi yangdigunakan serta gejala teknis dari kelistrikan. Misalnya terjadinya listrik mati yang menyebabkan proses pembelajaran terhambat.
Kurangnya sarana prasarana seperti laptop dan proyektor yang terbatas.
Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dengan power point.
Siswa masih ada yang tidak fokus dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru kelas IV SDIT Al-Jabar, dapat dikatakan bahwa kendala-kendala yang terjadi di lapangan dapat diatasi oleh guru maupun pihak sekolah  terutama kepala sekolah juga memberikan andil dalam mengatasi kendala penerapan media pembelajaran yaitu dengan mengirimkan guru-guru untuk mengikuti pelatihan pembuatan bahan ajar dan media pembelajaran, pelatihan dalam bidang computer dan jaringan internet. Selain kekurangan, power point juga memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
Menarik minat dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
Tampilan menarik yang didesain sebaik mungkin seperti ditambahkan gambar animasi atau videosesuai dengan tingkat sekolah dasar.
Menghemat waktu pembelajaran karena materi yang disampaikan secara utuh dan ringkas.
Memudahkan siswa memahami materi.
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunakaan media yang baik dan gaya belajar yang baik pula, maka keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat meningkat. Dengan perkembangan zaman saat ini, sebagai guru kita harus dapat menyesuaikan materi yang diajarkan dengan media yang digunakan. Seperti dalam penelitian ini, peneliti melihat guru menerapkan media power point dalam pembelajaran tematik terpadu untuk melihat keaktifan siswa.
Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan media buku serta metode ceramah dan tanya jawab sehingga masih banyak siswa yang tidak memperhatikan materi, hal itu membuat pembelajaran di kelas kurang efektif. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi salah satunya dengan media power point. Penggunaan media pembelajaran power point terhadap pembelajaran tematik terpadu membantu guru dalam menyampaikan materi serta menarik minat dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.Â
Penggunaannya dilakukan dengan bantuan infokus dan laptop yang ditampilkan pada papan tulis, kemudian guru menjelaskan materi, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dengan siswa. Kekurangan dan kelebihan dalam penggunaan media power point terhadap pembelajaran tematik terpadu di kelas IV SDIT Al-Jabar, diantaranya yaitu kurangnya sarana dan prasarana di sekolah tersebut, kemudian masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran.Â
Kelebihan media powerpoint dapat menarik minat dan perhatian siswa, menghemat waktu, banyak fitur dalam powerpoint serta mempermudah siswa dan guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya media power point siswa memiliki keaktifan belajar, terlihat dari antusias siswa selama pembelajaran berlangsung.
Upaya yang dilakukan guru maupun pihak sekolah dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan mengikuti pelatihan terkait media dan pengembangan bahan ajar. Guru-guru juga dapat mempelajari program baru terkait pembuatan media pembelajaran seperti mengembangkan power point yang dapat diintegrasikan sebagai bahan ajar maupun atau alat evaluasi bagi perkembangan belajar siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H